Efektivitas Vaksin Covid-19 Meningkat dengan Dosis Penguat
Vaksin berbasis viral vektor yang dikembangkan oleh AstraZeneca memiliki tingkat efektivitas yang setara dengan vaksin berbasis mRNA. Perlindungan dari vaksin ini akan lebih optimal dengan pemberian dosis penguat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksin dosis penguat dapat meningkatkan nilai efektivitas vaksin dalam melawan infeksi Covid-19. Lewat pemberian vaksinasi dosis penguat atau booster, risiko klinis seperti rawat inap dan kematian pun bisa ditekan secara optimal.
Hal tersebut ditegaskan dalam tinjauan 18 ahli penyakit menular dari lintas kawasan Asia tentang efektivitas vaksin terhadap SARS-CoV-2. Tinjauan terhadap 79 studi tersebut telah mengidentifikasi bahwa vaksin berbasis mRNA dan vektor virus memberikan perlindungan yang setara terhadap risiko rawat inap dan kematian akibat Covid-19.
Erlina Burhan, salah satu pakar dari Indonesia yang turut menyusun hasil tinjauan tersebut, saat ditemui di Jakarta, Senin (27/4/2022), menyampaikan, evaluasi dilakukan pada data lapangan efektivitas vaksin AstraZeneca (vaksin berbasis vektor virus) dan vaksin mRNA. Hasilnya, kedua vaksin tersebut memberikan perlindungan yang setara terhadap kejadian serius, bahkan pada kelompok populasi usia di atas 60 tahun.
”Tingkat perlindungan juga sama pada rawat inap dan kematian akibat Covid-19. Jadi, tidak ada perbedaan statistik di antara keduanya,” ujarnya yang juga dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Persahabatan-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Adapun perlindungan terhadap rawat inap dari pemberian vaksin AstraZeneca sebesar 92,5 persen dan vaksin mRNA sebesar 91,3 persen. Sementara perlindungan terhadap kematian dari pemberian vaksin AstraZeneca sebesar 91,4 persen dan vaksin mRNA sebesar 93,3 persen.
Wakil Direktur Bidang Kajian Ilmiah di National Vaccine Institute Thailand Sunate Chuenkitmongkol mengatakan, tingkat perlindungan kedua vaksin yang tinggi dari risiko penularan dan rawat inap juga terlihat pada data yang dilaporkan di sejumlah wilayah di Thailand. Tingkat perlindungan semakin tinggi pada pemberian dosis ketiga sebagai dosis penguat.
”Di daerah Kalasin, efektivitas dosis primer menurun hingga di bawah 15 persen saat terjadinya gelombang Omicron. Setelah dosis penguat (booster) dengan AstraZeneca atau Pfizer diberikan, efektivitas vaksin meningkat menjadi 80-90 persen,” tuturnya.
Karena itu, Sunate menuturkan, pemberian vaksin dosis penguat menjadi amat penting. Data yang telah didapatkan ini bisa menjadi basis bukti untuk digunakan pemangku kepentingan dalam memperluas jangkauan pemberian vaksin dosis ketiga. Lewat data ini diharapkan masyarakat juga semakin tergerak untuk segera mendapatkan vaksinasi dosis penguat.
”Tantangan saat ini penerimaan masyarakat terhadap vaksin booster lebih rendah dibandingkan dosis primer. Sebagian besar merasa dua dosis saja sudah cukup,” katanya.
Pakar vaksin dari Filipina, Rontgene Solante, menambahkan, edukasi pentingnya pemberian vaksinasi dosis penguat harus terus disampaikan ke masyarakat luas. Efektivitas vaksin dapat menurun seiring waktu sehingga perlu ditingkatkan kembali dengan dosis penguat.
Pemangku kebijakan pun harus mempercepat pemberian vaksin penguat dengan jenis vaksin apa pun yang sudah disetujui. Apa pun jenis vaksinnya, baik vaksin dengan basis viral vektor maupun mRNA, memiliki tingkat efektivitas yang setara sehingga masyarakat tidak perlu memilih-milih vaksin sebagai dosis penguat.
Tantangan saat ini penerimaan masyarakat terhadap vaksin ”booster ” lebih rendah dibandingkan dosis primer. Sebagian besar merasa dua dosis saja sudah cukup. (Sunate Chuenkitmongkol)
Cakupan rendah
Erlina menuturkan, edukasi manfaat vaksin Covid-19 dosis penguat juga masih menjadi tantangan yang dihadapi di Indonesia. Cakupan vaksin dosis penguat masih rendah. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, vaksin dosis penguat baru diterima oleh 36 juta penduduk atau 17,3 persen dari target sasaran vaksinasi.
Menurut dia, vaksinasi menjadi salah satu faktor penting untuk memperkuat perlindungan masyarakat dari penularan Covid-19. Meski begitu, faktor lain juga perlu diperhatikan. Kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan tetap penting.
”Antibodi yang terbentuk dari vaksinasi tidak akan optimal untuk melawan virus jika seseorang terus menerus terpapar virus, apalagi jika prokes (protokol kesehatan) kita lemah,” ucap Erlina.