ASEAN Jaga Jalur Dagang Tetap Terbuka di Tengah Pandemi Korona
Di tengah pandemi Covid-19, para pemimpin ASEAN dan tiga negara mitra dalam ASEAN Plus Tiga menyusun langkah bersama penanganan dan pemulihan dari wabah di kawasan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO & ANITA YOSSIHARA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pemimpin negara anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN, Selasa (14/4/2020), bertekad menjaga jalur-jalur perdagangan antarnegara agar tetap terbuka. Tujuannya, memastikan pasokan pangan dan perlengkapan medis tidak terganggu di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Penegasan itu dikemukakan dalam Deklarasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN seusai pertemuan melalui konferensi video jarak jauh yang dipimpin Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc. Presiden Joko Widodo mengikuti KTT dari Istana Bogor, Jawa Barat, didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Dalam deklarasi bersama setebal lima halaman, para pemimpin ASEAN berkomitmen ”untuk menjaga pasar-pasar ASEAN agar tetap terbuka bagi perdagangan dan investasi serta meningkatkan kerja sama di kalangan negara-negara anggota ASEAN dan juga para mitra dari luar ASEAN untuk memastikan keamanan pangan”.
Mereka juga bertekad bekerja sama guna memastikan ketersediaan pasokan perlengkapan perlindungan diri dan alat-alat diagnostik. Ini, antara lain, dilakukan dengan menggunakan ”gudang-gudang cadangan guna menopang kebutuhan darurat kesehatan publik di negara-negara ASEAN”.
Para pemimpin ASEAN juga bersepakat saling berbagi sumber daya dan upaya untuk membatasi dampak pandemi Covid-19 bagi turisme dan ekonomi ekspor- impor di kawasan. Mereka juga menegaskan komitmen persatuan sekaligus kewaspadaan dalam menghadapi Covid-19.
”Kami berjanji tetap bersatu dan waspada terhadap Covid-19 dan berkomitmen bekerja sama erat dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mitra eksternal ASEAN, dan komunitas internasional untuk menekan penyebaran pandemi, melindungi kehidupan, dan mata pencarian warga,” demikian pernyataan bersama pemimpin ASEAN.
Para pemimpin ASEAN juga bertekad tetap menjaga stabilitas sosial-ekonomi di kawasan.
Para pemimpin juga bertekad tetap menjaga stabilitas sosial-ekonomi di wilayah ASEAN sambil mempertahankan momentum menuju Masyarakat ASEAN dengan mempraktikkan pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan inklusif, dan tidak meninggalkan siapa pun dalam organisasi itu.
Selain KTT ASEAN, secara berkesinambungan juga diselenggarakan KTT ASEAN Plus Three secara virtual. Kegiatan KTT itu diikuti para pemimpin negara ASEAN dan pemimpin negara mitra, yakni Jepang, Korea Selatan, dan China. Mereka membahas penanganan Covid-19 beserta dampaknya.
Perdana Menteri China Li Keqiang menyatakan dukungannya terhadap paket pemulihan senilai 5 miliar dollar AS yang diusulkan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). ”Kami menyambut proposal AIIB untuk Fasilitas Pemulihan Covid-19 dengan kapitalisasi awal 5 miliar dollar AS,” kata Li, seperti dirilis kantor berita resmi China.
Para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen persatuan sekaligus kewaspadaan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Negara-negara itu juga sepakat meningkatkan kerja sama melawan Covid-19, meliputi saling tukar informasi, pengembangan riset dan epidemiologi, perawatan, serta menjaga kelancaran perdagangan.
Dorongan persatuan dan kolaborasi ASEAN juga disampaikan Presiden Joko Widodo. Ia menyebut bahwa penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu merupakan musuh bersama karena telah memukul ekonomi dunia, termasuk di dalamnya kawasan Asia Tenggara.
”Kita tidak punya pilihan, kecuali menang melawan virus ini. Bersatu, bersinergi, dan berkolaborasi adalah jawabannya,” kata Joko Widodo.
