Otoritas kesehatan Arab Saudi memastikan tak menemukan indikasi ada anggota jemaah haji yang terpapar Covid-19. Lancarnya pelaksanaan ibadah haji kali ini diapresiasi banyak kepala negara, termasuk Presiden Joko Widodo.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
MEKKAH, SABTU — Protokol kesehatan yang diterapkan dan diawasi secara ketat membuat pelaksanaan ibadah haji 2020 berjalan lancar. Pemerintah Arab Saudi mengatakan, sejauh ini mereka tidak menemukan anggota jemaah yang terindikasi terpapar Covid-19 selama menunaikan ibadah haji.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Muhammad al-Abdali, dikutip dari kantor berita Arab Saudi, SPA, Sabtu (1/8/2020), menyatakan bahwa pemantauan hingga Jumat (31/7/2020), tidak ada satu pun anggota jemaah yang terindikasi terpapar Covid-19. Bahkan, sejauh ini juga tidak ada satu pun anggota jemaah terinfeksi penyakit menular yang mungkin akan mengganggu kesehatan sesama anggota jemaah dan petugas pendamping.
Kondisi itu, menurut juru bicara bidang keamanan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, Letnan Kolonel Talal al-Shalhoub, berkat penerapan protokol kesehatan yang ketat. Mulai dari awal masuk tempat penginapan dan menjalani karantina, melaksanakan tawaf hingga wukuf di Arafah, menurut Talal, jemaah melaksanakan ibadah haji dengan tenang dan aman.
Sabtu kemarin, Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengumumkan 1.573 kasus baru Covid-19 di Arab Saudi dengan korban meninggal 21 orang. Kini, kasus Covid-19 di negara itu mencapai 277.478 orang, sebanyak 2.887 orang di antaranya meninggal.
Pelaksanaan ibadah haji tahun ini jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Arab Saudi hanya memberikan kuota sebanyak 1.000 warga Muslim yang tinggal di Arab Saudi. Komposisinya adalah 70 persen ekspatriat dan sisanya warga lokal. Namun, media setempat menyebut, jumlah anggota jemaah mencapai 10.000 orang. Pada musim haji tahun-tahun sebelumnya, jumlah anggota jemaah mencapai sekitar 2,5 juta orang.
Dengan jumlah anggota jemaah yang sangat terbatas itu, petugas di lapangan cukup dimudahkan untuk mengatur lalu lintas anggota jemaah di setiap lokasi ritual. Hal ini terlihat sejak awal pelaksanaan ritual ibadah haji di kompleks suci Masjidil Haram. Mulai dari pelaksanan tawaf dan sai tidak terlihat kepadatan serta tidak terlihat ada anggota jemaah yang bersenggolan selama pelaksanaan ibadah.
Kondisi yang sama juga terlihat ketika jemaah melaksanakan ritual melempar batu kecil ke sebuah pilar besar, Jumrah Aqobah, pilar yang dipersonifikasikan sebagai setan. Sejak awal, penyelenggara haji telah memberikan batu kerikil yang sudah disterilkan agar bisa digunakan oleh jemaah untuk melempar pilar ini, satu dari tiga pilar yang harus dilempari batu kerikil.
Dengan jarak yang cukup renggang antara satu anggota jemaah dan yang lain, mereka bisa melaksanakan ritual dengan nyaman dan lancar. Selain tidak berdesakan, tidak pula ada sentuhan bahu antara satu anggota jemaah dan yang lain seperti biasa terjadi pada musim-musim haji sebelumnya.
Pengawas di lapangan hanya membolehkan 50 orang dalam satu kali pelemparan di setiap lantai. Jemaah juga diminta tetap menjaga jarak berkisar 1,5 meter hingga 2 meter di antara mereka.
Seperti dikutip dari laman Saudi Gazette, Koordinator Brigade Kompleks Jamarat Jenderal Abdul Rahman al-Qahtani mengatakan, ritual lempar jumrah itu berlangsung lancar dan teratur seusai dengan protokol kesehatan. Ia menyebutkan, ritual pelemparan batu yang pertama kali hanya boleh dilakukan di lantai dasar.
Adapun ritual berikutnya, melempar tiga pilar secara berturut-turut, yakni Ula, Wustha, dan Aqobah, dengan batu yang tersisa bisa dilakukan di lantai pertama dan lantai ketiga kompleks Jamarat. Abdul Rahman menambahkan, pihak keamanan juga telah memisahkan pintu masuk dan keluar jemaah dari kompleks untuk menghindari penumpukan.
Tahalul
Pada Sabtu kemarin, jemaah kembali bertolak ke Mina untuk melaksanakan tiga lemparan jumrah. Ini ritual yang dijalani jemaah setelah tahalul (mencukur atau menggunting rambut kepala) serta menyelesaikan tawaf ifada dan sai sebagai penanda keluar dari keadaan ihram.
Sebelumnya, pada Kamis, jemaah menunaikan wukuf di Padang Arafah sebagai puncak ibadah haji. Setelah itu, mereka bermalam di Muzdalifah, kemudian berlanjut ke Mina untuk melempar jumrah pada Jumat pagi.
Dikutip dari laman resmi penyelenggara haji Pemerintah Arab Saudi, anggota jemaah asal Jepang, Zineb el Farissi, dan suaminya, Yasser el Farissi, mengapresiasi penyelenggaraan yang lancar dan tertib. ”Secara keseluruhan, pengalaman melaksanakan ibadah haji adalah sebuah hal yang di luar dugaan, di luar yang kami bayangkan. Mengirimkan permohonan agar bisa berhaji tahun ini di tengah pandemi adalah hal yang spesial,” kata Farissi.
Lancarnya pelaksanaan ibadah haji kali ini diapresiasi banyak kepala negara dan lembaga dunia, termasuk Presiden Joko Widodo dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Seperti dikutip dari kantor berita SPA, Presiden Joko Widodo memberikan ucapan selamat kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud atas penyelenggaraan ibadah haji yang lancar dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Raja Salman mengatakan, pelaksanaan haji kali ini harus dilakukan dengan sangat terbatas dan tetap menekankan pelaksanaan ibadah dengan baik meski di tengah pandemi. Standar keamanan dan kesehatan yang tinggi harus diambil oleh Pemerintah Arab Saudi untuk menjaga keselamatan dan kesehatan mereka di tengah risiko pandemi.
”Kami menghargai kepercayaan tinggi saudara-saudara Muslim kami atas apa yang telah kami ambil dalam hal ini,” kata Raja Salman yang baru pulang dari rumah sakit setelah menjalani operasi kantung empedu.
Di tengah-tengah pelaksanaan ibadah yang aman, pihak keamanan menangkap 2.050 orang yang mencoba menyusup ke Mekkah dan lokasi pelaksanaan ritual haji tanpa izin. Laman Saudi Gazette melaporkan, para pelanggar akan dikenai dua pasal. Selain masalah memasuki lokasi ibadah tanpa izin, mereka juga akan dikenai sanksi karena melanggar protokol kesehatan. (AFP)