Sistem Informasi Ketersediaan Tempat Tidur Rumah Sakit Perlu Diperbaiki
Jumlah pasien yang semakin bertambah membuat kebutuhan akan tempat tidur perawatan Covid-19 juga meningkat. Penyediaan data ”real time” terkait ketersediaan tempat tidur amat penting dalam menyelamatkan pasien.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Data ketersediaan tempat tidur rumah sakit untuk layanan Covid-19 semakin krusial di tengah tingkat keterisian yang semakin penuh. Sementara itu, kebutuhan perawatan masih terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pasien Covid-19.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah menyediakan aplikasi khusus yang bisa dimanfaatkan untuk melihat ketersediaan tempat tidur di rumah sakit secara real time (waktu sebenarnya). Namun, aplikasi yang disebut Sinarap (Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit) ini masih didapati banyak kendala. Data ketersediaan tempat tidur yang ditampilkan pada aplikasi tersebut tidak sesuai kondisi sesungguhnya.
”Data online real time yang disajikan di aplikasi Sinarap memang masih butuh bridging. Tidak semua SIM RS (sistem informasi manajemen rumah sakit) bisa menyambungkan data RS dengan data Kementerian Kesehatan secara otomatis,” tutur Ketua Kompartemen Jaminan Kesehatan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Daniel Budi Wibowo saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (30/6/2021).
Ia menuturkan, keterbatasan sumber daya di rumah sakit menjadi penyebab data yang disajikan pada Sinarap belum sesuai kondisi sebenarnya. Perlu ada upaya untuk menyambungkan data agar bisa tersaji secara otomatis.
Saat ini, pendataan masih dilakukan secara manual sehingga perlu waktu untuk memperbarui data ketersediaan tempat tidur dalam aplikasi Sinarap. ”Masyarakat tetap bisa memantau ketersediaan tempat tidur lewat Sinarap meski tidak terlalu akurat. Jika memang mendesak, bisa dipastikan terlebih dahulu dengan menghubungi rumah sakit yang akan dituju,” kata Daniel.
Masyarakat tetap bisa memantau ketersediaan tempat tidur lewat Sinarap meski tidak terlalu akurat. Jika memang mendesak, bisa dipastikan terlebih dahulu dengan menghubungi rumah sakit yang akan dituju.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengakui jika data yang tersaji di Sinarap belum sesuai kondisi sebenarnya. Kendala pendataan yang dilakukan di rumah sakit perlu diatasi.
”Untuk sementara ini tidak ada opsi, kecuali sistem di rumah sakit bisa langsung terhubung ke sistem Sinarap sehingga secara otomatis bisa meng-update data. Artinya, data rumah sakit link-nya langsung digabung untuk menghindari input manual,” ujarnya.
Dalam keterangan tertulis, sukarelawan LaporCovid-19, Windy, menyampaikan, akses pada tempat tidur perawatan pasien Covid-19 terutama yang membutuhkan layanan ICU semakin sulit. Pada periode 14-25 Juni 2021, LaporCovid-19 menerima setidaknya 43 laporan warga untuk permintaan rumah sakit.
”Dari proses pencarian tempat tidur untuk masyarakat, hampir seluruh rumah sakit yang kami hubungi menunjukkan bahwa ruang ICU, isolasi, dan IGD sudah terisi penuh. Bahkan, tiga pasien meninggal karena tidak mendapatkan ruang ICU,” katanya.
Data yang dirujuk melalui Sinarap Kemenkes pun tidak sesuai. Data di sejumlah rumah sakit menunjukkan masih tersedia ruangan, tetapi kenyataannya sudah penuh. Karena itu, panduan data ketersediaan rumah sakit dan ICU yang akurat saat ini sangat penting karena banyak warga yang membutuhkan ruang perawatan isolasi dan ICU. Dengan demikian, upaya perawatan dan penyelamatan pasien bisa terwujud secara efektif dan efisien.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 30 Juni 2021 melaporkan adanya 21.807 kasus baru penularan Covid-19 di Indonesia dengan 467 kematian dalam sehari. Selain itu, jumlah kasus aktif yang dirawat juga bertambah sebanyak 10.533 kasus sehingga total kasus aktif saat ini menjadi 239.368 kasus.