Korsel Kucurkan Bantuan bagi ASEAN, Berharap ASEAN Bisa Ikuti Sukses Korsel
Pemerintah Korea Selatan memberikan bantuan sejumlah alat kesehatan bagi negara-negara anggota ASEAN. Korea Selatan berharap ASEAN bisa menghadang penyebaran Covid-19 dengan meniru langkah mereka.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Korea Selatan mengucurkan bantuan senilai 5 juta dollar AS bagi negara-negara anggota ASEAN, Selasa (16/6/2020). Korsel berharap bantuan dalam bentuk alat pelindung diri (APD) hingga perlengkapan pengujian polymerase chain reaction (PCR) bisa membantu negara-negara ASEAN meningkatkan jumlah pengetesan warga di negara masing-masing.
Bantuan tersebut diserahkan Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN Lim Sungnam kepada Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi dan Wakil Tetap Vietnam untuk ASEAN Tran Duc Binh di kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta, Selasa petang.
Lim Sungnam mengatakan, dalam konferensi ASEAN+3 pada April lalu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in membantu negara-negara Asia Tenggara untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka dalam menghadapi pandemi global Covid-19. Sama seperti dengan Korea Selatan yang —menurut Lim Sungnam—berhasil mencegah penyebarluasan Covid-19 dengan penerapan 3T, yaitu pengujian (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment), Korea Selatan menginginkan agar hal itu juga dilaksanakan oleh negara-negara ASEAN.
Tidak hanya itu, menurut Lim Sungnam, salah satu yang menunjang keberhasilan Korsel mencegah penyebarluasan adalah masalah keterbukaan informasi dan iklim demokrasi itu sendiri.
Lim Sungnam menjelaskan, Presiden Moon telah menetapkan tiga pilar dalam kerangka kerja pemerintahannya, termasuk dalam hal ini diplomasinya. Tiga hal itu adalah rakyat atau orang (people), kemakmuran atau kesejahteraan (prosperity), dan peace (perdamaian). Pandemi Covid-19, tambah Lim Sungnam, menghantam dengan keras semua sendi kehidupan negara. Rakyat adalah pihak yang paling merasakan pukulan itu.
”Untuk itu, kami ingin membantu negara-negara anggota ASEAN agar mereka bisa menolong rakyatnya masing-masing dengan bantuan ini. Pada akhirnya, nantinya, kita semua bisa merevitalisasi semua sendi kehidupan, mulai dari pariwisata, ekonomi, pembangunan dan lainnya,” kata Lim Sungnam.
Khusus untuk Indonesia, menurut dia, Pemerintah Korsel menjanjikan bantuan yang lebih besar karena negara ini merupakan mitra penting bagi Korsel. Dia belum bisa menjelaskan lebih detail karena hal itu masih dalam tahap pembicaraan.
Wakil Tetap Vietnam untuk ASEAN Tran Duc Binh mengatakan, meski memberikan pukulan keras bagi semua pihak, pandemi Covid-19 juga pada saat yang sama mempercepat realisasi kerja sama antara Korsel dan ASEAN.
Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi menyebutkan, komitmen Korea Selatan sangat berarti bagi negara-negara anggota ASEAN karena sebagian besar tengah bersiap memasuki masa transisi pascapandemi. Namun, perlu kewaspadaan di antara semua negara dan rakyatnya agar tidak ada lagi penularan. Semua upaya itu, menurut Lim Jock Hoi, berbasis data.
Di antara negara-negara anggota ASEAN, Vietnam dan Thailand dinilai banyak pihak sebagai negara yang paling cepat dan sigap dalam pencegahan penyakit ini. Vietnam dan Thailand kini tengah menjalani masa transisi menuju ke pencabutan pembatasan sosial secara keseluruhan. Thailand, Senin lalu, telah mengumumkan pencabutan jam malam, yang diberlakukan guna mencegah persebaran Covid-19, secara nasional.
Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina masih berjuang untuk bisa mengurangi penularan Covid-19. Meski penularan masih tinggi dan jumlah kematian dinilai banyak pihak tidak mengalami penurunan signifikan, Indonesia dan Filipina tengah mempertimbangkan untuk mencabut berbagai aturan pembatasan sosial agar ekonomi bisa berjalan kembali.