Indonesia-Selandia Baru Perkuat Kerja Sama Solidaritas Global
Di tengah deraan pandemi Covid-19, Indonesia dan Selandia Baru terus memberkuat kerja sama di berbagai bidang.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama masa pandemi Covid-19, Indonesia dan Selandia Baru menjalin kerja sama dengan komitmen senilai Rp 59,4 miliar. Komitmen ini dialokasikan untuk keperluan penanganan pandemi Covid-19. Selandia Baru termasuk salah satu negara pertama yang melakukan kerja sama dengan Indonesia selama pandemi.
Hal ini dikemukakan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi seusai pertemuan visual Joint Ministerial Commission (JMC) ke-9 dengan Menlu Selandia Baru Winston Peters, Rabu (29/7/2020). Ini merupakan JMC pertama selama pandemi Covid-19. ”Indonesia berharap semua realisasi kerja sama dapat segera dilakukan,” kata Retno.
Komitmen kerja sama Selandia Baru itu diberikan dalam bentuk peningkatan kualitas layanan tes Covid-19 dengan Institut Eijkman untuk Biologi Molekuler senilai Rp 6,3 miliar. Komitmen senilai Rp 48,6 miliar disalurkan melalui Unicef untuk meningkatkan layanan komunikasi risiko terhadap komunitas, penyediaan dan distribusi alat pelindung diri, peralatan kebersihan dan pencegahan infeksi, serta peningkatan kesiapan layanan penting. Selain itu, komitmen senilai Rp 4,5 miliar akan digunakan untuk keperluan yang lain.
Solidaritas global
Pada pertemuan itu juga, tambah Retno, ditandatangani Rencana Aksi Kerja Sama Komprehensif Indonesia-Selandia Baru untuk periode 2020-2024. Di dalam rencana aksi ini disepakati komitmen kedua negara dalam mitigasi pandemi dan pemulihan ekonomi pascapandemi.
”Kedua negara menekankan pentingnya solidaritas global untuk menghadapi situasi saat ini. Ini pesan penting dalam pertemuan ini,” kata Retno.
Pada kesempatan itu, kedua negara juga berbagi informasi penanganan Covid-19, termasuk pelaksanaan diplomasi dan politik luar negeri selama pandemi. Retno menjelaskan kepada Peters tentang fokus politik luar negeri Indonesia saat ini, yakni perlindungan, pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan, pengadaan vaksin, serta kerja sama ekonomi.
Bilateral
Dalam bidang perdagangan dan investasi, disepakati peningkatan upaya untuk mencapai target perdagangan senilai Rp 40 triliun pada 2024. Ada pula komitmen peningkatan kerja sama di bidang UMKM, termasuk bidang digital dan partisipasi perempuan, peningkatan kerja sama di bidang energi terbarukan, dan kerja sama pendidikan.
”Indonesia berharap Selandia Baru dapat menyederhanakan proses Standar Kesehatan Impor untuk ekspor buah-buahan Indonesia,” kata Retno.
Dalam pertemuan itu, Peters mengapresiasi bantuan kemanusiaan Indonesia untuk pengungsi Rohingya di tengah segala keterbatasan karena situasi pandemi. Kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama di Pasifik melalui trilateral cooperation.
”Di tengah situasi dunia yang sangat cair dan diwarnai ketidakpastian, Indonesia dan Selandia Baru terus meningkatkan kerja sama dan berkomitmen menjaga perdamaian stabilitas dan kesejahteraan dunia,” kata Retno.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya yang mengikuti JMC dari kantor Menlu Selandia Baru menyambut baik dicapainya kesepakatan kedua negara yang akan membuka sejumlah peluang ekonomi bagi kedua negara. Dubes Tantowi menyoroti fakta bahwa meskipun penyelenggaraan JMC kali ini dilangsungkan di tengah pandemi, namun kedua negara tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama.
“Hal ini menunjukkan Indonesia dan Selandia Baru memiliki kedekatan hubungan yang khusus karena dilandasi oleh semakin kuatnya Ikatan sebagai sesama negara Pasifik” tutur Tantowi.
Dubes RI yang juga Dubes Keliling untuk Pasifik tersebut menyatakan bahwa KBRI Wellington akan mengawal setiap poin yang disepakati demi terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Indonesia dan Selandia Baru membuka hubungan diplomatik pada tahun 1958 dan terus memupuknya agar senantiasa berkwalitas. (*)