Implementasi Penurunan Emisi Sektor Kehutanan dan Tata Guna Lahan Dikonsolidasikan
Seluruh upaya penurunan emisi di sektor kehutanan dan tata guna lahan akan dikonsolidasikan. Tujuannya agar terdapat penghitungan penurunan emisi yang jelas menuju FoLU Net Sink 2030.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyerapan karbon bersih di sektor kehutanan dan penggunaan lahanatau FoLU Net Sink perlu dikonsolidasikan. Meski sejumlah program sudah banyak dikerjakan, selama ini kegiatan di sektor FoLU belum dilakukan terkonsolidasi, metodis, dan sistematis dalam tolok ukur emisi karbon.
Hal tersebut disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam acara workshop konsolidasi teknis implementasi rencana operasional Indonesia FoLU Net Sink 2030 di kantor Kementerian LHK, Jakarta, Senin (4/4/2022).
”Intinya adalah kita harus memformulasikan, merapikan, dan menuliskan hal-hal yang akan dikerjakan dalam mencapai FoLU Net Sink. Ini akan menjadi instrumen yang menyelaraskan langkah semua unit kerja,” ujarnya saat membuka acara tersebut.
Siti menjelaskan, dalam menyelaraskan kerja ini terdapat beberapa aspek yang akan didalami dan menjadi prioritas. Aspek tersebut di antaranya terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla), moratorium izin baru pada hutan primer dan gambut, peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan, pengembangan replikasi ekosistem dan ekoriparian, hingga penegakan hukum atas berbagai kejahatan lingkungan.
Menurut Siti, pendekatan penurunan emisi yang akan dilakukan ke depan perlu diselaraskan. Beberapa direktorat jenderal dan jajaran di bawahnya perlu reformulasi langkah kerja dengan menambahkan pelaporan dan melengkapi agenda perekaman emisi gas rumah kaca akibat sejumlah kegiatan yang dilakukan selama ini.
Hal yang diperlukan di sini adalah merekam dan menulis setiap program kegiatan dengan sangat detail untuk mengetahui risikonya kepada karbon. Sebab, setiap langkah terdapat hitungan dalam penurunan emisi,
”Sekarang kita sudah menggunakan ukuran untuk melihat penurunan emisi karena ada kebutuhan untuk mempertegas efektivitas kerja. Selama ini, bila dilakukan sesuai prinsip ramah lingkungan, sebenarnya kegiatan KLHK juga sudah dalam orientasi mengurangi emisi gas rumah kaca,” tuturnya.
Siti menyebut bahwa ia akan melakukan kontrol secara langsung terhadap konsolidasi implementasi penurunan emisi di sektor FoLU terutama pada tingkat permulaan. Di sisi lain, penurunan emisi sesuai dokumen kontribusi nasional (NDC) di sektor lainnya juga harus tetap menjadi prioritas yakni energi, pertanian, industri, dan limbah.
”Hal yang diperlukan di sini adalah merekam dan menulis setiap program kegiatan dengan sangat detail untuk mengetahui risikonya kepada karbon. Sebab, setiap langkah terdapat hitungan dalam penurunan emisi,” ujarnya.
Dalam skenario yang telah ditetapkan, sektor FoLU diproyeksikan berkontribusi hampir 60 persen dari total target penurunan emisi Indonesia. Melalui penghitungan secara rinci hingga semua aspek, sektor FoLU juga diproyeksikan mampu mencapai net sink pada 2030.Net sink berarti bahwa emisi yang dikeluarkan di sektor ini lebih kecil dari serapannya.
”Skenario ini dibangun atas dasar kinerja kita bersama dalam melakukan koreksi kebijakan sektor kehutanan termasuk mangrove, gambut, dan karhutla selama lebih dari tujuh tahun terakhir. Ini juga didukung dengan pencermatan mendalam sektor kehutanan yang telah berlangsung selama belasan hingga puluhan tahun,” tutur Siti.
Tahun lalu, KLHK juga telah menetapkan peta jalan penurunan emisi di semua sektor. Pada sektor kehutanan, skenario penurunan emisi yang ditetapkan pada 2022 mencapai 726 juta ton setara karbon dioksida.Sementara pada 2030, penurunan emisi ditargetkan mencapai 714 juta ton setara karbon dioksida (Kompas, 22/7/2021).
Koordinasi
Sekretaris Tim Kerja Indonesia FoLU Net Sink 2030 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Hanif Faisal Nurofiq mengatakan, workshop ini bertujuan untuk mengkoordinasikan teknis implementasi pada seluruh jajaran KLHK. Koordinasi ini mencakup kebijakan, strategi, dan rencana aksi mitigasi yang mengacu pada target penurunan emisi gas rumah kaca yang telah ditetapkan secara nasional.
Workshop dibagi dalam dua sesi paparan. Pertama, paparan rencana operasional Indonesia FoLU Net Sink 2030 khususnya di bidang peningkatan cadangan karbon dan bidang konservasi. Sementara paparan kedua tentang rencana operasional di bidang pengelolaan hutan lestari, ekosistem gambut, serta instrumen dan informasi.
Workshop konsolidasi teknis implementasi rencana operasional Indonesia FoLU Net Sink 2030 berlangsung selama dua hari, yakni 4-5 April 2022. Workshop diikuti oleh sejumlah pihak, antara lain, KLHK, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), Dewan Kehutanan Nasional, dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI).