Bibit siklon tropis 93S tumbuh di Samudra Hindia selatan-barat daya Banten. Kondisi cuaca di sejumlah daerah di Indonesia akan terpengaruh secara tidak langsung.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bibit siklon tropis 93S tumbuh di Samudra Hindia selatan-barat daya Banten pada Senin (7/2/2022). Fenomena ini berpotensi memicu hujan intensitas sedang-lebat disertai angin kencang di bagian barat Pulau Jawa, termasuk DKI Jakarta dan sebagian Sumatera.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Miming Saepudin di Jakarta mengatakan, bibit siklon tropis 93S ini berada di Samudra Hindia pada koordinat 10,2 derajat Lintang Selatan dan 105,1 derajat Bujur Timur. ”Sekitar 485 kilometer selatan barat daya Jakarta,” katanya.
Berdasarkan pemantauan Pusat Siklon Tropis Jakarta-BMKG, bibit siklon ini memiliki kecepatan angin maksimum 25 knot atau 46,3 km per jam dan tekanan terendah di pusat sistem 1.004 milibar (mb). Dari pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 kanal IR 12 jam terakhir, terlihat adanya deep convective (pemusatan angin) yang tumbuh di sekitar sistem.
BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung hingga hujan lebat yang bisa memicu terjadinya bencana dalam seminggu ke depan.
Data model angin perlapisan menunjukkan adanya sirkulasi di lapisan permukaan hingga lapisan menengah, tetapi sirkulasi masih melebar. ”Kondisi lingkungan masih kurang mendukung dalam pembentukan siklon tropis,” kata Miming.
Pemodelan juga menunjukkan, dalam 72 jam ke depan menunjukkan bibit siklon ini bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia. Menurut Miming, sekalipun potensi sistem untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah, kondisi cuaca di Indonesia akan terpengaruh secara tidak langsung.
”Hujan intensitas sedang-lebat disertai angin kencang berdurasi singkat di wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat,” katanya.
Angin Kencang dengan kecepatan 25 knot berpotensi terjadi di wilayah Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan Jawa Barat. Peningkatan kecepatan angin hingga 30 knot bisa terjadi di Selat Sunda, perairan selatan Banten, hingga Jawa Barat. Sementara angin dengan kecepatan 20–25 knot di perairan barat Lampung, perairan timur Lampung, serta Laut Jawa.
Tinggi gelombang 1,25–2,5 meter berpotensi terjadi di Laut Jawa dan gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4 meter bisa terjadi di perairan Kepulauan Mentawai-Bengkulu, selatan Jawa Timur, serta Samudra Hindia selatan Jawa Timur. Sementara gelombang laut 4-6 meter bisa terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda, perairan selatan Banten, hingga Jawa Tengah, Samudra Hindia barat Lampung, hingga selatan Jawa Tengah.
Menurut Miming, bibit siklon ini juga berpotensi memicu penjalaran swell atau gelombang alun dari Samudra Hindia menuju perairan selatan Banten hingga Jawa Timur mencapai ketinggian 1,25–2,5 m. ”Dapat menyebabkan banjir pesisir pantai selatan secara singkat,” katanya.
Seminggu ke depan
Di luar kemunculan bibit siklon tropis ini, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam prospek cuaca seminggu ke depan menyebutkan, ada potensi pertumbuhan awan hujan yang cukup signifikan di wilayah Indonesia barat. Aktivitas MJO (madden julian oscialltion) saat ini juga berada pada fase 2 dan diprediksi dalam sepekan ke depan akan berada pada fase 3 (Indian Ocean). Kondisi ini juga akan meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
Sementara itu,prediksikondisi gelombangatmosfer terutamaEquatorial Rossbyjuga cukup signifikan padaperiodesepekan ke depan di wilayah Indonesia bagian Barat. Berdasarkan kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung hingga hujan lebat yang bisa memicu terjadinya bencana dalam seminggu ke depan. Untuk tanggal 8–9 Februari 2022, cuaca ekstrem itu berpotensi terjadi cukup merata di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, sebagian Sulawesi, Maluku, dan Papua.