Pastikan Pemerataan Vaksinasi Covid-19 sampai ke Pelosok
Kekebalan komunitas yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19 baru bisa dicapai apabila sebagian besar masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi. Saat ini, baru 10 persen sasaran yang mendapatkan vaksinasi lengkap.
Oleh
DEONISI ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS --Vaksin Covid-19 harus dipastikan terdistribusi sampai ke setiap pelosok daerah di Indonesia untuk mewujudkan pemerataan vaksinasi. Sebab, tujuan vaksinasi dalam pengendalian pandemi baru bisa tercapai apabila bisa mencakup masyarakat luas dengan waktu yang singkat.
Percepatan vaksinasi diperlukan demi menekan risiko perburukan kondisi pasien. Menurut laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Kamis (5/8/2021), angka kematian akibat Covid-19 bertambah 1.739 orang sehingga total ada 102.375 korban jiwa. Jumlah kasus harian Covid-19 sebanyak 39.726 sehingga secara total ada 3,56 juta kasus.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan untuk Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Kamis (5/8/2021), mengatakan, kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta, menjadi upaya untuk mempercepat pemerataan cakupan vaksinasi. Koordinasi antara dinas kesehatan, TNI, dan Polri dalam pendistribusian vaksinasi ke masyarakat pun perlu diperkuat.
“Tentu kita juga memperbanyak pos ataupun sentra vaksinasi di kota-kota besar maupun daerah tertinggal, terluar, dan terdalam dari Indonesia,” tuturnya.
Strategi yang disiapkan dalam pelaksanaan vaksinasi di setiap daerah pun akan berbeda. Untuk di kota besar, vaksinasi bisa dilakukan melalui kerja sama dengan swasta dalam pembukaan sentra vaksinasi. Kerja sama juga bisa dilakukan dengan organisasi keagamaan, organisasi masyarakat, organisasi alumni, serta institusi pemerintah lain dalam vaksinasi di wilayah lain.
Namun, percepatan vaksinasi Covid-19 terkendala keterbatasan stok vaksin, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menargetkan 3.000 anak usia 12-17 tahun divaksinasi Covid-19 sepekan ke depan, tetapi ketersediaan vaksin tak memadai.
Capaian vaksinasi di wilayah Surakarta Raya timpang. Cakupan vaksinasi di Kota Surakarta tertinggi dibandingkan dengan enam daerah lain. ”Kita akan main 10.000 dosis (per hari),” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, di Kota Surakarta.
Selain itu, vaksinasi di perkotaan hingga ke pedalaman terkendala peredaran kabar bohong atau hoaks tentang dampak negatif vaksin Covid-19. Akibatnya, capaian vaksinasi Covid-19 di Papua baru 14 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Willy Mambieuw menuturkan, hoaks yang beredar di masyarakat Jayawijaya memengaruhi rendahnya partisipasi warga ikut vaksinasi. Cakupan vaksinasi di Jayawijaya rendah, bahkan vaksinasi bagi anak berusia 12-17 tahun belum terlaksana.
Tiga jalur
Nadia menambahkan, Kementerian Kesehatan melakukan distribusi vaksin melalui tiga jalur, yakni dinas kesehatan provinsi, TNI, dan Polri. Dinas kesehatan provinsi nantinya menyalurkan pasokan vaksin ke dinas kesehatan di kabupaten atau kota lalu baru dikirimkan ke tiap fasilitas pelayanan kesehatan.
“Kita tahu jejaring TNI dan Polri sampai ke daerah-daerah, termasuk perbatasan. Itu akan lebih cepat dibandingkan melalui fasyankes. Diharapkan, vaksinasi bisa lebih cepat dilakukan di daerah pulau terluar ataupun di perbatasan,” katanya.
Kementerian Kesehatan per 5 Agustus 2021 mencatat jumlah penduduk yang sudah menjalani vaksinasi lengkap sampai dosis kedua sebanyak 22,8 juta orang. Jumlah itu masih sekitar 10 persen dari total sasaran yang harus divaksinasi Covid-19 yang mencapai 208,2 juta orang.
Tentunya kita juga memperbanyak pos ataupun sentra vaksinasi. Kita tidak hanya melakukan di kota-kota besar tetapi juga di daerah-daerah yang tertinggal, terluar, dan terdalam dari Indonesia. (Siti Nadia)
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito secara terpisah mengatakan, pemerintah terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi Covid-19, termasuk memastikan stok vaksin cukup untuk mencapai target yang akan disasar. Masyarakat yang belum memiliki nomor induk kependudukan dijamin tetap bisa mendapatkan layanan vaksinasi Covid-19.
“Jumlah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang mendapatkan vaksinasi dosis ketiga juga terus bertambah. Pemerintah akan mempercepat program ini dan ditargetkan bisa selesai pada minggu kedua bulan Agustus,” ujarnya.
Dokter spesialis penyakit dalam pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dirga Sakti Rambe menyatakan, pemberian vaksinasi Covid-19 dosis ketiga baru diberikan pada kelompok tenaga kesehatan yang paling rentan terhadap penularan Covid-19. Sekalipun terjadi penurunan antibodi setelah enam bulan, vaksin masih tetap efektif dalam memberikan perlindungan. Pelaksanaan vaksinasi saat ini harus lebih berfokus pada perluasan cakupan.
“Vaksinasi tidak akan bermanfaat secara optimal jika kita sudah tiga kali atau lebih disuntik namun orang di sekeliling kita belum divaksinasi. Jadi untuk mengendalikan pandemi bukan dengan mencapai kekebalan individu melainkan kekebalan komunitas,” tuturnya. (VDL/KOR/FLO/NCA/COK/IKI/ITA/VDL/TAN)