Olahraga Meningkatkan Pertumbuhan Kosakata Anak-anak
Studi terbaru para peneliti University of Delaware menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan pertumbuhan kosakata anak-anak.
Oleh
Ichwan Susanto
·2 menit baca
Berenang beberapa putaran kemungkinan tidak akan mengubah anak-anak kita menjadi atlet renang dunia, seperti Katie Ledecky atau Michael Phelps, tetapi itu mungkin membantu mereka menjadi penulis terkenal seperti JK Rowling atau Stephen King. Ini berangkat dari studi terbaru para peneliti University of Delaware yang menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan pertumbuhan kosakata anak-anak.
Artikel yang diterbitkan dalam Journal of Speech Language and Hearing Researchtersebut merinci salah satu studi pertama tentang efek olahraga pada pembelajaran kosakata pada anak-anak. Anak-anak usia 6-12 tahun diajari kata-kata baru sebelum melakukan salah satu dari tiga kegiatan ini, yaitu berenang, mengikuti latihan CrossFit, atau menyelesaikan lembar mewarnai.
Hasilnya, anak-anak yang berenang 13 persen lebih akurat dalam tes tindak lanjut kata-kata kosakata. ”Gerakan motorik membantu dalam menyandikan kata-kata baru,” kata Maddy Pruitt, peneliti utama, seperti disebutkan dalam laman interent University of Delaware, Amerika Serikat, 26 Juli 2021.
Berenang adalah kegiatan yang dapat diselesaikan anak-anak tanpa banyak pemikiran atau instruksi.
Pruitt adalah mantan perenang perguruan tinggi yang sekarang teratur mengambil kelas CrossFit. Menurutnya, hasil temuan tersebut masuk akal.
Ia menjelaskan bahwa olahraga diketahui meningkatkan kadar faktor neurotropik yang diturunkan dari otak, protein yang digambarkan Pruitt sebagai ”Miracle-Gro Brain”.
Lalu, mengapa berenang membuat perbedaan, sedangkan CrossFit tidak? Pruitt mengaitkannya dengan jumlah energi yang dibutuhkan setiap latihan otak.
Berenang adalah kegiatan yang dapat diselesaikan anak-anak tanpa banyak pemikiran atau instruksi. Gerakan yang dilakukan lebih otomatis. Sementara latihan CrossFit baru bagi mereka. Anak-anak perlu mempelajari gerakan yang membutuhkan energi mental.
Pruitt melakukan penelitian sebagai bagian dari Proyek Capstone Master dan lulus pada tahun 2020. Dia sekarang bekerja sebagai ahli patologi bahasa wicara di sebuah sekolah dasar di Carolina Selatan, tempat dia mempraktikkan temuannya.
”Sesi saya sangat jarang di meja,” katanya. ”Saya akan membawa anak-anak saya ke taman bermain atau kita akan berjalan-jalan di sekitar sekolah.”
Penasihat dan rekan penulis Pruitt, Giovanna Morini, sedang mengembangkan temuan di labnya. Morini, asisten profesor di Departemen Ilmu Komunikasi dan Gangguan, mengatakan, sebagian besar penelitian tentang olahraga mengkajinya dari sudut gaya hidup sehat, tidak banyak yang masuk ke ranah pemerolehan bahasa. Dia mengatakan melihat ini sebagai rangkaian penyelidikan yang kaya dan memiliki siswa lain yang menjalankan eksperimen serupa sekarang dengan anak balita.
Ia merasa sangat senang dengan penelitian ini karena ini bisa diterapkan oleh para praktisi seperti dokter, pengasuh, dan pendidik. Orangtua pun yang memiliki waktu relatif lebih lama bersama anak-anak pun bisa mencoba menerapkannya.
”Ini hal yang sederhana, tidak ada yang luar biasa. Tapi, itu benar-benar bisa membantu meningkatkan hasil,” kata Morini.