Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengajak Uni Eropa melawan China yang disebut ancaman dan pencuri pengetahuan Eropa. Namun, dalam berbagai kesempatan, ada kecenderungan UE tidak mau didikte terkait sengketa AS-China.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON, JUMAT — Amerika Serikat membalik keputusannya pada Uni Eropa. Setelah menolak, kini Washington menerima tawaran dialog kerja sama dari Brussels. Washington mengajak Brussels sama-sama melawan Beijing.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut China sebagai ancaman dan pencuri pengetahuan Eropa. ”Ini bukan AS melawan China, melainkan dunia melawan China,” ujarnya lewat telekonferensi dalam Brussels Forum, Kamis (25/6/2020) malam waktu Brussels atau Jumat dini hari WIB.
Ia menyebut China menebar agresi di mana-mana, seperti konflik dengan India, pengerahan militer di Laut China Selatan, dan menjalankan program senjata nuklir. China dituding melanggar komitmen internasional dengan WHO, WTO, PBB, dan banyak pihak lain.
”Kita harus memahami tantangan itu bersama sebagai mitra Trans-Atlantik. Saya gembira mengumumkan AS menerima undangan Duta Besar Borrell (Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Joseph Borrell) untuk membuat dialog AS-UE soal China,” ujarnya.
Padahal, pekan lalu Pompeo tidak menanggapi ajakan Borrell membahas hal tersebut. AS-UE juga bersitegang gara-gara Washington mengenakan bea masuk untuk impor miliaran dollar AS dari Eropa. AS juga mau memangkas jumlah pasukan di Jerman, komponen penting pertahanan Eropa. Karena itu, Borrell dan UE akhirnya mengesampingkan rencana dialog tersebut. UE malah akhirnya menggelar dialog dengan China.
Selepas pertemuan UE-China, sikap AS berubah dan Pompeo mengumumkan menerima tawaran dialog dari Borrell. Pompeo berkilah bahwa tawaran Borrell adalah hal baru dan butuh persiapan besar. ”Kami sangat tertarik. Kami mengerahkan tim besar untuk menyiapkannya. Saya tidak tahu bagaimana jadinya nanti,” katanya.
Dialog itu, menurut Pompeo, akan menjadi ajang berbagi informasi soal China. Dialog diharapkan menghasilkan percepatan untuk bertindak. ”Kita harus bekerja sama untuk melanjutkan kebangkitan Trans-Atlantik melawan China,” ujarnya.
Netralitas Eropa
Dalam berbagai kesempatan, Borrell menunjukkan kecenderungan UE tidak mau didikte terkait sengketa AS-China. ”Di tengah ketegangan AS-China sebagai sumbu utama politik global, tekanan untuk berpihak terus meningkat. Eropa harus melakukan caranya sendiri dalam (menghadapi) semua tantangan,” ujarnya, sebagaimana dikutip Euronews.
China merupakan mitra dagang penting Eropa. Setiap hari, nilai perdagangan Beijing-Brussels rata-rata mencapai 1,6 miliar dollar AS. Kajian Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengungkap bahwa Eropa paling terdampak dari isolasi China. ”Hubungan kami dengan China sangat kompleks dan banyak sisi,” ujar Borrell.
Brussels menggambarkan hubungan dengan Beijing sebagai persaingan sistematis. Beijing bolak-balik menolak konsep itu. ”Dengan kerja sama dan konsensus yang lebih besar dibandingkan persaingan dan perbedaan, China dan UE adalah mitra strategis, komprehensif, dan jangka panjang,” kata Menlu China Wang Yi dalam pertemuan UE-China pekan lalu.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut hubungan Beijing-Brussels penting sekaligus menantang. Hubungan itu juga tidak mudah. Ia menuding Beijing berada di balik serangan peretas ke jaringan komputer Eropa. Beijing juga dituding mendalangi disinformasi yang tidak bisa ditoleransi. Selain itu, Eropa keberatan atas kebijakan China soal Hong Kong. Di sisi lain, Beijing adalah mitra dagang penting UE. (AP/REUTERS)