Varian Baru di Afrika Selatan Memiliki Lebih dari 30 Mutasi
Varian baru virus korona penyebab Covid-19 ditemukan. Varian ini menyimpan sejumlah besar mutasi yang ditemukan pada varian lain, termasuk Delta, dan menyebar luas di Afrika Selatan.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para peneliti di Afrika Selatan mengkhawatirkan munculnya varian baru virus korona penyebab Covid-19. Varian ini menyimpan sejumlah besar mutasi yang ditemukan pada varian lain, termasuk Delta, dan menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah Afrika Selatan.
Varian ini pertama kali diidentifikasi di Botswana bulan ini dan telah ditemukan menulari pelaku perjalanan di Hong Kong yang baru dari Afrika Selatan. Para ilmuwan juga mencoba memahami sifat-sifat varian, seperti apakah dapat menghindari respons imun yang dipicu oleh vaksin dan apakah menyebabkan penyakit yang lebih atau kurang parah daripada varian lain.
Penny Moore, ahli virologi di Universitas Witwatersrand di Johannesburg, seperti ditulis Nature.com pada Kamis (25/11/2021), menyebutkan, laboratoriumnya tengah mengukur potensi varian baru ini untuk menghindari antibodi dari vaksin dan infeksi sebelumnya.
”Ada banyak yang belum kami pahami tentang varian ini,” Richard Lessells, dokter penyakit menular di Universitas KwaZulu-Natal, di Durban, Afrika Selatan, dalam konferensi pers yang diselenggarakan Departemen Kesehatan Afrika Selatan, Kamis (25/11/2021).
”Profil mutasi membuat kami khawatir, tetapi sekarang kami perlu melakukan pekerjaan untuk memahami pentingnya varian ini dan apa artinya bagi respons terhadap pandemi,” ujar.
Kelompok ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan bertemu pada Jumat ini untuk membahas varian mutasi B.1.1.529. Sejauh ini, varian ini belum menjadi variant of concern atau variant of interest.
Memiliki puluhan mutasi
Para peneliti awalnya melihat B.1.1.529 dalam data pengurutan genom dari Botswana. Varian ini menonjol karena mengandung lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan, protein SARS-CoV-2 yang mengenali sel inang dan merupakan target utama respons imun tubuh.
Profil mutasi membuat kami khawatir, tetapi sekarang kami perlu melakukan pekerjaan untuk memahami pentingnya varian ini dan apa artinya bagi respons terhadap pandemi.
Banyak perubahan telah ditemukan dalam varian seperti Delta dan Alpha dan terkait dengan peningkatan infektivitas dan kemampuan untuk menghindari antibodi penghambat infeksi, yang ditemukan juga pada B.1.1.529.
Menurut Lessells, peningkatan tajam varian ini di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan, juga memicu alarm. Kasus di provinsi tersebut meningkat pesat pada November ini, terutama di sekolah dan kalangan anak muda.
Sementara itu, pengurutan genom dan analisis genetik menemukan bahwa varian B.1.1.529 bertanggung jawab atas semua 77 sampel virus yang mereka analisis dari Gauteng, yang dikumpulkan antara 12 dan 20 November. Analisis ratusan sampel lagi sedang dikerjakan.
”Varian ini memiliki mutasi lonjakan yang memungkinkannya dideteksi dengan tes genotipe yang memberikan hasil jauh lebih cepat daripada sekuensing genom,” kata Lessells.
Bukti awal dari tes ini menunjukkan bahwa B.1.1.529 menyebar jauh lebih luas daripada Gauteng. ”Kami khawatir varian ini mungkin sudah beredar cukup luas di dalam negeri,” ujarnya.
Efektivitas vaksin
Untuk memahami ancaman yang ditimbulkan B.1.1.529, para peneliti akan melacak dengan cermat penyebarannya di Afrika Selatan dan sekitarnya. Para peneliti di Afrika Selatan mengerahkan upaya untuk mempelajari varian Beta dengan cepat, yang diidentifikasi di sana pada akhir 2020, dan upaya serupa mulai mempelajari B.1.1.529.
Tim Moore yang menyediakan beberapa data pertama tentang kemampuan Beta untuk menghindari kekebalan telah mulai mengerjakan B.1.1.529. Mereka berencana menguji kemampuan virus untuk menghindari antibodi pemblokiran infeksi serta respons imun lain.
Varian ini menyimpan sejumlah besar mutasi di daerah protein lonjakan yang dikenali antibodi, yang berpotensi meredam potensinya. ”Banyak mutasi yang kami tahu bermasalah, tetapi lebih banyak lagi yang sepertinya berkontribusi pada penghindaran lebih lanjut,” kata Moore.
”Bahkan, ada petunjuk dari pemodelan komputer bahwa B.1.1.529 dapat menghindari kekebalan yang diberikan oleh komponen lain dari sistem kekebalan yang disebut sel T,” kata Moore. Timnya berharap mendapatkan hasil pertama dalam dua minggu.
”Para peneliti di Afrika Selatan juga akan mempelajari apakah B.1.1.529 menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih ringan daripada varian lain,” ujar Lessells.