Mengakui Blunder Tangani Korona, Menkes Selandia Baru Mengundurkan Diri
Clark sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai seorang idiot. Pernyataan itu keluar setelah dirinya kedapatan melanggar aturan tentang langkah-langkah penutupan wilayah selama pandemi Covid-19 di Selandia Baru.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
WELLINGTON, KAMIS — Menteri Kesehatan Selandia Baru David Clark pada Kamis (2/7/2020) mengundurkan diri dari jabatannya. Serangkaian kesalahan pribadi selama pandemi Covid-19 yang dilakukannya menjadi latar belakang Clark mengambil keputusan itu. Ia akan kembali menjadi anggota parlemen seusai mundur.
Clark sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai seorang idiot. Pernyataan itu keluar setelah dia kedapatan melanggar aturan tentang langkah-langkah penutupan wilayah yang diberlakukan Pemerintah Selandia Baru dalam melawan Covid-19. Clark juga mendapat reaksi keras pekan lalu dari warga. Ini setelah dirinya menyalahkan seorang pejabat kesehatan yang mendapat simpati publik terkait penyimpangan aktivitas di wilayah perbatasan.
Saat mengumumkan pengunduran dirinya, Clark mengaku telah mengerahkan seluruh energinya untuk menjalankan tugas-tugasnya sebagai menteri kesehatan. Namun, Clark mengakui dirinya telah menyimpang dari tugas-tugas itu, khususnya dari kebijakan Pemerintah Selandia Baru, dalam melawan Covid-19.
”Semakin jelas bagi saya bahwa kelanjutan peran saya justru mengalihkan perhatian dari respons pemerintah secara keseluruhan terhadap Covid-19,” kata Clark seraya mengatakan niatnya tetap di parlemen sebagai anggota parlemen.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, dirinya menerima pengunduran diri Clark. Ardern pun menunjuk Menteri Pendidikan Chris Hipkins untuk sementara mengambil alih posisi yang ditinggalkan Clark.
”Sangat penting bahwa kepemimpinan kesehatan kita memiliki kepercayaan dari masyarakat Selandia Baru,” kata Ardern dalam sebuah pernyataan. ”Seperti yang dikatakan David kepada saya, kebutuhan tim harus didahulukan di atas kepentingannya sebagai pribadi.”
Dinamika di kabinet Arden itu terjadi kurang dari tiga bulan sebelum warga Selandia Baru mengikuti pemilihan umum. Ardern, yang memimpin Partai Buruh liberal, melihat popularitasnya melonjak selama tahap awal pandemi Covid-19. Namun, jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Partai Nasional yang berhaluan konservatif di bawah pemimpin baru, Todd Muller, membuat terobosan ke dalam kepemimpinan Partai Buruh.
Respons kesehatan Selandia Baru mendapat pujian tinggi di seluruh dunia setelah negara itu berhasil menghentikan kasus penularan Covid-19 di tengah masyarakat. Negara itu terus berada dalam status kewaspadaan tinggi untuk menanggulangi kemungkinan gelombang kedua Covid-19, yang bisa datang dari masuknya warga asing ke Selandia Baru. Namun, sosok Clark telah banyak mendapatkan rasa antipati dan ejekan publik.
Dikecam publik
Kesalahan Clark terbaru terjadi pekan lalu hingga dia mendapat kecaman publik. Kecaman itu muncul setelah Clark mengizinkan warga yang dikarantina bebas meninggalkan kompleks karantina tanpa harus diuji lebih dulu. Pejabat tertinggi terkait prosedur itu adalah Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield.
Bloomfield, yang berdiri di belakang Clark saat dia berbicara, tampak malu disertai marah. Ia terlihat mengerutkan kening dan memalingkan muka, seperti terlihat dalam sebuah video yang diambil oleh Newshub dan dilihat puluhan ribu kali. Bloomfield telah menjadi pakar medis tepercaya dan menjadi cermin bagi wajah publik dalam respons pemerintah setempat terhadap Covid-19. Sosoknya mirip dengan Dr Anthony Fauci di Amerika Serikat.
Banyak orang marah dengan kata-kata Clark. Di media sosial Twitter, misalnya, kemudian muncul seruan dengan tagar ”Blooms for Bloomfield” untuk memberikan tanda simpati terhadap sosok Bloomfield. Tanda simpati itu muncul disertai dengan dorongan pengumpulan dana. Ketika dana itu mengalir masuk, Bloomfield meminta agar uang itu disumbangkan untuk kegiatan amal.
Kecaman terhadap Clark juga terjadi pada April lalu. Kala itu beberapa pokok tugas dan tanggung jawabnya sebagai menteri kesehatan dilucuti setelah dia kedapatan melanggar kebijakan penutupan wilayah. Dia melaju sejauh 19 kilometer ke pantai untuk berjalan-jalan dengan keluarganya saat pemerintah mewajibkan warga kebanyakan untuk bertahan di dalam rumah.
”Saya telah menjadi seorang idiot, dan saya mengerti mengapa orang-orang akan marah kepada saya,” kata Clark saat itu.
Dia sebelumnya juga mengakui mengemudi ke sebuah taman di dekat rumahnya untuk bersepeda gunung. Hal itu diketahui juga bertentangan dengan aturan yang berlaku di negara tersebut selama pandemi.
Ardern mengatakan, dalam kasus seperti itu, ia akan bertindak tegas dengan memecat sosok seperti Clark. Namun, kondisi saat itu negaranya tengah berjibaku dengan kondisi pandemi. Kondisi khusus ini menjadi bahan pertimbangan Ardern dalam masalah tersebut.
Kasus pemecatan itu dikhawatirkan bisa memorakporandakan penanganan menghadapi kondisi pandemi. Alih-alih memecat Clark langsung, Ardern melucuti tugas dan kewenangan Clark dan menurunkannya ke jajaran terendah dalam kabinetnya. (AP/AFP)