Brasil, negara terparah kedua di dunia akibat pandemi Covid-19 setelah AS, menggelar uji klinis tiga calon vaksin dari empat negara. Jika uji klinis berhasil, negara Amerika Latin itu bakal mendapat ratusan juta vaksin.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN & TATANG MULYANA SINAGA
·5 menit baca
BRASILIA, RABU — Beberapa calon vaksin Covid-19 memasuki tahap uji klinis fase 3 yang akan menguji efikasi. Di antara sekian banyak calon vaksin, tiga calon vaksin dari China, Inggris, dan Amerika Serikat-Jerman diuji di Brasil. Dijadwalkan, mulai Agustus, uji vaksin juga digelar di Indonesia. Vaksin Covid-19 dinantikan dunia untuk mengakhiri pandemi saat ini.
Tingginya kasus Covid-19 di Brasil membuat negara ini dinilai ideal untuk menjadi lokasi uji klinis. Negara di Amerika Latin tersebut merupakan negara dengan kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat dengan jumlah kasus mencapai 2,1 juta dan kasus meninggal lebih dari 80.000 kasus.
Calon vaksin pertama yang diuji di Brasil adalah CoronaVac yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi China Sinovac Biotech. Sinovac melakukan uji klinis bekerja sama dengan pusat penelitian kesehatan Brasil, Butantan Institute. Apabila terbukti aman dan efektif, Butantan Institute akan memiliki hak untuk memproduksi 120 juta dosis.
”Kita hidup di waktu yang unik dan bersejarah, itu sebabnya saya ingin berpartisipasi dalam uji klinis ini,” kata seorang dokter berusia 27 tahun di Clinical Hospital of Sao Paulo, Brasil, Selasa (21/7/2020).
Sekitar 9.000 tenaga medis di enam negara bagian di Brasil menjadi partisipan uji klinis CoronaVac. Mereka akan mendapatkan dua dosis suntikan vaksin selama tiga bulan ke depan.
Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan, hasil awal dari uji klinis di Brasil kemungkinan sudah ada pada 90 hari mendatang.
Brasil juga menjadi lokasi uji klinis fase 3 ChAdOx1, calon vaksin dari University of Oxford dan perusahaan farmasi AstraZeneca. Selain di Brasil, calon vaksin ini juga diuji klinis di Inggris dan Afrika Selatan.
Pada Senin (20/7/2020), regulator kesehatan Brasil mengumumkan telah memberikan izin uji klinis tahap 1, 2, dan 3 calon vaksin Covid-19 lainnya yang dikembangkan oleh kolaborasi perusahaan farmasi asal AS, Pfizer, serta perusahaan farmasi asal Jerman BioNTech.
”Kami bangga memiliki warga Brasil yang berpartisipasi dalam upaya global ini,” kata Edson Moreira yang memimpin studi efikasi kandidat vaksin Pfizer/ BioNTech.
Menteri Kesehatan Sementara Brasil Eduardo Pazuello menuturkan, negosiasi juga sedang berlangsung dengan perusahaan bioteknologi dari AS, Moderna Inc, agar Brasil diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 dari perusahaan itu jika nanti sudah tersedia.
Pazuello menambahkan, Brasil sudah mencapai kesepahaman dengan AstraZeneca untuk mendapatkan 30 juta dosis vaksin mereka. Sinovac pun telah sepakat untuk menyediakan vaksinnya guna diberikan kepada 60 juta warga Brasil jika calon vaksin mereka terbukti efektif mencegah Covid-19.
Di luar calon vaksin dari negara lain yang sedang diuji di Brasil, Brasil juga sedang mengembangkan calon vaksin Covid-19 yang kini baru memasuki tahap praklinis.
