Berjemur dan Tidur, Penting bagi Anak untuk Lawan Covid-19
Daya tahan tubuh anak harus terus dijaga untuk melawan berbagai risiko penularan penyakit, termasuk penularan Covid-19. Pemenuhan gizi seimbang dan tidur yang cukup pun perlu dipastikan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sistem imunitas atau daya tahan tubuh anak harus semakin dijaga di tengah penularan Covid-19 yang masih terjadi. Selain melalui vaksinasi, berbagai upaya lain bisa dilakukan, antara lain dengan memenuhi gizi seimbang.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Tropis Anak RS Pondok Indah yang juga Ketua Kelompok Kerja Nasional Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kementerian Kesehatan Hindra Irawan Satari di Jakarta, Kamis (10/3/2022), menyampaikan, pemenuhan gizi seimbang pada anak amat penting untuk meningkatkan imunitas tubuh. Itu terutama dengan memenuhi kebutuhan vitamin, protein, dan mineral.
”Pemenuhan vitamin dan mineral bisa didapatkan dari konsumsi sayur dan buah-buahan. Biasakan juga anak untuk rutin berjemur karena itu juga bisa meningkatkan imunitas tubuh. Dan yang terpenting adalah tidur,” tuturnya.
Hindra mengatakan, ketika anak tidur, sistem imunitas tubuh akan berkembang dengan optimal. Karena itu, pastikan anak tidur cukup. Berdasarkan panduan dari Kementerian Kesehatan, setiap anak memiliki kebutuhan tidur yang berbeda pada setiap usia.
Pada anak usia 0-1 bulan, umumnya waktu tidur yang dibutuhkan 14-18 jam. Pada anak usia 1-18 bulan sebanyak 12-14 jam setiap hari, termasuk waktu tidur siang. Pada anak usia 3-6 tahun sebaiknya waktu tidur hariannya 11-13 jam.
Biasakan juga anak untuk rutin berjemur karena itu juga bisa meningkatkan imunitas tubuh. Dan yang terpenting adalah tidur.
Semakin besar usianya, waktu tidur yang dibutuhkan semakin singkat. Pada anak usia 6-12 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 10 jam sehari. Sementara anak usia 12-18 tahun, kebutuhan tidur yang diperlukan 8-9 jam per hari.
Vaksinasi Covid-19
Hindra menyampaikan, vaksinasi Covid-19 juga penting untuk diberikan pada anak untuk meningkatkan daya tahan tubuh, khususnya untuk melawan penularan Covid-19. Di Indonesia, vaksinasi Covid-19 sudah bisa diberikan pada anak usia 6-17 tahun. Setidaknya sudah ada 30 juta anak usia 6-11 tahun dan 45 juta anak usia 12-17 tahun yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19.
”Vaksin aman bagi anak. Vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia saat kita akan divaksinasi. Dengan vaksinasi, kita sudah berupaya untuk melindungi anak dari penularan Covid-19,” tuturnya.
Terkait dengan vaksin dosis penguat, Hindra menuturkan, riset masih dilakukan untuk pemberian pada anak. Karena itu, anak masih belum menjadi target sasaran pemberian vaksinasi dosis penguat (booster).
Meski sudah divaksinasi, orangtua harus tetap waspada karena risiko penularan masih bisa terjadi. Protokol kesehatan perlu ditaati dengan baik. Di tengah penularan varian Omicron saat ini, jumlah anak yang tertular Covid-19 semakin meningkat.
Imunisasi rutin
Secara terpisah, koordinator Penguatan Organisasi Koalisi Perempuan Indonesia, Welly Kono, menuturkan, selama masa pandemi, program terkait layanan kesehatan ibu dan anak sempat terhenti. Hal ini membuat layanan pun terganggu, termasuk layanan imunisasi lengkap rutin untuk anak.
Padahal, sebelum pandemi pun berbagai kendala sudah ditemui pada pelaksanaan imunisasi anak, terutama di daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). Infrastruktur kesehatan yang belum memadai juga menjadi kendala yang dihadapi.
”Tidak jauh dari Jakarta, kami menemukan kendala di daerah Bogor. Banyak posyandu yang tidak beroperasi sehingga orangtua harus jauh pergi ke puskesmas untuk memvaksinasi anaknya. Ini tentu mempersulit orangtua, terutama yang tidak memiliki kendaraan sendiri,” katanya.
Imunisasi rutin lengkap sangat penting bagi anak untuk mencegah risiko penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Itu seperti campak, polio, hepatitis B, difteri, dan tetanus. Capaian imunisasi dasar di Indonesia pun dilaporkan menurun. Pada 2019, cakupan imunisasi dasar lengkap nasional mencapai 93,7 persen. Namun, tahun 2020, angkanya turun menjadi 79 persen. Pada 2021, capaian tersebut meningkat namun tidak setinggi tahun 2019, yakni 82,8 persen.