PM May Galang Dukungan UE untuk Beri Tindakan pada Rusia
Oleh
RETNO BINTARTI
·2 menit baca
BRUSSELS, KAMIS -- Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta dukungan negara-negara Uni Eropa (UE) untuk mengecam dan menggalang "tindakan yang terkoordinasi" dari negara-negara anggota UE terhadap Rusia terkait kasus peracunan agen ganda di Salisbury, Inggris, beberapa waktu lalu. Inggris ingin menunjukkan bahwa semua negara Barat rentan terhadap serangan semacam yang terjadi di Inggris.
Sumber pejabat di Inggris mengatakan, Kamis (22/3), dalam hal ini London tidak berharap penjatuhan sanksi ekonomi baru. "Rusia sudah menunjukkan dirinya sebagai musuh strategis, bukan mitra strategis," kata sumber tadi.
PM Theresa May bertolak ke Brussels, Belgia, Kamis malam, untuk mengikuti pertemuan tingkat tinggi UE. May menuduh Rusia meracun Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury, Inggris. Tuduhan itu diarahkan ke Moskwa setelah hasil pemeriksaan rumah sakit menemukan adanya jenis racun dalam tubuh korban dengan jenis yang dikenal pernah dikembangkan oleh Uni Soviet.
Terkait kasus itu, Inggris telah mengusir 23 diplomat Rusia. Hal sama dilakukan Rusia pada Inggris. Rusia menyangkal keras tuduhan Inggris.
Terbelah
Perancis dan Jerman dengan tegas mendukung Inggris mengecam Rusia. Namun, negara-negara seperti Yunani, Italia, Siprus, dan Austria cenderung memilih tetap menjaga hubungan baik dengan Moskwa.
May ingin menyadarkan negara-negara UE tentang bahaya penyerangan dengan cara seperti yang terjadi di negaranya. "Ancaman Rusia tidak menghormati perbatasan dan semua kita berada dalam risiko," kata seorang pejabat senior Inggris.
May ingin mengatasi keragu-raguan dari negara-negara dekat Rusia. Adapun sikap pejabat UE terhadap Rusia beragam. Ketua Dewan UE Donald Tusk, yang akan mengetuai sidang, jelas memihak Inggris.
"Sudah jelas kita harus meningkatkan kesiapan terhadap serangan-serangan mendatang," kata Tusk, Rabu. Ia menyatakan, "Tidak dalam situasi nyaman merayakan terpilihnya kembali Presiden Putin."
Sementara Ketua Komisi UE Jean-Claude Juncker membuat membuat marah anggota parlemen Inggris karena mengirim ucapan selamat kepada Putin, yang baru terpilih kembali sebagai presiden dalam pemilu.
KTT UE selama dua hari juga akan menyikapi kebijakan Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium. Para pemimpin UE juga akan membahas pengumpulan data dari Facebook oleh sebuah perusahaan di Inggris. (AFP/AP/REUTERS)