Iran Mulai Buka Masjid, Arab Saudi Masih Pertahankan Penutupan Masjid
Keputusan pembukaan kembali masjid-masjid di Iran secara terbatas itu menyusul pembukaan ulang sebanyak 132 masjid di daerah yang selama beberapa waktu tidak ada laporan infeksi Covid-19.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
TEHERAN, SELASA — Meski infeksi baru Covid-19 masih terus bertambah, Iran dan Senegal memutuskan melonggarkan perintah pembatasan gerak. Salah satu bentuknya, yaitu dengan membuka lagi masjid dan tempat ibadah lain. Adapun Arab Saudi masih mempertahankan kebijakan menutup masjid-masjid di wilayahnya sebagai bagian dari upaya mencegah persebaran Covid-19.
Direktur Badan Pengembangan Islam Iran, Mohammad Qomi, mengatakan bahwa masjid dibuka pada tiga malam ganjil setelah tanggal 20 Ramadhan atau mulai Rabu (13/5/2020). Keputusan itu telah dikonsultasikan dengan Kementerian Kesehatan.
Bagi umat Muslim, malam ganjil selepas 20 Ramadhan merupakan waktu terpenting untuk beribadah selama bulan puasa. Mereka biasa memperbanyak ibadah, dan sebagian memilih tetap berada di masjid pada malam-malam ganjil setelah 20 Ramadhan atau yang disebut iktikaf. Ibadah ini sulit dilakukan bila masjid ditutup, seperti terjadi di tengah pandemi ini.
Qomi belum mengumumkan tanggal-tanggal pasti untuk pembukaan masjid-masjid tersebut. Tidak diumumkan pula, apakah masjid akan tetap dibuka setelah malam-malam ganjil. Seperti dikutip dari dua kantor berita Iran, IRIB dan Tasnim, pembukaan masjid itu diputuskan setelah perintah pembatasan gerak dilonggarkan di sebagian wilayah Iran.
Masjid di 180 kota di Iran dilaporkan sudah menyelenggarakan lagi shalat Jumat pada pekan lalu. Keputusan itu menyusul pembukaan ulang 132 masjid, yang ditutup pada Maret-April, di daerah yang selama beberapa waktu tidak ada laporan infeksi Covid-19.
Iran juga akan membuka lagi sekolah mulai pekan depan. Sebelumnya, pusat-pusat perbelanjaan dan sarana transportasi perjalanan antarkota telah diizinkan buka dan beroperasi lagi. Pelonggaran itu tetap diambil meski para pakar telah mengingatkan bahaya lonjakan infeksi di tengah peningkatan pergerakan dan perkumpulan orang.
Masjid-gereja di Senegal
Selain Iran, keputusan melonggarkan pembatasan gerak juga diterapkan Senegal. Presiden Senegal Macky Sall mengumumkan, masjid dan gereja boleh dibuka lagi. Pasar juga boleh dibuka selama enam hari dalam sepekan. Pasar wajib ditutup sehari untuk pembersihan sekali dalam sepekan.
Dalam skenario terbaik sekaligus, virus jenis baru, Covid-19, akan tetap menyebar di Senegal paling singkat hingga empat bulan ke depan.
Sall mengimbau warganya agar tetap menjaga kesehatan dan kebersihan. Ia mengakui, Covid-19 belum hilang dari negara di Afrika barat itu. Dalam skenario terbaik sekaligus, virus jenis baru, Covid-19, akan tetap menyebar di Senegal paling singkat hingga empat bulan ke depan.
”Kami perlu belajar hidup dengan keberadaan virus,” ujar Sall.
Sall juga mengumumkan pengurangan jam malam, dari mulai pukul 20.00 ke 06.00 menjadi 21.00 ke 05.00. Pengumuman itu membuat Senegal menyusul sejumlah negara lain di Afrika yang melonggarkan pembatasan gerak.
Kebijakan Arab Saudi
Arab Saudi juga mulai melonggarkan pembatasan gerak di sejumlah provinsi dan kota. Seperti diberitakan Arab News dan Al Arabiya, isolasi total di Jazan, Daman, dan al-Ahsan dikurangi dari 24 jam sehari menjadi hanya 16 jam sehari, dimulai setiap pukul 17.00 dan berakhir pukul 09.00. Pusat belanja di Riyadh juga diizinkan beroperasi kembali selama bisa menerapkan perintah jaga jarak.
Namun, hingga Selasa, Arab Saudi belum kunjung membuka lagi dua masjid tersuci, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, untuk umum. Banyak masjid lain juga belum diizinkan dibuka untuk umum.
Sebelum masa pandemi, Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah selalu disesaki umat Muslim dari sejumlah negara, terutama pada bulan Ramadhan. Pada malam-malam ganjil Ramadhan, banyak umat Muslim memilih tetap berada di masjid-masjid itu sepanjang malam.
Secara terpisah, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan justru mengetatkan pembatasan gerak. Ankara, Istanbul, dan Izmir yang merupakan kota-kota terbesar Turki tetap diperintah untuk menjalankan isolasi. Adapun untuk kota-kota lain, isolasi total diberlakukan lagi pada Sabtu hingga Selasa mendatang. Sebelumnya, selain tiga kota terbesar, pembatasan gerak mulai dilonggarkan di Turki. (AP/REUTERS)