Bakteri di Kutub Utara Kanada Mampu Mendegradasi Minyak
Keberadaan bakteri di pelosok Kutub Utara di wilayah Kanada yang mampu mendegradasi minyak membawa angin segar. Ini menguatkan mitigasi risiko tumpahan minyak dari berbagai aktivitas pantai dan laut setempat.
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·2 menit baca
Para peneliti baru-baru ini menemukan kemampuan bakteri laut di perairan dingin Kutub Utara Kanada yang mampu mendegradasi minyak dan bahan bakar diesel. Temuan ini merupakan langkah maju mitigasi untuk membantu bioremediasi di daerah dingin yang dieksploitasi untuk berbagai aktivitas yang berisiko terjadi tumpahan minyak.
Studi tersebut diterbitkan dalam Applied and Environmental Microbiology, jurnal dari American Society of Microbiology, 11 Agustus 2021. ”Urutan genom mengungkapkan potensi tak terduga untuk bioremediasi hidrokarbon dalam garis keturunan bakteri, termasuk Paraperlucidibaca, Cycloclasticus, dan Zhongshania,” kata penulis riset itu, Casey Hubert, Associate Professor Geomicrobiology, University of Calgary di Kanada, dalam situs ASM.
Sean Murphy, mahasiswa yang besar di wilayah perairan terpencil di Kutub Utara Kanada, memprakarsai proyek tersebut. Riset ini didorong oleh peningkatan aktivitas industri yang terkait pelayaran maritim serta kegiatan minyak dan gas lepas pantai di perairan dingin setempat.
Murphy mencatat kegiatan tambang minyak lepas pantai membawa manfaat bagi penduduk Newfoundland dan Labrador. Namun, di sisi lain, warga setempat juga sangat terganggu oleh tumpahan minyak Deepwater Horizon.
Dengan kondisi ini, ia memfokuskan penelitian masternya di Laut Labrador untuk mencari solusi mitigasi tumpahan minyak tersebut. Kondisi setempat yang sangat dingin menjadi tantangan tersendiri.
Urutan genom mengungkapkan potensi tak terduga untuk bioremediasi hidrokarbon dalam garis keturunan bakteri, termasuk Paraperlucidibaca, Cycloclasticus, dan Zhongshania.
Pantai Labrador–tempat penelitian berlangsung–penting bagi masyarakat tradisional setempat yang bergantung pada laut sebagai sumber makanan. Namun, kata Hurbert, tidak seperti di lintang yang lebih rendah, di tempat dingin jauh di bagian utara Kanada ini ada penelitian tentang bioremediasi langka. Padahal, mitigasi ini sangat penting karena wilayah tersebut luas, tetapi terpencil sehingga upaya tanggap darurat tumpahan minyak akan rumit dan lambat dilakukan.
”Karena perubahan iklim memperpanjang periode bebas es dan meningkatnya aktivitas industri di Kutub Utara, penting untuk memahami cara mikrobioma laut Arktik merespons tumpahan minyak atau bahan bakar,” kata Hubert.
Dalam studi tersebut, para peneliti menyimulasikan remediasi tumpahan minyak di dalam botol. Mereka menggabungkan lumpur dari beberapa sentimeter atas dasar laut dengan air laut buatan, dan dengan solar atau minyak mentah, bersama dengan sejumlah nutrisi yang berbeda pada konsentrasi yang berbeda pula.
Eksperimen dilakukan pada suhu 4 derajat celsius untuk memperkirakan suhu di Laut Labrador dan berlangsung selama beberapa minggu. ”Simulasi kami menunjukkan bahwa bakteri pendegradasi minyak yang terjadi secara alami di lautan mewakili penanggap pertama alam terhadap tumpahan minyak,” kata Hubert.