Korea Selatan Siap Bantu Indonesia Tangani Covid-19
Korea Selatan berkomitmen memberikan bantuan kepada Indonesia untuk menangani pandemi Covid-19. Bantuan berupa peralatan pendukung penanganan penyakit itu akan diberikan secara bertahap.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Sebagai sahabat bilateral, Korea Selatan siap membantu Indonesia untuk menangani wabah virus korona baru penyebab Covid-19. Mereka akan memberikan bantuan berupa peralatan pendukung penanganan wabah itu secara bertahap.
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang Beom dalam konferensi pers daring tanpa tatap muka di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (9/4/2020), mengatakan, pihaknya akan menyumbangkan bantuan senilai 500.000 dollar AS bagi Indonesia menangani untuk wabah Covid-19. Mereka pun menyerahkan bantuan 300 unit rechargeable battery powered sprayer kepada Indonesia melalui BNPB.
"Dalam tahap berikutnya, kami akan memberikan bantuan alat tes swab atau reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) untuk digunakan tenaga medis Indonesia yang ada di garda terdepan penanganan Covid-19. Korea Selatan siap berdiri teguh bersama masyarakat Indonesia, kita akan melawati tantangan besar ini bersama-sama," kata Kim.
Menurut Kim, bantuan tersebut merupakan simbol kerja sama strategis antara pemerintah Korea Selatan dan Indonesia. Sebab, Korea Selatan dan Indonesia adalah teman sejati dan teman sehati. "Teman sejati adalah teman yang tetap setia mendampingi dalam suka maupun duka," katanya.
Sekretaris Utama BNPB Harmensyah menuturkan, Indonesia berterima kasih atas bantuan tersebut. Semua itu sangat membantu Indonesia yang sedang berjuang dalam percepatan penanganan Covid-19. Semua bantuan akan segera didistribusikan ke -tempat yang membutuhkan. "Kami membuka peluang menerima bantuan lain (dari Korea Selatan), terutama alat pelindung diri dan ventilator," tuturnya.
Tegaskan strategi
Juru bicara pemerintah terkait penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengutarakan, pemerintah menegaskan kembali upaya percepatan penanganan Covid-19. Pertama, mereka berupaya memperkuat program jaga jarak fisik dengan memberi sempatan kepada pemerintah daerah yang ingin menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kami membuka peluang menerima bantuan lain (dari Korea Selatan), terutama alat pelindung diri dan ventilator.
Dalam tahap awal, DKI Jakarta jadi daerah pertama yang menerapkan PSBB itu. "Sejauh ini, penularan masih terjadi. Itu karena ada orang dengan Covid-19 tetapi tanpa gejala (OTG) sehingga secara subyektif merasa baik-baik saja tetapi bisa menulari virus kepada orang lain. Menjadi masalah kalau virus itu menular kepada orang rentan karena akan berdampak buruk," ujarnya.
Pemerintah juga terus menelusuri orang-orang yang pernah kontak dengan kasus positif Covid-19. Hal itu dilakukan dengan penyaringan ataupun penjaringan lewat metode tes cepat di mana 450.000 alat tesnya sudah disebar ke seluruh Indonesia.
Upaya itu dilakukan kepada individu maupun kelompok yang pernah kontak dengan kasus positif Covid-19. Itu juga dilakukan kepada tenaga medis yang pernah merawat kasus positif Covid-19. "Mereka semua adalah orang-orang berisiko tinggi tertular penyakit tersebut," katanya.
Selain itu, pemerintah berupaya menegakkan diagnosis kasus positif Covid-19 dengan tes PCR. Upaya itu dilakukan tidak secara acak melainkan terpilih atau terstruktur. Maksudnya, tes itu hanya untuk orang-orang yang positif Covid-19 dari tes cepat dan yang mengalami gejala klinis semakin parah.
"Sejauh ini, pemerintah sudah melakukan pemeriksaan PCR kepada 15.000 spesimen. Saat ini, ketersediaan alat tes PCR mencapai kapasitas 200.000 spesimen," tutur Yurianto.
Mereka juga akan melakukan isolasi rumah sakit atau perawatan di fasilitas kesehatan secara efektif dan efisien. Perawat di rumah sakit hanya untuk orang-orang positif Covid-19 dengan gejala sedang dan berat. Sebab, orang-orang seperti itu butuh penanganan spefisik, terutama ventilator.
"Kami sudah menyalurkan alat pelindung diri 679.000 kepada tenaga medis di seluruh Indonesia. Sekarang, masih ada stok sekitar 500.000, sekitar 200.000 segera didistribusikan ke tenaga medis. Semua itu diberikan agar tenaga medis lebih tenang, aman, dan optimal dalam bertugas," ujarnya.
Sejauh ini, ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 218 orang sehingga menjadi 2.956 kasus. Jumlah pasien sembuh bertambah 18 orang sehingga total menjadi 222 orang. Jumlah pasien sembuh bertambah 19 orang sehingga total menjadi 240 orang.
"Kami harap masyarakat juga bisa displin mengikuti program yang ada untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, terutama selalu gunakan masker, cuci tangan selalu, jaga jarak, dan sebisa mungkin tetap di rumah saja," kata Yurianto.