Para peneliti di dunia kini berlomba mengembangkan calon vaksin Covid-19. Sejauh ini, terdapat lebih dari 150 calon vaksin di dunia yang berada dalam tahap praklinis hingga uji klinis fase 3. Sampai sekarang belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Persiapan di Bandung
Dari Bandung, Jawa Barat, dilaporkan, uji klinis calon vaksin produksi Sinovac akan melibatkan 1.620 sukarelawan di Bandung. Uji klinis ini direncanakan dilakukan di enam tempat, yaitu RS Pendidikan Universitas Padjadjaran (Unpad), Balai Kesehatan Unpad di Jalan Dipati Ukur, serta empat puskesmas di Kota Bandung.
Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Eddy Fadlyana mengatakan, setelah mendapat persetujuan dari komite etik, pihaknya akan segera merekrut sukarelawan. Syaratnya, antara lain, berusia 18-59, dalam kondisi sehat, dan tidak pernah terinfeksi Covid-19.
Selama masa uji klinis, kondisi sukarelawan dipantau secara intensif dan mendapat asuransi kesehatan. Jika ada subyek yang sakit, akan diteliti apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak. ”Dengan demikian, kami mempunyai data keamanan, kekebalan, dan dampak perlindungan vaksin yang nyata terhadap Covid-19,” ujar Eddy, di Bandung, Rabu (22/7/2020).
Uji klinis diharapkan rampung dalam enam bulan. Namun, dalam tiga bulan pertama, data pengujian terhadap 540 sukarelawan akan dikumpulkan untuk digabung dengan data dari sejumlah negara yang juga melakukan uji klinis terhadap vaksin serupa. Uji klinis juga dipantau oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan serta tim peneliti independen.
Menurut Eddy, dari uji klinis fase satu dan dua di China, diperlukan dua kali penyuntikan vaksin dengan rentang waktu 14 hari. Setelah itu, tim medis memeriksa reaksi kekebalan tubuh sukarelawan pada bulan ketiga dan keenam.
Bio Farma telah menerima 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac, Minggu (19/7/2020). Namun, sebelum digunakan untuk uji klinis, beberapa vaksin terlebih dahulu diuji stabilitasnya.
Ketua Tim Peneliti dan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengatakan, 1.620 sukarelawan akan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disuntikkan vaksin, sementara kelompok kedua diberikan plasebo. Pembagian kelompok bertujuan untuk membandingkan efek kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Kusnandi mengatakan, uji klinis fase ketiga harus multisentra. Oleh sebab itu, selain di Indonesia, juga diuji di beberapa negara, seperti Brasil, India, Bangladesh, dan Chile. ”Hasil uji coba fase ketiga harus sama di setiap negara. Jika tidak, vaksin ini tidak boleh dipasarkan,” ujarnya.
Trump mau kerja sama
Sementara itu di Amerika Serikat, terlepas dari ketegangan antara AS dan China, Presiden AS Donald Trump bersedia bekerja sama dengan China atau negara lain untuk mengembangkan vaksin Covid-19. ”Kami bersedia bekerja sama dengan siapa pun yang akan memberikan kami hasil yang baik,” jawab Trump ketika ditanya apakah Pemerintah AS mau bekerja sama dengan China dalam pengembangan vaksin Covid-19.
Pernyataan itu dilontarkan Trump sehari setelah para peneliti menyebutkan bahwa calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan CanSino Biologics Inc dan unit penelitian militer China aman digunakan serta mampu memicu respons kekebalan tubuh.
Calon vaksin Covid-19 dari CanSino merupakan salah satu kandidat vaksin yang menjanjikan pada uji klinis sejauh ini, selain kandidat vaksin dari perusahaan asal AS Moderna, BioNTech/ Pfizer, dan University of Oxford/AstraZeneca.
”Saya pikir kita akan memiliki berita yang sangat baik. Kita sedang menguji (kandidat vaksin). Tidak ada yang mengira sebelumnya bahwa ini bisa dilakukan,” kata Trump. ”Saya pikir Anda akan melihat dalam waktu dekat—mungkin dalam waktu yang sangat dekat—opsi terapi dan vaksin yang sangat efektif,” ujarnya. (REUTERS/AFP)