China Melonggarkan Larangan Masuk bagi Warga Eropa
Dengan adanya pelonggaran, sektor pariwisata China dan kawasan bergeliat kembali pada masa normal baru ini. Dampak timbal balik diharapkan Eropa.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
Beijing mengizinkan warga 36 negara Eropa untuk masuk lagi ke China. Kebijakan itu diharapkan bisa membawa keuntungan timbal balik.
BERLIN, RABU — China melonggarkan larangan masuk khusus bagi warga negara dari 36 negara Eropa setelah ribuan warga asing terdampar selama berbulan-bulan.
Kebijakan diambil Beijing, antara lain, untuk memulihkan lagi sektor pariwisata yang terpukul akibat Covid-19 setelah China menutup perbatasannya bagi hampir semua orang asing sejak 28 Maret.
Bahkan, mereka yang sudah memegang surat izin kerja, surat izin tinggal sementara, atau memiliki keluarga yang tinggal di China juga dilarang masuk sejak lebih dari empat bulan lalu.
Kepastian adanya pelonggaran itu disampaikan Kedutaan Besar China di Berlin, Jerman, Rabu (12/8/2020). Beijing akan melonggarkan sejumlah persyaratan birokrasi khusus bagi wisatawan atau warga Eropa yang berharap bisa masuk kembali ke China.
Aturan baru itu mengizinkan pemegang paspor Eropa dari 36 negara, termasuk Perancis, Jerman, dan Inggris, yang memiliki izin tinggal yang valid, mengajukan visa China tanpa surat undangan.
Dengan adanya pelonggaran, sektor pariwisata China dan kawasan bergeliat kembali pada masa normal baru ini. Dampak timbal balik diharapkan Eropa. China adalah salah satu sumber utama pasokan wisatawan bagi Eropa dan juga Asia, termasuk Indonesia.
Merujuk data yang dihimpun perusahaan riset Capital Economics, jumlah wisatawan China yang bepergian ke luar negeri melonjak hampir sepuluh kali lipat sejak 2003.
Sejak Maret lalu, seluruh hotel, restoran, toko, atau pusat perbelanjaan serta daerah tujuan wisata di Eropa dan Asia sepi wisatawan yang umumnya datang dari China.
Karantina wilayah atau penutupan perbatasan telah membuat semuanya itu berubah. Pembukaan kembali wilayah pada masa normal baru ini diharapkan membangkitkan optimisme akan pulihnya sektor pariwisata itu.
Takkan mudah
Namun, meski sudah dilonggarkan, siapa saja yang kembali ke China harus memohon ulang visa mereka karena semua dokumen perjalanan yang dikeluarkan sebelum pandemi Covid-19 dibatalkan.
Sebelumnya, China hanya mengizinkan pekerja asing terlatih untuk kembali ke China dengan surat undangan resmi khusus. Proses ini memakan waktu lama.
Pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China, Senin lalu, menyebutkan, pemegang paspor Eropa yang memenuhi kualifikasi diizinkan mengajukan visa China tanpa biaya.
Namun, siapa saja yang datang dari luar tetap harus menjalani tes Covid-19, dikarantina selama 14 hari, dan mencari tiket pesawat. Tampaknya ini takkan mudah karena jumlah penerbangan ke China menurun tajam. Jikapun ada, harganya sangat mahal.
Terkait dengan penerbangan, China mulai mencabut ketentuan kuota penerbangan dari setiap maskapai yang masuk China. Maskapai Air France, contohnya, diizinkan mengoperasikan hanya tiga penerbangan setiap minggu antara China dan Perancis mulai akhir Agustus mendatang.
Kasino
Setelah kini Pemerintah China mengumumkan rencana membuka diri lagi, Makau, pusat kasino terbesar di dunia, bersiap menerima kembali pengunjung mulai 23 September yang akan datang. Namun, kunjungan masih terbatas untuk warga China saja.
Badan Imigrasi Nasional China menyebutkan, warga lokal diperbolehkan mengajukan visa bepergian, individu ataupun grup, untuk masuk ke Makau. Jumlah pengunjung yang masuk ke Makau mayoritas (90 persen) berasal dari China.
Warga Provinsi Guangdong, tetangga Makau, boleh mengajukan visa lagi mulai 26 Agustus. Adapun warga kota Zhuhai, yang bersebelahan dengan Makau, boleh mengajukan visa sejak 12 Agustus.
Sementara itu, pengelola penerbangan sipil China, menurut situs Global Times, 12 Agustus 2020, akan menangguhkan rute penerbangan maskapai Etihad Airways EY862 dari Abu Dhabi ke Shanghai dan maskapai China Eastern Airlines MU212 dari Manila ke Shanghai selama satu pekan. Juga rute penerbangan Sri Lanka Airlines UL866 dari Kolombo ke Shanghai selama empat pekan.
Penangguhan akan dimulai 17 Agustus mendatang karena pada tanggal 3, 5, dan 7 Agustus terdapat sejumlah penumpang positif Covid-19 pada setiap maskapai itu. Penangguhan bisa diperpanjang jika kasus bertambah.
Sebelumnya, China juga pernah menangguhkan beberapa maskapai asing, seperti dari Thailand, Mesir, dan Pakistan, karena pandemi Covid-19. (REUTERS/AFP/CAL)