Gempa Bermagnitudo 6,6 Guncang Filipina, Pusat Karantina Korona Rusak
Gempa bumi bermagnitudo 6,6 mengguncang Filipina tengah, menyebabkan kerusakan rumah, jalan, hingga kompleks olahraga yang dijadikan pusat karantina terkait pandemi Covid-19. Ini gempa terkuat dalam 8 bulan di Filipina.
Oleh
Mh Samsul Hadi & Luki Aulia
·3 menit baca
MANILA, SELASA — Gempa berkekuatan 6,6 magnitudo mengguncang wilayah Filipina bagian tengah, Selasa (18/8/2020), hingga menghancurkan rumah dan bangunan, termasuk sebuah rumah sakit dan kompleks olahraga yang dijadikan pusat karantina terkait pandemi Covid-19, jalan, serta pelabuhan di daerah pemukiman nelayan. Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina menyebutkan, titik pusat gempa berada lima kilometer dari kota Cataingan, kota berpenduduk 50.000 jiwa di Provinsi Masbate dengan kedalaman 21 kilometer.
Gempa bumi tersebut merupakan gempa terkuat dalam delapan bulan terakhir di Filipina. Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya satu orang tewas akibat gempa tersebut. Sejumlah rumah warga dan bangunan rusak. Sebagian warga juga mengungsi ke tempat aman. Pejabat Pemerintah Provinsi Masbate, Rino Revalo, mengatakan, jalanan di kota Cataingan yang dekat dengan titik pusat gempa retak-retak.
”Ada satu keluarga yang terjebak reruntuhan rumah dan sedang diselamatkan. Warga sudah kami minta untuk mengungsi ke tempat yang aman,” ujar Revalo.
Badan Geologi AS mencatat, gempa itu terjadi di tenggara Pulau Masbate di wilayah Bicol pukul 08.03. ”Banyak rumah yang rusak,” kata Antonio Clemente, aparat keamanan di Cataingan, kota di Pulau Masbate yang berjarak beberapa kilometer sebelah barat Laut Samar, episentrum gempa.
Reporter radio setempat, Christopher Decamon, mengatakan, dia melihat para petugas tanggap darurat mengeluarkan tubuh seorang pria dari reruntuhan bangunan bertingkat tiga di pinggiran kota Cataingan. Istri pria tersebut selamat tanpa mengalami luka-luka.
”(Gempa itu) benar-benar kuat. Orang-orang kami tengah melakukan siaran saat itu, tetapi mereka lari keluar dari ruangan,” ujar Decamon melalui sambungan telepon kepada kantor berita AFP.
Rodrigo Gonhuran (30), teknisi toko komputer di Cataingan, merasa ini guncangan gempa yang terkuat yang pernah ia rasakan. ”Semua barang di rumah saya porak poranda. Rumah tetangga saya ada yang ambruk dan banyak rumah yang dindingnya retak-retak,” ujarnya kepada kantor berita Reuters.
Kepolisian setempat mengonfirmasi seorang pria tewas dalam peristiwa itu. Administratur Provinsi Masbate, Rino Revalo, kepada radio DZMM mengatakan, pria tersebut adalah pensiunan kolonel polisi. Rumahnya berlantai tiga ambruk akibat gempa. Hingga kini, tidak ada laporan korban lainnya. Petugas penyelamat berupaya membantu para korban.
Kepala Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, Renato Solidum, menyatakan, sampai sejauh ini tidak ada ancaman gelombang tsunami akibat gempa yang timbul karena pergerakan patahan Filipina. Namun, dipastikan akan ada gempa-gempa susulan. Gempa itu terasa sampai ke beberapa provinsi di wilayah Visayas.
Pasien dievakuasi
Revalo mengatakan, para pasien di sebuah rumah sakit setempat dievakuasi keluar dari rumah sakit untuk dibawa ke tenda-tenda karena terdapat retakan di tembok rumah sakit. Menurut Kepala Kepolisian kota Palanas, Kapten Alvin Guerina, evakuasi pasien—termasuk seorang perempuan hamil—dari rumah sakit sebagai langkah hati-hati sekaligus mengantisipasi jika terjadi gempa susulan.
Sedikitnya terjadi 14 kali gempa susulan, yang dicatat Kantor Seismologi Filipina, dengan guncangan terkuat bermagnitudo 3,5.
Revalo, Administratur Provinsi Masbate, mengungkapkan bahwa para ahli bangunan tengah memeriksa kompleks olahraga yang rusak, apakah tempat itu masih layak dijadikan pusat karantina bagi warga yang kembali dari Manila, ibu kota Filipina. Warga setempat yang datang dari Manila diwajibkan tinggal di pusat karantina itu sebagai bagian upaya pencegahan wabah Covid-19.
Filipina, negara berpenduduk 107 juta jiwa, mencatat kasus positif Covid-19 terbanyak di Asia Tenggara dengan lebih dari 164.000 kasus dan 2.681 orang meninggal.
Filipina kerap diguncang gempa karena negara itu berada di dalam wilayah cincin api Samudra Pasifik. Selain gempa, setiap tahun Filipina juga diterjang sekitar 20 topan badai. Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo juga pernah mengguncang Filipina hingga menewaskan sedikitnya 2.000 orang di Filipina utara pada tahun 1990. (REUTERS/AFP/AP)