Industri farmasi berperan untuk mendukung pengembangan inovasi terkait obat dan alat kesehatan di Indonesia. Karena itu, keterlibatan industri, termasuk swasta, pun perlu ditingkatkan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing menjadi kunci lahirnya berbagai inovasi bangsa. Diharapkan ketergantungan akan produk impor, termasuk produk terkait obat dan alat kesehatan, bisa segera diatasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan, Indonesia masih sangat bergantung pada produk obat dan alat kesehatan dari luar negeri. Sebanyak 95 persen bahan baku obat didapatkan secara impor. Begitu pula dengan kebutuhan alat kesehatan yang 90 persen dipenuhi dari luar negeri.
”Kita harus pelan-pelan, tetapi pasti untuk melakukan upaya pengembangan dalam negeri, dalam pengembangan bahan baku obat dan alat kesehatan. Inovasi baru perlu terus didorong dengan melibatkan berbagai pihak,” ucapnya di sela-sela acara Penganugerahan Saintis Muda Terbaik Indonesia Dexa Award Science Scholarship 2021 yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Rabu (30/6/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K Lukito menuturkan, sinergi pentaheliks dalam upaya pengembangan inovasi bangsa, termasuk inovasi di bidang kesehatan, amat dibutuhkan. Karena itu, pihak swasta, seperti industri farmasi, bisa berperan lebih untuk mendukung hal tersebut. Salah satunya dengan menyelenggarakan program beasiswa bagi generasi muda yang tertarik untuk mengembangkan ide inovasi.
Menurut dia, inovasi di bidang kesehatan harus ditopang dengan sumber daya manusia yang kuat dan kompeten. Ketersediaan sumber daya yang kompeten ini perlu disiapkan sejak dini. Oleh sebab itu, pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan, seperti penelitian terkait obat herbal, perlu terus didorong.
”Harapannya ada semakin banyak industri farmasi yang juga turut berperan mendukung pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan ini sehingga cakupan dan manfaatnya semakin luas untuk membangun sumber daya manusia yang unggul,” tutur Penny.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan, hal tersebut sesuai dengan arah pembangunan bangsa yang menargetkan adanya sumber daya manusia dan aparatur negara yang unggul, termasuk pada peningkatan daya saing dan pengaruh Indonesia di tingkat global.
Pemimpin Dexa Group Ferry A Soetikno menyampaikan, selain mendukung terciptanya sumber daya manusia yang unggul, penelitian dan pengembangan obat-obatan buatan dalam negeri juga terus dilakukan. Pengembangan itu terutama pada produk obat herbal yang didapatkan dari bahan alam yang tersedia di Indonesia.
”Hal ini sejalan pula dengan program pemerintah untuk membangun kemandirian bangsa yang di dalamnya termasuk menyediakan bahan baku produk obat produksi dalam negeri dan mengembangan produk obat yang dibutuhkan oleh masyarakat,” ucapnya.