Astronom Temukan Planet Raksasa Mirip Jupiter di Luar Tata Surya
Astronom temukan sebuah planet raksasa yang diselimuti gas di luar tata surya kita. Planet ini memiliki diameter yang sama dengan Jupiter dan diperkirakan mengandung 105 kali massa Bumi.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·4 menit baca
CALIFORNIA, SENIN — Astronom dari University of California Riverside, Amerika Serikat, dan ilmuwan warga atau citizen scientists menemukan sebuah planet raksasa yang diselimuti gas di luar tata surya. Planet yang diberi nama TOI-2180 b ini memiliki diameter yang sama dengan Jupiter dan diperkirakan mengandung 105 kali massa Bumi.
Temuan planet raksasa ini telah diterbitkan dalam Jurnal Astronomi, 13 Januari 2022, dan dipresentasikan secara langsung dalam acara pers virtual American Astronomical Society.
Astronom dari University of California Riverside (UCR), Paul Dalba, yang membantu mengonfirmasi keberadaan planet tersebut, dikutip dari situs resmi UCR, Senin (17/1/2022), menyampaikan, TOI-2180 b merupakan planet yang menarik untuk ditemukan. Sebab, sangat jarang astronom menemukan planet yang memiliki ciri-ciri seperti TOI-2180 b.
Tim astronom memperkirakan bahwa TESS akan melihat planet transit di bintangnya lagi pada bulan Februari.
Dari hasil pengamatan, TOI-2180 b memiliki orbit atau garis edar beberapa ratus hari dengan jarak 379 tahun cahaya dari Bumi. Dalam sistem planet ekstrasurya (di luar tata surya), jarak tersebut dikategorikan relatif dekat dengan Bumi. Selain itu, astronom juga bisa melihat planet ini transit di depan bintangnya sendiri.
Paul menjelaskan, TOI-2180 b merupakan planet yang istimewa karena membutuhkan waktu 261 hari untuk mengelilingi bintang atau rotasi. Dibandingkan dengan planet raksasa gas lainnya di luar tata surya, rotasi TOI-2180 b tergolong sangat lama. Sebagai perbandingan, Jupiter hanya memerlukan waktu 10 jam untuk menyelesaikan rotasinya. Jarak yang relatif dengan Bumi dan kecerahan bintang yang diorbitnya juga memungkinkan para astronom untuk dapat mempelajari lebih lanjut planet TOI-2180 b.
Suhu rata-rata TOI-2180 b sekitar 170 derajat Fahrenheit atau lebih hangat dari suhu kamar di Bumi. Suhu ini juga membuat TOI-2180 b lebih hangat dari planet luar tata surya kita, termasuk Jupiter dan Saturnus. Akan tetapi, suhu di planet ini termasuk sangat dingin jika dibandingkan dengan susunan eksoplanet raksasa yang sedang transit.
Untuk menemukan eksoplanet yang mengorbit bintang selain matahari kita, satelit survei transit eksoplanet (TESS) milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melihat satu bagian langit selama sebulan dan terus bergerak. TESS tengah mencari penurunan kecerahan yang terjadi ketika sebuah planet melintas di depan sebuah bintang.
”Aturan praktisnya adalah kita perlu melihat tiga penurunan atau transit sebelum kita yakin telah menemukan sebuah planet. Peristiwa transit tunggal dapat disebabkan oleh teleskop dengan jitter, atau bintang yang menyamar sebagai planet,” ujar Paul.
Tom Jacobs, seorang ilmuwan warga sekaligus anggota kelompok dan mantan perwira Angkatan Laut AS, kemudian mempelajari data TESS dan melihat cahaya redup dari bintang TOI-2180 b. Namun, ia hanya satu kali melihat cahaya redup tersebut. Kelompok peneliti Tom Jacobs kemudian menyampaikan temuannya kepada Paul yang memiliki spesialisasi ilmu dalam mempelajari planet dengan waktu orbit lama.
Paul dan tim astronom menggunakan teleskop dari fasilitas Lick Observatory untuk mempelajari temuan tersebut. Mereka mengamati tarikan gravitasi planet pada bintang untuk menghitung massa TOI-2180 b dan memperkirakan berbagai kemungkinan orbitnya.
Guna mengamati peristiwa transit TOI-2180 b yang kedua, Paul juga menggunakan 14 teleskop berbeda yang berada di tiga benua di belahan Bumi utara. Selama 11 hari pada Agustus 2021, upaya tersebut menghasilkan 20.000 gambar bintang TOI-2180 b. Namun, tidak ada satu pun dari tim astronom yang dapat mendeteksi planet ini dengan pasti.
Meski demikian, tim astronom memperkirakan bahwa TESS akan melihat planet transit di bintangnya lagi pada Februari. Mereka pun berencana melakukan studi lanjutan dengan dana dari Program Beasiswa Pascadoktoral Astronomi dan Astrofisika National Science Foundation.
Peran ilmuwan warga
Penemuan planet raksasa mirip Jupiter ini tidak terlepas dari peran Tom Jacobs dan timnya sebagai ilmuwan warga. Mereka juga kerap disebut masyarakat pemburu planet. Sejak 2010, Tom yang merupakan mantan perwira Angkatan Laut AS telah berpartisipasi dalam proyek sukarelawan secara daring yang memungkinkan seluruh warga untuk melihat fenomena astronomi dan tanda-tanda eksoplanet melalui data teleskop NASA.
”Penemuan dan penerbitan jurnal tentang TOI-2180 b menunjukkan bahwa astronom profesional dan ilmuwan warga yang berpengalaman dapat bekerja sama. Ini adalah sebuah sinergi yang baik,” kata Tom dikutip dari situs resmi NASA.
Masyarakat dapat mengambil data yang tersedia untuk umum dari satelit NASA, seperti TESS, dan mencari peristiwa transit tunggal. Sementara astronom profesional menggunakan algoritma untuk memindai banyak data secara otomatis sehingga memungkinkan mereka memeriksa data teleskop dengan mata telanjang.
”Upaya yang masyarakat lakukan sangat penting dan mengesankan. Sebab, sangat sulit untuk menulis kode yang dapat mengidentifikasi peristiwa transit tunggal dengan detail. Ini adalah salah satu area di mana manusia masih mengalahkan kode,” ucap Paul.