Empat usulan
Presiden RI juga menyampaikan empat usulan aksi yang harus dilakukan negara-negara ASEAN. Pertama, pentingnya kerja sama untuk memutus mata rantai penyebaran virus korona. Kedua, pentingnya upaya mencegah hambatan lalu lintas barang, seperti bahan makanan, peralatan kesehatan, dan obat- obatan.
”Ketiga, Presiden juga menegaskan pentingnya kerja sama perlindungan kepada warga dari negara-negara anggota dan, yang keempat, pentingnya kerja sama dengan negara-negara mitra ASEAN,” ujar Menlu Retno kepada wartawan seusai KTT.
Kita perlu tunjukkan agar kekeluargaan ASEAN berfungsi di tengah krisis ini agar rakyat kita merasakan langsung manfaat ASEAN.
Hal yang tak kalah penting yang disampaikan Presiden adalah mengenai kerja sama perlindungan warga ASEAN, termasuk para pekerja migran. ”Kita perlu tunjukkan agar kekeluargaan ASEAN berfungsi di tengah krisis ini agar rakyat kita merasakan langsung manfaat ASEAN,” kata Presiden.
”Saya juga apresiasi kerja sama baik Indonesia dengan Malaysia dan Singapura dalam perlindungan terhadap pekerja migran,” lanjut Presiden.
Sementara Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mendorong perlunya aksi segera untuk menghentikan penyebaran virus dan menghentikan rantai wabah. Kondisi saat ini dikatakan layaknya perang bersama melawan Covid-19.
”Ini adalah perang melawan musuh yang tidak terlihat yang masa setelahnya akan menghasilkan lanskap global yang baru,” kata Yassin sembari memproyeksikan sebuah kondisi normal baru akan tersaji pascapandemi.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan, upaya penanggulangan Covid-19 tidak boleh menutup kerja sama di bidang ekonomi negara-negara di Asia Tenggara. Ia pun berseru agar aktivitas perdagangan di ASEAN tetap terbuka. ”Krisis atau tidak krisis, karena tidak ada negara yang dapat hidup sendiri. Maka dari itu, mari kita pastikan konektivitas rantai pasokan dan kelancaran arus barang di kawasan kita,” kata Duterte.
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh menyebutkan, hingga awal pekan ini jumlah kasus positif Covid-19 di ASEAN mencapai 19.997 dengan angka kematian 884 kasus. Covid-19 berdampak serius terhadap perekonomian sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN tahun 2020 pun dikoreksi dari 4,7 persen menjadi 1 persen.
Tujuh keputusan
Seusai KTT, Menlu Retno menyampaikan, pertemuan virtual para pemimpin ASEAN menghasilkan deklarasi yang memuat tujuh keputusan. Keputusan pertama, negara-negara ASEAN sepakat untuk memperkuat kerja sama melawan Covid-19 dengan saling tukar informasi, pengembangan riset, pengembangan epidemologi, perawatan, dan lainnya.
Para pemimpin juga berkomitmen melakukan pelindungan bagi warga negara-negara ASEAN selama masa pandemi. Tak hanya itu, mereka juga sepakat untuk memperkuat komunikasi publik serta menghapus stigmatisasi dan diskriminasi bagi para pasien Covid-19.
Negara-negara ASEAN juga berkomitmen mengambil tindakan kolektif dan kebijakan yang terkoordinasi guna memitigasi dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19. Kesepakatan lain adalah menekankan pendekatan komprehensif yang melibatkan banyak pemangku kepentingan dari berbagai sektor dalam menangani Covid-19.
Para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk menugaskan para menteri ekonomi tiap-tiap negara untuk memastikan berjalannya konektivitas rantai pasok agar perdagangan bisa terus berjalan. Kesepakatan terakhir adalah mendukung realokasi trust fund ASEAN untuk membantu negara-negara anggota menangani Covid-19. (AFP/CAL/SAM)