Pandemi Covid-19 Bisa Membuyarkan Pembangunan di Afrika
Sejauh ini, kreditor yang membantu layanan kesehatan dan pemulihan ekonomi Afrika berhasil mengumpulkan 57 miliar dollar AS. Masih ada kekurangan 44 miliar dollar AS
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
AP PHOTO
Pandemi Covid-19 bisa membuyarkan pembangunan di Afrika jika negara-negara miskin di sana tidak mendapatkan dana untuk pembangunan penanganan pandemi. Foto dokumentasi ini memperlihatkan beberapa anak balita saat menunggu untuk ditimbang berat badannya di Bangui, Afrika Tengah, 11 Februari 2016.
WASHINGTON DC, SABTU — Afrika membutuhkan dana tambahan setidaknya 114 miliar dollar AS tahun ini untuk untuk menangani pandemi Covid-19. Kekurangan dana sangat dirasakan mengingat negara-negara Afrika pada umumnya miskin dengan sistem pelayanan kesehatan yang rapuh. Pandemi bisa membuyarkan pembangunan negara-negara miskin, termasuk di Afrika.
Sejauh ini kreditor yang membantu layanan kesehatan dan pemulihan ekonomi Afrika berhasil mengumpulkan 57 miliar dollar AS, termasuk di dalamnya bantuan dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Selain itu, ada 13 miliar dollar AS lagi dari dana swasta.
”Masih ada kekurangan 44 miliar dollar AS,” sebut pernyataan tertulis bersama Bank Dunia dan IMF, Sabtu (18/4/2020).
Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan, pandemi ini bisa membuyarkan pembangunan di negara-negara miskin, termasuk Afrika. IMF juga menilai Afrika rentan terhadap pandemi yang membuat dunia mengalami krisis finansial luar biasa setelah the Great Depression.
Para pakar di kedua institusi itu khawatir sistem kesehatan Afrika yang lemah tidak akan sanggup menghentikan penyebaran penyakit Covid-19
Ekonomi Afrika yang menggantungkan diri pada sektor energi mineral dan pariwisata juga merosot karena menurunnya jumlah permintaan dan wisatawan akibat pandemi. Jumlah kematian akibat korona di Afrika mencapai 1.000 orang dan kasus positif Covid-19 sebanyak 19.334 orang.
”Kalau jumlah kasus korona meningkat, situasi bisa lebih parah. Ini kemunduran dari upaya menekan kemiskinan, kesenjangan, dan ketertinggalan yang sudah lumayan,” sebut Presiden Afrika Selatan dan Ketua Uni Afrika Cyril Ramaphosa dalam pernyataan tertulisnya.
Tunda bayar utang
IMF memperkirakan produk domestik bruto Afrika akan menyusut 1,6 persen pada 2020 dan ini yang terparah yang pernah terjadi. Bank Dunia mengingatkan, Afrika bisa terjerumus masuk ke resesi untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir ini.
Dengan banyaknya negara di Afrika yang miskin dan terbelit utang, Bank Dunia dan IMF mengeluarkan alat pembiayaan baru dan meningkatkan yang sudah ada sekaligus menekankan pengurangan utang.
Kelompok ekonomi terbesar dunia, G-20, Rabu, bersedia menghentikan pembayaran utang khusus bagi negara-negara miskin dan kebanyakan ada di Afrika. Dengan menggunakan Catainrophe Containment and Relief Trust (CCRT) yang didesain ulang dan dimulai tahun 2015 untuk membantu negara-negara Afrika barat yang terkena epidemi ebola, IMF menyetujui penghentian pembayaran utang selama enam bulan untuk 25 negara, mayoritas negara-negara di Afrika.
AFP/RODGER BOSCH
Dua pria berjalan melintasi Long Street, salah satu tempat hiburan tersibuk dan paling populer dengan bar, klub, dan restoran di kota, dengan papan reklame Stay Home, di Cape Town, 3 April 2020.
Sementara itu, Bank Dunia berjanji akan memberikan dana 160 miliar dollar AS selama 15 bulan untuk proyek-proyek layanan kesehatan dan pemulihan ekonomi di seluruh dunia. IMF menambahkan ada 102 negara yang sudah meminta pinjaman 1 triliun dollar AS dari dana simpanan perang.
Pendanaan ini untuk membantu negara memenuhi kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak akibat wabah korona.
Pada Jumat lalu, Dewan Eksekutif IMF mencairkan 886,2 juta dollar AS ke Pantai Gading yang ekonominya juga terdampak wabah korona dan akan semakin buruk dalam waktu cepat. Pendanaan ini untuk membantu negara memenuhi kebutuhan neraca pembayaran yang mendesak akibat pandemi korona. Dana serupa juga diberikan ke Haiti sejumlah 111,6 juta dollar AS.
Tidak cukup
Meski jutaan dollar AS dicurahkan untuk melawan wabah korona di negara-negara miskin, Malpass mengingatkan dana itu tidak akan pernah cukup. Apalagi jika tidak segera memperkuat sistem dan ketahanan negara masing-masing. ”Hasil pembangunan yang sudah tercapai beberapa tahun terakhir bisa mudah hilang,” ujarnya.
AFP/LUIS TATO
Petugas memberikan instruksi cara mencuci tangan yang benar di depan pintu masuk sebuah rumah sakit di Nairobi, Kenya, Rabu (18/3/2020).
Bagi negara-negara debitor yang mengambil bagian dalam pembiayaan proyek senilai 160 miliar dollar AS dari Bank Dunia, akan ada pemantauan bagaimana pemerintah memanfaatkannya.
Apalagi karena sudah ada keringanan utang. Harapannya, negara-negara itu akan memanfaatkan anggaran mereka, yang semula untuk membayar utang, untuk layanan kesehatan, pendidikan, dan memperkuat ekonomi mereka.
”Jika mereka transparan, investasi dari sektor swasta yang lebih menguntungkan pasti akan lebih banyak yang tertarik masuk dari seluruh dunia,” kata Malpass. (AFP)