Beijing Tarik Pasukannya dari Wilayah Perbatasan dengan India
Setelah insiden di Lembah Galwan, India dan China memilih untuk meredakan ketegangan dan mengambil sejumlah langkah positif.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
NEW DELHI, SENIN — Sumber-sumber dari Pemerintah India mengungkapkan, kubu China mulai menarik kembali pasukan mereka dari perbatasannya yang disengketakan dengan India di Himalaya Barat, pada Senin (6/7/2020). Langkah Beijing itu diharapkan meredakan ketegangan kedua negara pasca-bentrokan yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India bulan lalu.
Sebelumnya, pasukan penjaga perbatasan kedua negara terlibat perkelahian fisik menggunakan tongkat dan pentungan pada 15 Juni lalu. Dalam insiden itu, dikabarkan 20 anggota tentara India tewas, terbanyak dalam lebih dari lima dekade terakhir. Tidak ada konfirmasi dari kubu China terkait korban dari pihaknya.
Insiden itu memicu peningkatan ketegangan antara China dan India. Tak hanya itu, peningkatan dramatis dari sisi jumlah korban sekaligus tingkat ketegangan kedua negara mendesakkan digelarnya pembicaraan berminggu-minggu antara pejabat senior militer kedua pihak. Tujuannya adalah mengurangi ketegangan.
Mengutip sejumlah sumber dari India, awal pekan ini, militer China terlihat membongkar tenda dan bangunan di sebuah situs di lembah Galwan. Lokasi itu adalah lokasi yang dekat dengan tempat terjadinya bentrokan pada Juni lalu. Kendaraan-kendaraan juga terlihat ditarik dari kawasan itu. Pergerakan yang sama juga terlihat di wilayah Hotsprings dan Gogra, dua zona perbatasan yang diperebutkan India-China.
India dan China merilis catatan singkat resmi terkait perkembangan dinamika hubungan kedua negara, khususnya hingga Minggu (5/7/2020). Disebutkan bahwa penasihat keamanan nasional India, Ajit Doval, dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan pembicaraan dengan terbuka dan mendalam terkait isu perbatasan kedua negara. Namun, sejauh ini tidak ada yang memastikan apakah penarikan pasukan dan pembongkaran sejumlah fasilitas militer China terkait dengan pembicaraan kedua pihak itu.
Kedua pihak disebutkan telah sepakat mengurangi jumlah pasukan secara signifikan. Catatan India juga mengatakan, kedua belah pihak telah sepakat untuk menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) yang ada yang mencerminkan posisi di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Namun, referensi ini tidak termasuk dalam catatan Beijing pada pertemuan tersebut.
Menanggapi pertanyaan, apakah China telah memindahkan kembali peralatan di lembah Galwan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menanggapinya secara diplomatis. Ia mengatakan kedua belah pihak telah mengambil langkah-langkah efektif untuk menarik pasukan dan meredakan situasi di perbatasan.
”Kami berharap India akan bertemu China di tengah jalan dan mengambil langkah konkret untuk melaksanakan apa yang disepakati kedua belah pihak, terus berkomunikasi secara erat melalui saluran diplomatik dan militer, serta bekerja sama untuk mendinginkan situasi di perbatasan,” kata Zhao dalam konferensi pers mengenai Senin.
”Kami berharap India akan bertemu China di tengah jalan dan mengambil langkah konkret untuk melaksanakan apa yang disepakati kedua belah pihak, terus berkomunikasi secara erat melalui saluran diplomatik dan militer, serta bekerja sama untuk mendinginkan situasi di perbatasan.”
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, Beijing akan secara efektif mempertahankan kedaulatan wilayahnya, sambil menjaga perdamaian di daerah perbatasan. Sumber dari pihak India mengatakan, pihaknya tengah mengonfirmasi seberapa banyak pasukan China yang ditarik dari wilayah sengketa perbatasan kedua negara. Hanya disebutkan bahwa berdasarkan kesepakatan antara kedua komandan pasukan, langkah itu sudah sesuai dengan kesepakatan. Namun, tidak dijelaskan sejauh ini, apakah langkah penarikan itu juga akan dilakukan oleh kubu India.
Sulit melepaskan diri
Bentrokan berdarah di perbatasan India-China telah meningkatkan sentimen publik anti-China di India. Beberapa politisi lokal menyerukan boikot produk-produk China di India. Ini memberikan tekanan pada pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi.
Pekan lalu, India melarang lusinan aplikasi seluler China. Tindakan itu menimbulkan kemarahan Beijing. Namun, para analis menilai, sebagaimana diberitakan CNBC, akan sulit bagi New Delhi untuk melepaskan diri dari Beijing dan mengurangi hubungannya dalam waktu dekat karena kuatnya jalinan ekonomi negara-negara tersebut dalam beberapa dekade terakhir.
Data menunjukkan pengaruh China dalam perdagangan, investasi, dan teknologi di India telah tumbuh secara substansial selama bertahun-tahun. India memiliki hubungan perdagangan asimetris dengan China, mitra dagang terbesarnya setelah Amerika Serikat. India mengimpor lebih dari 65 miliar dollar AS barang dari China antara April 2019 dan Maret tahun ini. Padahal, India hanya mengekspor sekitar 16,6 miliar dollar AS.
Data perdagangan juga menunjukkan defisit perdagangan New Delhi dari Beijing mencapai lebih dari 48 miliar dollar AS. Namun, volume perdagangan turun dari tahun fiskal sebelumnya yang berakhir pada Maret 2019. Laporan menunjukkan India merencanakan bea tambahan untuk impor produk-produk tertentu China. (AFP/REUTERS)