Konflik antara Arab Saudi dan Iran dalam perang proksi di Yaman terus berlanjut. Kini, giliran ibu kota Arab Saudi, Riyadh, yang menjadi sasaran serangan rudal milisi Houthi yang didukung Iran.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
RIYADH, RABU — Pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman menembakkan rudal yang dilaporkan telah menjangkau Riyadh, ibu kota Arab Saudi, Selasa (23/6/2020). Serangan ini merupakan yang pertama kalinya terjadi sejak gencatan senjata selama pandemi Covid-19 berakhir bulan lalu.
Dua ledakan besar terdengar di Riyadh menjelang fajar dan asap mengepul ke udara. Pemberontak Houthi mengatakan, serangan mereka telah mengenai Kementerian Pertahanan Arab Saudi dan pangkalan militer. Namun, koalisi militer yang dipimpin Saudi mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh rudal tersebut tanpa menyebutkan sasarannya.
Dari jalan raya tidak terlihat ada tanda-tanda kerusakan pada bangunan Kementerian Pertahanan atau pada gedung-gedung di sekitarnya. Pada Selasa (23/6/2020) malam waktu setempat kawasan tersebut terlihat sepi. Arus lalu lintas normal dan tidak ada pengetatan penjagaan.
Pemberontak Houthi telah berulang kali menembaki Arab Saudi selama konflik, tetapi belum pernah menargetkan Riyadh sejak akhir Maret lalu ketika Arab Saudi menembak jatuh dua rudal dan dua warga terluka oleh puing-puing rudal yang jatuh.
Kekerasan di antara kedua pihak telah meningkat setelah gencatan senjata selama enam pekan berakhir bulan lalu. Koalisi yang dipimpin Saudi yang selama lebih dari lima tahun berperang dengan kelompok Houthi seperti biasa merespons serangan Houthi itu dengan serangan udara.
Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan, pihaknya menembakkan beberapa rudal dan pesawat nirawak yang ”menggempur” markas militer di Riyadh, termasuk Kementerian Pertahanan dan Pangkalan Udara King Salman.
Sarea menambahkan, serangan juga dilancarkan terhadap pangkalan militer di kota Najran dan Jizan di sebelah selatan Saudi.
Dalam pernyataannya, juru bicara koalisi pimpinan Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, mengatakan, serangan terhadap Riyadh merupakan ”aksi permusuhan yang sengaja menargetkan warga sipil”. Koalisi juga telah menembak jatuh tiga rudal dan sejumlah pesawat nirawak yang mengarah ke Najran dan Jizan.
Namun, Maliki tidak menyinggung target di Riyadh yang disebutkan oleh kelompok Houthi.
Kantor berita pemerintah, SPA, melaporkan bahwa Kabinet Arab Saudi mengecam kelompok Houthi karena menargetkan Arab Saudi dengan delapan pesawat nirawak dan tiga rudal balistik. Kabinet Saudi menyebut serangan tersebut sebagai tindakan terorisme yang menargetkan warga sipil dan mengancam ratusan nyawa penduduk.
Sementara itu, di Yaman selatan, bentrokan terjadi antara pasukan pemerintah dukungan Saudi dan kelompok separatis di selatan, faksi-faksi koalisi anti-Houthi yang saling bertikai, meskipun ada gencatan senjata di antara mereka yang ditengahi oleh Riyadh pada Senin.
Organisasi Dokter Tanpa Batas (MSF) menyatakan, pada Selasa (23/6/2020), rumah sakitnya yang berada di pelabuhan Aden menerima lebih dari 20 pasien dari penembakan di dekat Provinsi Abyan.
”Pertempuran di Yaman terus berlanjut berbarengan dengan wabah Covid-19 yang mematikan,” tulis MSF di Twitter.
Koalisi pimpinan Saudi mulai mengintervensi Yaman pada Maret 2015 setelah kelompok Houthi menggulingkan Pemerintah Yaman yang didukung Saudi dari ibu kota Sana’a pada akhir 2014. Konflik di kawasan itu secara umum dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. (REUTERS)