Tahun 1967, Adam Malik Sebut Pasukan Asing Kurangi Sifat Nonpolitik dan Nonmiliter ASEAN
ASEAN didirikan 50 tahun lalu di Thailand. Saat itu, Indonesia diwakili oleh Menlu Adam Malik, sedangkan Malaysia diwakili Tun Abdul Razak.
Oleh
A Tomy Trinugroho
·2 menit baca
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN menginjak usia yang ke-50. Didirikan pada 1967 saat dunia didera Perang Dingin, ASEAN berhasil membuktikan dirinya sebagai organisasi yang memberi manfaat. Hal ini setidaknya terlihat dari kondisi kawasan Asia Tenggara yang cukup stabil dan damai, kini tak ada konflik militer di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Sekarang, sebagaimana ditulis pada headline harian Kompas hari ini, Senin (7/8/2017), ASEAN menghadapi berbagai jenis ancaman serta tantangan baru, antara lain terorisme serta isu Laut China Selatan. Penyerbuan oleh kelompok ekstrem di kota Marawi, Pulau Mindanao, Filipina selatan, menegaskan betapa terorisme sudah menjadi ancaman nyata dan di depan mata bagi ASEAN.
Adapun isu Laut China Selatan juga sangat mendesak ditangani karena ada empat anggota ASEAN yang bersengketa dengan China dalam masalah tersebut. Mereka ialah Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei.
Terlepas dari berbagai tantangan baru yang menghadang ASEAN pada masa 50 tahun kedua, perlu kiranya kita melihat kembali sedikit bagaimana ASEAN ketika pertama kali berdiri. Harian Kompas memiliki rekaman yang baik mengenai peristiwa bersejarah tersebut.
Harian Kompas edisi 8 Agustus 1967 melaporkan di halaman satu bahwa menteri luar negeri dari lima negara di Asia Tenggara sepakat untuk membentuk organsiasi kawasan. Kesepakatan diperoleh dalam pertemuan di Bangsaen, Bangkok, Thailand (dahulu bernama Muangthai), yang dihadiri perwakilan Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Dalam berita tersebut, terungkap bahwa Menteri Luar Negeri RI Adam Malik mengingatkan, sifat-sifat nonpolitik dan nonmiliter dari organisasi yang baru terbentuk itu akan berkurang jika ada pasukan asing di negara-negara yang mengupayakan terbentuknya organisasi kawasan Asia Tenggara. Sebagai respons atas pernyataan Adam Malik, Menlu Filipina Narciso Ramos menyatakan, kehadiran pangkalan militer Amerika Serikat di negara itu memang diperlukan.
Adapun Malaysia dan Singapura, melalui Menlu Tun Abdul Razak dan Menlu S Rajaratnam, menyampaikan, pasukan Inggris tak lama lagi akan ditarik mundur dari kedua negara tersebut. Bagaimanapun, Adam Malik mengungkapkan, pandangannya yang menentang kehadiran pasukan asing jangan dijadikan halangan bagi upaya pembentukan organisasi kawasan Asia Tenggara.
Dalam edisi 9 Agustus 1967, harian Kompas memberitakan penandatanganan deklarasi ASEAN. Deklarasi yang terdiri atas tujuh pasal ini menegaskan, organisasi baru tersebut didirikan untuk menggalang kerja sama di antara negara-negara Asia Tenggara. Kerja sama diarahkan bagi pembangunan ekonomi, sosial, dan kebudayaan di setiap negara anggota.