Para peneliti menemukan bahwa pria yang menggunakan pil biru memiliki risiko alzheimer lebih rendah. Namun, peneliti juga mengingatkan agar tidak lantas buru-buru menggunakan viagra untuk pencegahan penyakit alzheimer.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Riset terbaru menunjukkan, orang yang mengonsumsi obat impotensi viagra ternyata memiliki risiko alzheimer lebih rendah. Analisis ini dilakukan berdasarkan basis data lebih dari 7,2 juta pasien selama enam tahun.
Kajian dilakukan para peneliti dari Genomic Medicine Institute, Lerner Research Institute, Cleveland, Amerika Serikat, dan dipublikasikan di jurnal Nature Aging edisi awal Desember 2021.
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, para peneliti di Cleveland menemukan bahwa pria yang menggunakan pil biru, juga dikenal sebagai sildenafil, memiliki risiko alzheimer lebih rendah.
Tim peneliti juga menemukan, dalam penelitian laboratorium, bahwa mereka yang mengonsumsi pil ini menunjukkan peningkatan pertumbuhan sel otak dan mengurangi akumulasi protein.
Menggunakan obat yang sudah ada akan menjadi jalan yang lebih murah dan secara keseluruhan lebih efisien daripada mengembangkan pengobatan yang sama sekali baru untuk penyakit ini.
”Karena temuan kami hanya menetapkan hubungan antara penggunaan sildenafil dan penurunan insiden penyakit alzheimer, kami sekarang merencanakan uji coba mekanistik dan uji klinis acak fase II untuk menguji kausalitas dan mengonfirmasi manfaat klinis sildenafil untuk pasien alzheimer,” kata pemimpin penelitian Feixiong Cheng, seperti ditulis di jurnal.
Jangan gegabah
Sekalipun ada indikasi awal mengenai manfaat sampingan dari viagra untuk alzheimer, para peneliti menginngatkan agar tetap hati-hati mengonsumsinya. Peneliti kesehatan otak, Tara Spires-Jones dari Universitas Edinburgh, dalam wawancara kepada BBC menyarankan masyarakat ”tidak terburu-buru untuk mulai mengonsumsi sildenafil sebagai pencegahan penyakit alzheimer”.
Dosen Ilmu Kedokteran di University of Tasmania, Jack Auty, juga mengatakan, ini bukan indikasi pertama dari obat yang dapat membantu alzheimer. Namun, menggunakan obat yang sudah ada akan menjadi jalan yang lebih murah dan secara keseluruhan lebih efisien daripada mengembangkan pengobatan yang sama sekali baru untuk penyakit ini.
Awalnya dimaksudkan untuk mengobati jantung, kemampuan viagra untuk mengendurkan pembuluh darah dan kemudian meningkatkan aliran darah di bagian lain dari tubuh menyebabkan penggunaannya untuk impotensi. Meskipun penyebab pasti alzheimer, sejenis demensia, masih diselidiki, diketahui bahwa mereka yang memilikinya mempunyai simpanan protein abnormal di otak mereka.