Uni Emirat Arab Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel
Uni Emirat Arab menjadi negara Arab ketiga, setelah Mesir dan Jordania, yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Hubungan UEA-Israel diresmikan dengan imbalan Israel batal menganeksasi wilayah di Tepi Barat.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·4 menit baca
AFP/JACK GUEZ
Cahaya lampu yang menampilkan bendera Uni Emirat Arab (UEA) dipancarkan ke sebuah gedung pemerintahan di kota Tel Aviv, Israel, Kamis (13/8/2020). UEA dan Israel sepakat menjalin hubungan diplomatik secara resmi dalam kesepakatan yang dimediasi Amerika Serikat.
KAIRO, KOMPAS — Uni Emirat Arab secara resmi mengikuti jejak Mesir dan Jordania sebagai negara Arab ketiga yang secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan melalui pembicaraan lewat telepon, Kamis (13/8/2020), seperti diberitakan kantor berita UEA, WAM, mengumumkan terjalinnya hubungan bilateral resmi UEA-Israel secara penuh.
Seperti halnya Mesir dan Jordania, hubungan resmi UEA-Israel juga mencakup pembukaan kantor Kedutaan Besar UEA di Tel Aviv dan Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, kerja sama keamanan, serta pembukaan penerbangan langsung antara UEA dan Israel.
PM Israel Benjamin Netanyahu dalam akun Twitter-nya menyebut hari Kamis, 13 Agustus 2020, sebagai hari bersejarah. Adapun Presiden Trump melalui akun Twitternya mengungkapkan, Israel setuju membekukan rencana aneksasi atas wilayah di Tepi Barat dengan imbalan terjalinnya hubungan resmi dengan UEA.
Sementara Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed dalam akun Twitter-nya mengungkapkan bahwa telah tercapai kesepakatan antara UEA dan Israel pada hari Kamis dengan imbalan Israel membekukan rencana aneksasinya atas wilayah di Tepi Barat.
MANDEL NGAN/POOL VIA REUTERS/FILE PHOTO
Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Mohammed bin Zayed al-Nahyan menerima kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 19 September 2019.
Sheikh Mohammed bin Zayed dan Netanyahu tengah dirancang untuk bisa bertemu langsung dalam beberapa pekan mendatang guna menandatangani hubungan diplomatik resmi antara UEA dan Israel.
Sebelum diumumkan hubungan resmi UEA-Israel secara penuh itu, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa kedua negara tersebut menjalin hubungan yang kuat dalam beberapa tahun terakhir ini. Beberapa pejabat tinggi Israel sudah biasa mengunjungi kota Abu Dhabi dan Dubai, UEA.
Media lokal di Timur Tengah sering melukiskan hubungan Israel-UEA terakhir ini jauh lebih kuat dibandingkan dengan hubungan Mesir dan Jordania dengan Israel yang terjalin jauh lebih dahulu. Keterangan pers bersama antara Sheikh Mohammed bin Zayed, Netanyahu, dan Trump, seperti dilansir WAM, menyampaikan bahwa terbangunnya hubungan bilateral UEA-Israel secara penuh itu merupakan prestasi diplomasi bersejarah yang akan berandil memperkuat perdamaian di Timur Tengah.
Dikatakan pula, hubungan diplomatik UEA-Israel tersebut menjadi bukti tentang diplomasi dan pandangan cemerlang tiga pemimpin UEA, Israel, dan AS, serta keberanian UEA-Israel merancang jalan baru yang membuka potensi besar di kawasan Timur Tengah.
WAM juga mengungkapkan, delegasi UEA dan Israel akan bertemu langsung beberapa pekan mendatang untuk menandatangani kesepakatan bilateral terkait investasi, pariwisata, keamanan, komunikasi, teknologi, energi, kesehatan, budaya, lingkungan, pembukaan jalur penerbangan langsung antara UEA dan Israel, serta pembukaan kantor Kedutaan Besar UEA di Tel Aviv dan Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi.
Dijelaskan pula, pembukaan hubungan resmi UEA-Israel yang merupakan dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Timur Tengah akan berandil dalam membangkitkan ekonomi, memperkuat inovasi teknologi, dan memperkokoh hubungan antarrakyat di Timur Tengah.
WAM melaporkan, atas permintaan Trump dan didukung UEA, Israel akan membekukan rencana aneksasi wilayah di Tepi Barat, yang tertuang dalam proposal damai AS atau yang dikenal dengan ”Transaksi Abad Ini”. Israel pasca-terbangunnya hubungan diplomatik resmi dengan UEA akan memberi fokus untuk memperkuat hubungan dengan dunia Arab dan Islam.
Kritik Palestina
Akan tetapi, dibukanya hubungan resmi antara UEA dan Israel secara penuh itu mendapat kritik keras dari pihak Palestina yang terakhir ini mengalami ketegangan hubungan dengan Israel. Faksi Hamas menyebut hubungan resmi Israel-UEA itu merupakan pukulan dari belakang dengan mengkhianati darah rakyat Palestina.
Adapun Jihad Islami mengatakan, hubungan UEA-Israel tersebut merupakan tindakan menyerahkan diri yang akan mendorong Israel semakin berani melancarkan aksi teroris terhadap rakyat Palestina, tetapi hubungan UEA-Israel itu tidak akan mengubah hakikat konflik Palestina-Israel.
AP PHOTO/KAMRAN JEBREILI, FILE
Foto dokumentasi tanggal 27 Oktober 2018 ini memperlihatkan Presiden Federasi Gulat, Judo, dan Kickboxing Mohamed Bin Tha’loob Al Derai (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Kebudayaan dan Olahraga Israel Miri Regev.
Salah seorang petinggi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, dalam akun Twitter-nya mengatakan bahwa UEA dan Israel mengalihkan hubungan rahasia kedua negara selama ini menjadi hubungan terbuka dan resmi. Ia berharap UEA tidak mengalami nasib seperti Palestina yang terus dicuri wilayahnya, menderita di bawah pendudukan Israel, antara lain ditandai dengan penghancuran rumah-rumah warga Palestina dan bahkan pembunuhan warga Palestina.
Petinggi PLO yang lain, Abbas Zaki, mengatakan bahwa hubungan diplomatik resmi UEA-Israel telah mengubur proposal damai Arab tahun 2002 yang digagas Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz. Zaki mengimbau, Liga Arab mencabut proposal damai Arab itu karena proposal tersebut dianggap sudah mati suri setelah tercapai kesepakatan damai UEA-Israel.
Kesepakatan damai Arab tahun 2002 itu menegaskan, kesediaan semua negara Arab dan Islam menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Israel, dengan imbalan berdirinya negara Palestina di atas tanah tahun 1967 dengan ibu kota Jerusalem Timur.
Adapun Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dalam akun Twitter-nya mengapresiasi tercapainya kesepakatan damai UEA dan Israel serta langkah Israel membekukan rencana aneksasi wilayah di Tepi Barat. Mesir, selain merupakan negara Arab pertama yang menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Israel pada tahun 1979, kini juga menjadi mitra strategis UEA dalam konteks pertarungan geopolitik di Timur Tengah.