Kasus Covid-19 saat penyelenggaraan PON Papua menunjukkan pandemi belum usai. Terlebih, hal itu juga menjadi kewaspadaan potensi penularan yang membawa kembali peningkatan kasus.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penularan Covid-19 di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 menjadi alarm bahwa wabah belum usai. Sekalipun sekitar 29 persen populasi atau 80 juta penduduk Indonesia pernah terkena Covid-19, virus ini masih bisa menginfeksi kembali dan risiko keparahannya tetap tinggi bagi yang belum divaksin.
”Sekalipun kasus Covid-19 kita secara nasional sudah menurun, tetapi kasus yang ditemukan di PON menunjukkan bahwa wabahnya masih ada dan penularan masih terjadi, bahkan di kalangan yang sudah divaksinasi,” kata epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, Senin (11/9/2021).
Ia mengatakan, varian Delta sangat mungkin menginfeksi kembali orang yang sebelumnya pernah tertular. ”Studi menunjukkan, sekitar 50 persen orang yang pernah tertular berpotensi terinfeksi kembali oleh varian Delta setelah 180 hari,” katanya.
Menurut Dicky, riset juga menunjukkan, orang yang tidak divaksinasi dan sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya memiliki risiko dua kali lebih besar terinfeksi kembali jika dibandingkan orang yang telah divaksinasi penuh.
Tetapi, untuk kasus ini saya mengusulkan pemeriksaan ulang dengan PCR sebelum mereka pulang atau kembali ke daerah asalnya.
Mengacu pada kajian Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), hingga awal Oktober diperkirakan orang Indonesia yang telah terinfeksi Covid-19 mencapai 29 persen atau 80 juta penduduk. ”Penurunan kasus saat ini salah satunya karena memang tingginya orang yang pernah terpapar, selain juga ada irisan dengan yang sudah tervaksinasi. Kalau ditotal bisa jadi sekitar 120 juta orang yang sudah memiliki imunitas alami ataupun vaksinasi,” kata Dicky.
Namun, tiga bulan setelah infeksi merupakan fase yang kembali rawan karena imunitas baik yang alami maupun karena vaksinasi terus menurun seiring waktu. ”Kita harus tetap mewaspadai adanya kenaikan kembali kasus. Selain mengejar vaksinasi lengkap, tetap jaga protokol kesehatan,” katanya.
Menurut Dicky, perlu diwaspadai kemunculan varian Delta yang membawa tambahan mutasi E484K. Delta varian dengan mutasi E484K ini telah memicu lonjakan kasus hingga dua kali lipat di Inggris pada September 2021.
Oleh karena itu, menurut Dicky, sekalipun suatu wilayah sudah pernah terdampak Covid-19,tetapi jika sirkulasi virusnya masih terjadi, hal ini berpotensi memicu mutasi varian baru. ”Perlu menjadi perhatian di Indonesia adalah masih lemahnya tes dan lacak kita, sehingga bisa menyebabkan kita kembali terlambat mendeteksi kasus dan akhirnya bisa terlambat atasi lagi,” katanya.
Usulan penanganan
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, untuk atlet yang sudah positif Covid-19 diusulkan agar dilakukan pemeriksaan dengan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi kemungkinan adanya varian baru. ”Kecurigaan ini karena ada laporan bahwa CT value-nya rendah, selain itu yang terkena kebanyakan atlet, yang daya tahan tubuhnya kuat, sehingga patut dicurigai adanya varian baru,” katanya.
Tjandra menambahkan, walaupun panduan Kementerian Kesehatan sudah menyatakan orang yang sudah 14 hari menjalani perawatan bisa dikeluarkan tanpa harus menjalani pemeriksaan dengan polimerase rantai ganda (PCR) lagi, tetapi untuk kasus ini saya mengusulkan pemeriksaan ulang dengan PCR sebelum mereka pulang atau kembali ke daerah asalnya.
Setelah pulang sekalipun, mereka juga perlu diawasi selama tujuh hari setelah pulang. Hal ini untuk mencegah risiko penularan kepada keluarganya.
Selain itu, Tjandra juga mengusulkan adanya pelacakan terhadap seluruh riwayat kontak pasien yang sudah terkonfirmasi positif ini. ”Idealnya 30 kontak eratnya dilacak dan diperiksa,” katanya.
Menurut Tjandra, pelacakan dan pemeriksaan juga harus dilakukan di wilayah kemunculan kasus ini. ”Jadi, kita harus lindungi atlet dan ofisial PON, sekaligus juga masyarakat di sekitarnya,” katanya.