Negara-negara di ASEAN sepakat untuk meningkatkan kerja sama melawan Covid-19. Kerja sama itu meliputi saling tukar informasi, pengembangan riset serta epidemiologi, perawatan, dan juga menjaga kelancaran perdagangan.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pemimpin negara-negara anggota ASEAN, Selasa (14/4/2020), mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT secara virtual yang digelar khusus membahas Covid-19. Dalam pertemuan itu, RI mendorong negara-negara ASEAN meningkatkan sinergi untuk bersama-sama melawan pandemi Covid-19.
”Kita tidak punya pilihan, kecuali menang melawan virus ini. Bersatu, bersinergi dan berkolaborasi adalah jawabannya,” kata Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pernyataannya di hadapan para pemimpin negara-negara Asia Tenggara.
KTT ASEAN khusus membahas Covid-19 dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc karena saat ini kepemimpinan ASEAN dipegang Vietnam. Selain Presiden Jokowi, KTT khusus itu juga diikuti Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Laos Thoungloun Sisoulith, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Dato Lim Jock Hoi.
Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Vietnam Pham Binh Minh menyebutkan, hingga Senin (13/4), jumlah kasus positif Covid-19 di ASEAN mencapai 19.997 dengan angka kematian sebanyak 884 kasus. Covid-19 berdampak serius pada perekonomian sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN tahun 2020 pun dikoreksi dari 4,7 persen menjadi 1 persen.
Kenyataan itulah yang membuat Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya peningkatan kerja sama dan kolaborasi antarnegara-negara ASEAN untuk melawan Covid-19. Kepala Negara pun menyebut bahwa penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu merupakan musuh bersama karena telah memukul ekonomi dunia, termasuk di dalamnya kawasan Asia Tenggara.
Untuk itu, Presiden Jokowi menyampaikan empat usulan aksi yang harus dilakukan negara-negara ASEAN. ”Pertama, kita harus memutus mata rantai penyebaran virus di masing-masing negara kita, dan di kawasan ASEAN. Selain itu, kita juga harus memutus risiko penyebaran virus melewati perbatasan,” ucap Presiden, yang sepanjang pertemuan di dampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
ASEAN perlu menyusun sebuah protokol untuk menghadapi pandemi, seperti kerja sama penelusuran kontak serta investigasi penyebaran wabah. Penting pula pengawasan pergerakan manusia di perbatasan guna memutus mata rantai Covid-19.
Menurut Presiden, ASEAN perlu menyusun sebuah protokol untuk menghadapi pandemi, seperti kerja sama penelusuran kontak serta investigasi penyebaran wabah. Penting pula pengawasan pergerakan manusia di perbatasan guna memutus mata rantai Covid-19.
Jika pergerakan orang dibatasi, tidak begitu dengan lalu lintas barang. Presiden menekankan pentingnya menghilangkan hambatan lalu lintas barang antar-negara terutama lalu lintas bahan makanan, peralatan kesehatan, dan obat-obatan. Karena itu, sudah semestinya ASEAN menyusun pengaturan bersama untuk menjaga lalu lintas perdagangan di saat pandemi.
Hal yang tak kalah penting yang disampaikan Presiden adalah mengenai kerja sama perlindungan warga ASEAN, termasuk para pekerja migran. ”Kita perlu tunjukkan agar kekeluargaan ASEAN berfungsi di tengah krisis ini agar rakyat kita merasakan langsung manfaat ASEAN. Saya juga apresiasi kerja sama baik Indonesia dengan Malaysia dan Singapura dalam perlindungan terhadap pekerja migran,” ujarnya.
Usulan terakhir yang disampaikan adalah mengenai pentingnya kolaborasi dan kerja sama ASEAN dengan para mitra, termasuk kerja sama ASEAN plus three dengan Jepang, Korea, dan China. Karena itu, RI menyambut baik pembentukan ASEAN Covid-19 Response Fund untuk menghadapi kondisi darurat seperti sekarang ini.
Seusai KTT, Menlu Reto menyampaikan, pertemuan virtual para pemimpin ASEAN menghasilkan deklarasi yang memuat tujuh keputusan. Keputusan pertama, negara-negara ASEAN sepakat untuk memperkuat kerja sama melawan Covid-19 dengan saling tukar informasi, pengembangan riset, pengembangan epidemologi, perawatan, dan lainnya.
Para pemimpin juga berkomitmen melakukan pelindungan bagi warga negara-negara ASEAN selama masa pandemi. Tak hanya itu, mereka juga sepakat untuk memperkuat komunikasi publik serta menghapus stigmatisasi dan diskriminasi bagi para pasien Covid-19.
Negara-negara ASEAN juga berkomitmen mengambil tindakan kolektif dan kebijakan yang terkoordinasi guna memitigasi dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19. Kesepakatan lain adalah menekankan pendekatan komprehensif yang melibatkan banyak pemangku kepentingan dari berbagai sektor dalam menangani Covid-19.
Para pemimpin ASEAN juga sepakat untuk menugaskan para menteri ekonomi masing-masing negara untuk memastikan berjalannya konektivitas rantai pasok agar perdagangan bisa terus berjalan. Kesepakatan terakhir adalah mendukung realokasi trust fund ASEAN untuk membantu negara-negara anggota menangani Covid-19.
Selain KTT ASEAN, rencananya pada siang ini akan diselenggarakan pula KTT ASEAN plus Three secara virtual. Dalam KTT itu, para pemimpin negara ASEAN dan pemimpin negara mitra, yakni Jepang, Korea, dan China, akan membahas penanganan Covid-19 beserta dampaknya.