Keluar dari UE, Inggris Kian Terbuka bagi Pendatang Berketerampilan dan Berbakat
Inggris akan memperlakukan orang dari seluruh belahan dunia secara setara mulai tahun depan. Sistem itu diklaim dapat mempermudah talenta-talenta terbaik dari seluruh dunia untuk datang, tinggal, dan bekerja di Inggris.
Oleh
Benny D. Koestanto
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Inggris akan memperkenalkan sistem imigrasi berbasis poin mulai Januari 2021. Dengan sistem keimigrasian itu, Inggris akan memperlakukan orang dari seluruh belahan dunia secara setara. Sistem itu diklaim dapat mempermudah talenta-talenta terbaik dari seluruh dunia untuk datang, tinggal, dan bekerja di Inggris.
”Kami ingin bisnis dari Inggris berkembang di panggung dunia dan kami juga menyadari bahwa mereka harus memiliki akses ke talenta terbaik dan tercerdas dari seluruh dunia untuk dapat melakukan itu,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel, dalam siaran persnya, Kamis (16/7/2020). ”Sistem baru kami akan mempermudah dunia usaha untuk mengakses talenta itu guna melengkapi keterampilan yang telah kami miliki.”
Inggris telah menghapus Tes Pasar Tenaga Kerja (Resident Labour Market Test), menurunkan ambang minimal keterampilan dan gaji, serta menghapus batasan pekerja terampil. Menurut Patel, Inggris juga akan meluncurkan rute khusus yang memungkinkan lebih banyak siswa, ilmuwan, akademisi, investor, pengusaha, dan pekerja di bidang kesehatan atau National Health Service (NHS) untuk lebih mudah datang ke Inggris. Kebijakan itu diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Ketika Inggris masih menjadi anggota Uni Eropa (UE), ”pergerakan bebas untuk orang” diartikan bahwa setiap warga negara UE dapat berpindah ke Inggris. Sekarang, setelah Inggris meninggalkan UE, maka Inggris bebas menerapkan kebijakan terkait keimigrasiannya. ”Kami bebas untuk mengeluarkan potensi penuh Inggris dan menerapkan perubahan yang kami butuhkan untuk memulihkan kepercayaan pada sistem imigrasi serta memberikan sistem baru yang lebih adil, lebih tegas, dan berbasis keterampilan,” kata Patel menandaskan.
Jalur resmi visa pelajar akan memastikan bahwa universitas-universitas Inggris dapat terus menyambut siswa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, jalur pascasarjana (graduate route) yang baru juga akan memungkinkan siswa internasional untuk tinggal di Inggris selama dua atau tiga tahun, bergantung pada tingkat kualifikasi mereka. Perubahan ini diklaim akan mempermudah lulusan internasional terbaik untuk mendapatkan pekerjaan yang membutuhkan keahlian mereka di Inggris dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Inggris.
Jalur resmi visa pelajar akan memastikan bahwa universitas-universitas Inggris dapat terus menyambut siswa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, jalur pascasarjana (graduate route) yang baru juga akan memungkinkan siswa internasional untuk tinggal di Inggris selama dua atau tiga tahun, bergantung pada tingkat kualifikasi mereka.
Menurut Patel, melalui sistem imigrasi baru itu, Inggris akan mengembangkan sistem meritokrasi sejati sehingga siapa pun dengan keterampilan yang tepat yang ingin datang ke Inggris dapat melakukannya. Kesempatan itu sekaligus terbuka bagi warga negara Indonesia. Di bawah sistem baru ini, sejumlah rute yang sudah ada sekarang akan dibuka untuk semua orang, tanpa memandang kebangsaan. ”Global Talent Scheme ini akan memungkinkan para ilmuwan dan peneliti terampil untuk datang ke Inggris tanpa tawaran kerja dan Rute Pelajar akan memastikan universitas-universitas kami yang terbaik di dunia dapat terus menyambut para siswa yang penuh bakat dan potensi di lembaga-lembaga kelas dunia kami,” katanya.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Rob Fenn mengatakan, Inggris telah memilih untuk tidak berkutat pada dari mana asal seseorang, tapi lebih pada bakat dan kemampuan mereka. Diharapkan, kondisi itu dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. ”Kami akan dapat melihat lebih banyak penelitian akademik antara Inggris dan Indonesia; kerja sama bisnis dan kewirausahaan; persahabatan; serta pembelajaran dan pertukaran budaya dari perubahan ini,” kata Fenn.
Secara historis, orang Indonesia yang berpindah ke luar negeri pada umumnya pergi ke negara-negara tetangga dan Timur Tengah. Dengan pengumuman ini, kata Fenn, pihaknya berharap lebih banyak orang Indonesia yang akan berpindah ke Inggris. Hal itu diharapkan membantu mempererat persahabatan antara Inggris dan Indonesia.
Melalui sistem baru ini, mereka yang mengajukan permohonan visa melalui rute tenaga terampil perlu mengumpulkan poin dengan cara memenuhi beberapa kriteria yang relevan. Misalnya, memiliki tawaran pekerjaan di tingkat keterampilan yang sesuai, kemampuan bahasa Inggris, dan memenuhi ambang gaji. Sistem berbasis poin yang baru juga akan memperluas ambang keterampilan bagi pekerja terampil.
Pekerjaan pelamar harus berada pada tingkat keterampilan minimum A-level atau setara, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat minimum S-1 di bawah sistem saat ini. Hal ini akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan memastikan dunia usaha Inggris memiliki akses luas terhadap para pekerja yang memiliki keahlian.
”Dengan memperluas peluang dan meningkatkan daya saing, visa pascasarjana dan Global Talent adalah kunci untuk memastikan bahwa Inggris tetap menjadi ekosistem terdepan di dunia untuk penelitian dan inovasi serta bahwa universitas kami terus menyatukan pemikiran yang paling cerdas dan terbaik dari seluruh dunia,” kata Dekan dan Wakil Kanselir University of Glasgow Profesor Sir Anton Muscatelli. (*)