Pengesahan Terapi Plasma Dimanfaatkan Trump untuk Pikat Calon Pemilih
Pemberian izin untuk terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 dimanfaatkan Presiden AS Donald Trump untuk memperoleh dukungan rakyat AS dalam Pilpres 2020. Jajak pendapat untuk sementara mengunggulkan Joe Biden.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencoba memulihkan kepercayaan para pendukungnya jelang konvensi Partai Republik yang akan berlangsung akhir pekan ini. Peluang terbaik Trump untuk mendapatkan kembali kepercayaan pendukungnya dan calon pemilih jelang pemilihan presiden AS, awal November nanti, adalah tersedianya obat atau vaksin Covid-19 di pasaran serta penanganan dampak ekonomi akibat pandemi. Isu lain yang juga potensial adalah memperluas normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab.
”Kita akan melihat sebuah hal yang akan sangat menggembirakan dan positif. Itulah yang saya inginkan,” kata Trump, mengutip wawancara dengan stasiun televisi FoxNews.
Bersamaan dengan pernyataan tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Minggu (23/8/2020), mengumumkan pemberian izin darurat penggunaan plasma darah pasien Covid-19 yang telah pulih untuk pengobatan penyakit yang telah merenggut lebih dari 175.000 jiwa di AS itu.
Pengumuman FDA itu hanya berselang sehari setelah Trump mencuit via akun Twitter miliknya yang menuding lembaga tersebut mempersulit perusahaan obat untuk mendapatkan sukarelawan dalam proses pengujian vaksin dan terapi. Dia menandai Komisaris FDA Stephen Hahn di dalam cuitan tersebut dan menuding bahwa FDA baru akan mengumumkan pemberian izin darurat setelah pelaksanaan pilpres.
”Jelas mereka berharap untuk menunda jawaban sampai setelah 3 November. Kita harus fokus pada kecepatan dan untuk menyelamatkan jiwa rakyat Amerika,” cuit Trump.
Pemberian izin darurat itu diperlukan Trump untuk membalikkan tudingan yang dibuat oleh kandidat presiden AS dari Partai Demokrat dan para tokoh partai tersebut yang menuduh pemerintahannya kacau balau dalam penanganan pandemi Covid-19. Mantan Presiden AS Bill Clinton bahkan menilai Ruang Oval, yang dulu menjadi tempat untuk menghasilkan kebijakan strategis yang akan membawa kebaikan bagi rakyat AS, di tangan Trump menjadi ruangan yang sebaliknya: membawa kehancuran.
Kepada sejumlah wartawan, Trump menyatakan bahwa terapi plasma konvalesen menunjukkan tingkat keberhasilan yang luar biasa. Namun, sejumlah pejabat kesehatan di pemerintahan mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dalam penerapannya di lapangan.
Trump pun memilih mengalihkan pertanyaan yang ditujukan kepada dirinya tentang kontradiksi antara keputusan itu dan pernyataan sejumlah pejabat otoritas kesehatan, termasuk Dr Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Penyakit Menular dan Alergi, serta Dr Francis S Collins, Direktur Institut Kesehatan Nasional, yang mengkritisi percepatan pemberian izin darurat terapi plasma konvalesen di AS. Trump memilih meninggalkan konferensi pers.
Trump dan kabinetnya mencoba untuk membalikkan hasil sejumlah jajak pendapat dengan menunjukkan kemampuannya menangani pandemi dan dampaknya terhadap rakyat AS. Namun, berdasarkan hasil sejumlah jajak pendapat di atas, Biden menjadi sosok yang lebih diharapkan untuk bisa menangani krisis dan membawa AS ke kondisi yang lebih baik daripada Trump dan Partai Republik.
Jelang konvensi, kritik mendalam tidak hanya dilancarkan oleh Biden dan tokoh Demokrat, tetapi juga saudara kandungnya sendiri. Sebuah rekaman suara saudara perempuannya, Maryanne Trump Barry, yang dikirimkan kepada media ternama AS, The Washington Post, menggambarkan sosok Trump sebagai orang yang kejam, pembohong, dan laki-laki yang tidak memiliki prinsip.
Penasihat senior kampanye Trump, Jason Miller, menanggapi rekaman suara yang beredar tersebut dengan nada tinggi. Dalam wawancara dengan Stasiun Televisi NBC, Miller mengatakan, The Washington Post seharusnya paham situasi kedukaan yang tengah dialami Trump dan keluarganya setelah saudara sang presiden, Robert Trump, wafat.
Pengumpulan massa
Berbeda dengan Demokrat yang melaksanakan konvensinya secara virtual, Partai Republik akan mengundang ratusan massa pendukung setia partai di lokasi konvensi. Trump sendiri akan berada di Gedung Putih saat menerima pencalonannya oleh partai dan berpidato secara virtual.
”Kami menguji semua orang sebelum mereka datang ke Charlotte. Kami telah menguji orang-orang di tempat,” kata petinggi partai, Ronna McDaniel.
Apabila Demokrat mengundang beberapa tokoh Partai Republik untuk berbiara di konvensi, belum terlihat daftar tokoh penting yang akan berbicara pada konvensi Partai Republik. Bahkan, mantan Presiden AS George W Bush, seorang Republikan, diperkirakan tidak akan muncul. Bush menjadi salah satu kritikus paling tajam terhadap performa kepemimpinan Trump di Gedung Putih.