Parlemen Eropa Keberatan dengan Anggaran Tahun Jamak
Parlemen Eropa secara resmi menyatakan tidak bisa menerima kesepakatan buruk yang dicapai Dewan Eropa untuk MFF 2021-2027. Parlemen Eropa menolak menjadi tukang stempel.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
BRUSSELS, JUMAT — Parlemen Eropa mengirimkan sinyal menolak mengesahkan anggaran Uni Eropa 2021-2027. Sebab, anggaran itu dinilai tidak bercara pandang masa depan.
Parlemen Eropa adalah satu dari empat badan utama UE. Selain parlemen, ada Bank Sentral Eropa (ECB), Dewan Eropa yang merupakan majelis para kepala negara atau kepala pemerintahan anggota UE, dan Komisi Eropa yang menjadi pelaksana harian kebijakan Eropa.
Sassoli menyebut, stimulus 750 miliar euro sudah bagus dan tepat. Walakin, parlemen keberatan dengan MFF 2021-2027. ”Beberapa pemotongan yang diusulkan harus dibenahi. Jika tidak, mustahil bagi UE untuk mencapai tujuannya, seperti Kesepakatan Hijau Eropa dan tantangan lain di masa modern,” ujar Sassoli.
Dalam pernyataan tertulisnya, Parlemen Eropa secara resmi menyatakan tidak bisa menerima kesepakatan buruk yang dicapai Dewan Eropa untuk MFF 2021-2027. Parlemen Eropa menolak menjadi tukang stempel dan anggota parlemen siap menunda persetujuannya sampai kesepakatan lebih baik dicapai. Parlemen berharap kesepakatan dicapai sebelum program 2021 dimulai pada Oktober 2020.
Seandainya kesepakatan lebih baik tidak dicapai, parlemen akan mendorong anggaran UE 2021 dengan standar anggaran 2020. Anggaran 2020 dinilai tetap sesuai dengan stimulus dan program baru dalam MFF yang disepakati Dewan Eropa.
Parlemen juga siap menolak mengesahan MFF jika tidak ada kesepakatan soal sumber pendanaan internal UE untuk membiayai MFF dan rencana pemulihan. Parlemen menyebut Dewan Eropa gagal membahas isu pokok soal pembayaran dana untuk membiayai pemulihan.
Dari 750 miliar euro stimulus, 360 miliar euro berupa pinjaman yang harus dikembalikan anggota kepada UE. Untuk mendanai stimulus dan MFF, UE juga berencana menerbitkan surat utang yang pembayarannya ditanggung bersama semua anggota UE. Dengan demikian, sebagian anggota UE harus mencicil utang dari stimulus dan utang untuk membiayai stimulus dan MFF.
Anggaran penelitian
Keberatan anggota parlemen pada MFF terutama soal pemangkasan anggaran penelitian dan program kaum muda. ”Jika mau mendorong generasi penerus, kita tidak bisa memotong anggaran untuk penelitian dan orang muda,” ujar Sassoli.
Anggota parlemen dari Jerman, Manfred Weber, khawatir pemangkasan itu membuat UE tertinggal dari negara atau kawasan lain. ”Kita pernah menjanjikan dukungan besar untuk inovasi. (Sekarang) kita kalah dibanding China dan Asia untuk (urusan) inovasi dan kita kehilangan masa depan,” lanjutnya.
Anggota parlemen dari Belgia, Phillip Lamberts, malah menilai MFF memakai cara pandang masa lalu. ”Angaran Eropa lebih terlihat seperti anggaran abad ke-20 dibandingkan anggaran abad ke-21. Potong (anggaran) riset, potong bagian (kebijakan) hijau di Kebijakan Pertanian Bersama,” ucapnya.
Keberatan lain anggota parlemen adalah soal syarat kepatuhan pada hukum. ”Kami belum melihat bagaimana cara melindungi dana Eropa dari oligarki anti-Eropa yang melanggar kepatuhan pada hukum dan punya rekam jejak menggunakan dana Eropa untuk kepentingan mereka,” kata anggota parlemen dari Hongaria, Katalin Cseh.
Perdana Menteri Hongaria Victor Orban secara terbuka menolak kepatuhan pada hukum sebagai syarat pencairan stimulus UE kepada anggotanya. Orban mengancam akan memveto keputusan Dewan Eropa soal stimulus dan MFF jika memasukkan syarat tersebut. Syarat itu ditekankan oleh PM Belanda Mark Rutte dan sejumlah kepala pemerintahan di Eropa utara.
”Tidak boleh ada 1 euro pun boleh diberikan kepada pemerintah yang melanggar nilai dasar kita,” kata anggota parlemen dari Spanyol, Iraxte Garcia, seraya menekankan, koalisinya akan terus mencoba melawan upaya apa pun yang mengabaikan syarat kepatuhan pada hukum. (AFP/REUTERS)