Penanganan pandemi Covid-19 perlu melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, swasta, organisasi, hingga masyarakat. Gerakan swasta pun semakin banyak bermunculan untuk membantu penanganan pandemi ini.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pihak swasta turut bergerak mendukung penanganan Covid-19 di Indonesia. Berbagai donasi dan bantuan diberikan, antara lain dalam bentuk bantuan oksigen dan vaksin.
Bantuan berupa 1.000 tabung oksigen dan satu juta vaksin diberikan oleh Sea Group, induk perusahaan Shoppe, kepada masyarakat lewat Kementerian Kesehatan. Bantuan ini secara resmi diserahkan secara simbolik melalui kegiatan virtual di Jakarta, Senin (12/7/2021).
Dalam kegiatan tersebut, Co-Founder Sea Group Ye Gang menyampaikan, bantuan yang diberikan ini bersifat dinamis sehingga jumlahnya masih bisa berkembang mengikuti kebutuhan di masyarakat. Harapannya, jumlah bantuan bisa lebih besar dengan cakupan yang lebih luas. Bantuan ini nantinya tidak hanya menyasar untuk program vaksinasi di Jawa saja, tetapi juga di wilayah lain, seperti Sumatera dan Kalimantan.
”Saya berharap gerakan ini juga akan mendorong perusahaan lain maju dan menjalankan perannya masing-masing dalam memerangi pandemi ini. Kita perlu bergerak bersama. Semua orang punya peran penting, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga individu,” katanya.
Selain Sea Group, bantuan terkait penanganan Covid-19 juga diberikan Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas. Bantuan yang diberikan berupa oksigen cair dan oksigen gas yang akan diberikan kepada pasien di sejumlah daerah.
Menurut rencana, stok 1.200 ton oksigen akan disediakan setiap bulan dengan pasokan dari PT OKI Pulp and Paper Mills, PT Indah Kiat Pulp and Paper- Perawang Mills, dan PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry. Selama ini produksi gas di OKI tidak diperjualbelikan, tetapi diproduksi untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan. Dari seluruh kapasitas itu, diharapkan bisa mengisi sekitar 1 juta tabung oksigen medis dengan volume 1 meter kubik.
”Dengan mengoptimalkan produksi oksigen cair, kita bisa membantu mengatasi kekurangan oksigen di wilayah Sumatera Selatan, Riau, Jambi, dan Pulau Jawa. Kami berharap langkah ini bisa membantu pemerintah untuk segera menurunkan angka positif Covid-19 di Indonesia,” ujar Managing Director Sinar Mas Saleh Husin dalam siaran pers.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 harus dilakukan bersama-sama oleh semua pihak, termasuk swasta. Sejumlah perusahaan juga sudah turut berperan untuk membantu dalam penanganan Covid-19 di Indonesia melalui bantuan oksigen, vaksin, dan juga penyediaan layanan telekonsultasi dan jasa antar obat ke masyarakat.
”Kita tidak mungkin hanya membuat program spesifik untuk organisasi kita, untuk negara kita dalam mengatasi pandemi. Namun harus membangun gerakan bersama untuk memanfaatkan seluruh modal sosial yang dimiliki dalam mengatasi pandemi ini,” katanya.
Kita tidak mungkin hanya membuat program spesifik untuk organisasi kita, untuk negara kita dalam mengatasi pandemi. Namun harus membangun gerakan bersama untuk memanfaatkan seluruh modal sosial yang dimiliki dalam mengatasi pandemi ini.
Distribusi oksigen
Budi menyampaikan, ketersediaan oksigen yang ada saat ini akan diprioritaskan untuk wilayah Jawa dan Bali yang sedang mengalami lonjakan kasus yang tinggi. Wilayah tersebut terutama di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang cenderung kesulitan untuk memenuhi kebutuhan oksigen karena terkendala distribusi dan logistik.
”Pabrik oksigen besar yang ada di Pulau Jawa itu berada di Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami kesulitan dari sisi distribusi dan logistik. Jadi kita perlu lebih banyak menyimpan cadangan oksigen di wilayah tersebut untuk mengurangi beban transportasi logistik,” katanya.
Budi mengungkapkan, kebutuhan oksigen dalam penanganan lonjakan kasus Covid-19 lebih besar dari kapasitas produksi di Indonesia. Total produksi oksigen dalam negeri sekitar 1.700 ton per hari dengan 25 persen atau 450 ton di antaranya digunakan untuk kebutuhan rumah sakit. Padahal, kebutuhan oksigen sekarang meningkat dari sebelumnya 400 ton per hari menjadi 1.000 ton per hari. Jumlah ini bisa lebih besar lagi sehingga perlu diantisipasi ketersediaannya sampai 2.600 ton per hari.
Karena itu, sejumlah upaya pun telah disiapkan pemerintah. Selain mengimpor oksigen, realokasi penggunaan oksigen industri untuk kebutuhan rumah sakit juga dilakukan. Selain itu, perusahaan yang memproduksi oksigen untuk kebutuhan internal juga diharapkan bisa digunakan untuk kebutuhan medis.
”Secara agresif kita juga akan mendapatkan oksigen konsentrator. Jadi, selain bisa digunakan di rumah sakit, oksigen konsentrator juga bisa digunakan untuk masyarakat yang menjalani isolasi mandiri. Mereka yang isolasi mandiri bisa meminjamnya selama dua minggu kemudian setelah sembuh bisa dikembalikan untuk dialihkan penggunaannya untuk orang lain yang butuh,” kata Budi.