Laut China Selatan Memanas Lagi, Kapal China Diduga Masuki ZEE Malaysia
Sebuah sumber keamanan Malaysia mengatakan, kapal China, Haiyang Dizhi 8, diapit di satu titik oleh lebih dari 10 kapal China lain. Kapal itu tampaknya memulai surveinya di dalam perairan ZEE Malaysia.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
KUALA LUMPUR, MINGGU — Kawasan perairan Laut China Selatan kembali memanas. Pemicunya manuver kapal survei milik Pemerintah China dengan membuntuti kapal eksplorasi yang dioperasikan perusahaan milik negara Malaysia, Petronas, di wilayah sengketa perairan Laut China Selatan. Insiden ini diungkapkan tiga sumber keamanan di kawasan, Jumat (17/4/2020).
Insiden tersebut juga memicu AS mengeluarkan peringatan, Sabtu (18/4/2020) waktu AS atau Minggu WIB, yang mendesak China agar tidak menggelar perundungan di Laut China Selatan (LCS). Laman pelacak pergerakan kapal-kapal, Marine Traffic, menunjukkan, kapal Haiyang Dizhi 8 milik Pemerintah China memasuki perairan dekat Malaysia, Kamis lalu.
Insiden itu memunculkan spekulasi bahwa Beijing menggunakan momen pandemi Covid-19 untuk menegaskan kembali kehadirannya di LCS. Sebelumnya, pada pekan ini kapal Haiyang Dizhi 8 diketahui berada di perairan Vietnam. Tahun lalu kapal China diduga melakukan survei eksplorasi minyak zona ekonomi eksklusif (ZEE) Vietnam. Setelah itu, kapal tersebut diketahui juga bermanuver di ZEE Indonesia di perairan Laut Natuna Utara.
Data Marine Traffic menunjukkan, kapal itu tampaknya memulai survei di perairan 352 kilometer (218 mil) di lepas pantai Brunei Darussalam dan Malaysia pada Kamis. Titik itu berada di dalam ZEE Malaysia di dekat perairan yang diklaim baik oleh Malaysia, Vietnam, dan China.
Sebuah sumber keamanan Malaysia mengatakan, Haiyang Dizhi 8 diapit pada satu titik oleh lebih dari 10 kapal China lainnya, termasuk kapal milisi laut dan penjaga pantai negara itu, Jumat (17/4/2020). Sumber itu juga menyebutkan keberadaan sejumlah kapal Vietnam di dekat kapal-kapal itu.
Kantor perdana menteri Malaysia, kementerian pertahanan Malaysia, dan Petronas tidak menanggapi permintaan komentar. Kementerian Luar Negeri China dan Vietnam juga tidak berkomentar atas hal itu.
Namun, Kepala Badan Penegakan Maritim Malaysia Zubil Mat Som mengonfirmasi bahwa Haiyang Dizhi 8 berada di perairan Malaysia. Hal itu dimuat harian berbahasa Melayu, harian Metro, dan dikutip dalam laman media Malaysia lainnya, The Star. ”Kami tidak tahu tujuannya, tetapi (kapal itu) tidak melakukan kegiatan yang melawan hukum,” katanya menurut laporan itu.
Sumber dari kalangan maritim Malaysia mengungkapkan sebuah kapal penjaga pantai Malaysia, KM Pekan, sempat membayangi sebuah kapal China.
Sumber dari kalangan maritim Malaysia mengungkapkan, sebuah kapal penjaga pantai Malaysia, KM Pekan, sempat membayangi sebuah kapal China. Angkatan Laut Malaysia pun terus memantau situasi terkini. Haiyang Dizhi 8 dilaporkan telah berpindah posisi, tanpa disebutkan arahnya.
Pada Rabu (15/4/2020), seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa kapal Haiyang Dizhi 8 itu melakukan kegiatan yang bersifat normal semata. Beijing menuduh pejabat AS menggunakan masalah LCS untuk mencoreng nama Beijing. Kehadiran Haiyang Dizhi 8 di LCS itu memang terjadi di tengah gerakan pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara Asia Tenggara untuk memperlambat penyebaran wabah Covid-19.
Kementerian Luar Negeri AS telah mendesak Beijing untuk fokus memerangi pandemi. Namun, Washington juga sekaligus memperingatkan Beijing. Beijing diminta berhenti mengeksploitasi gangguan atau kerentanan negara lain untuk memperluas klaimnya yang melanggar hukum di kawasan LCS.
”Sembilan garis putus (nine dash line)” China dengan peta-petanya menandai bentangan luas perairan yang diklaim negara itu. Sebagian wilayah perairan Laut China Selatan itu juga diklaim oleh Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Filipina. Awal tahun ini, lembaga think tank Washington, Asian Maritime Transparency Initiative (AMTI), mengatakan, China telah mempertahankan kehadirannya secara relatif konstan di Luconia Shoals di lepas pantai Negara Bagian Sarawak, Malaysia, di Pulau Kalimantan.
Tahun lalu, setidaknya satu kapal penjaga pantai China juga dilaporkan menghabiskan berminggu-minggu di perairan dekat anjungan minyak di blok minyak Vietnam. Blok minyak itu dioperasikan oleh perusahaan Rosneft Rusia. Kapal Haiyang Dizhi 8 itu saat itu juga melakukan survei eksplorasi minyak yang dicurigai di ZEE Vietnam.