Setelah penggantian Doni Monardo sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, pekerjaan rumah berikutnya adalah penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, yang saat ini menunjukkan tren peningkatan kasus.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah tantangan menanti Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal Ganip Warsito yang pada Selasa (25/5/2021) menggantikan Letnan Jenderal Doni Monardo. Selain menanggulangi ancaman bencana alam, Ganip juga mengemban tugas sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Presiden Joko Widodo resmi melantik Ganip sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Istana Negara, Jakarta Pusat. Dia menggantikan Doni yang memasuki masa pensiun.
Pelantikan ini diikuti serah terima jabatan dari Doni kepada Ganip yang digelar di Kantor BNPB. Kedua acara dilaksanakan secara daring.
Serah terima jabatan dilakukan dengan melakukan penandatanganan surat Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2021 tentang pemberhentian dan pengangkatan Kepala BNPB. Ganip berstatus perwira aktif TNI. Sebelum mengemban posisi Kepala BNPB, dia merupakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.
Dalam sambutannya, mewakili para pejabat dan staf BNPB, Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Doni atas pengabdiannya selama menjabat sebagai pemimpin untuk BNPB.
”Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Doni Monardo yang selama ini telah memberikan sumbangsih, dedikasi, dan pengabdiannya bagi kemajuan BNPB, dan untuk Indonesia,” kata Lilik.
Menurut Lilik, selain menjadi Kepala BNPB, Ganip juga menjadi Ketua Satgas Penanganan Covid-19, yang sebelumnya dipegang Doni.
”Kemudian ada organisasi kedua, yakni Satgas Penanganan Covid-19. Saya minta setiap kepala bidang (satgas) hadir ke depan dan nanti akan menyampaikan perkenalan dan program-programnya,” ujar Lilik.
Sebelum diganti, Doni menjabat Kepala BNPB selama dua tahun empat bulan. Dia dilantik menggantikan Willem Rampangilei pada awal Januari 2019, tak lama setelah tsunami melanda Selat Sunda.
Sejumlah bencana besar terjadi semasa kepemimpinan Doni, antara lain gempa bumi Sulawesi Barat pada awal Januari 2021, siklon tropis di Nusa Tenggara Barat, dan siklon tropis Seroja pada April 2021.
Pada masa kepemimpinannya, Doni Munardo mengenalkan jargon ”Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”.
Pada masa kepemimpinannya, Doni mengenalkan jargon ”Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”. Hal ini diimplementasikan dengan penanaman vegetasi dalam mitigasi sejumlah bencana alam, termasuk ancaman tsunami dan bencana hidrometeorologi.
Dalam sambutannya, Doni menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga besar BNPB yang telah membantunya mengemban tugas di lembaga tersebut.
Kepada penggantinya, Doni mengingatkan masih ada sejumlah persoalan yang belum selesai dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi di beberapa daerah karena begitu seringnya terjadi bencana. Mulai dari gempa bumi, tsunami, likuefaksi, erupsi gunung berapi, hingga bencana hidrometeorologi.
Mengacu laporan Bank Dunia, Doni mengatakan, Indonesia dimasukkan sebagai salah satu dari 35 negara dengan tingkat ancaman bencana tertinggi di dunia. Bencana juga menyebabkan Indonesia mengalami kerugian ekonomi sekitar Rp 22 triliun setiap tahun.
”BNPB tidak akan mungkin bekerja sendirian. Bencana adalah urusan bersama. Kita harus mampu menghimpun semua sumber daya. Bukan hanya sumber daya pemerintah, TNI-Polri, tapi juga sumber daya masyarakat, dan ternyata SDM masyarakat Indonesia luar biasa,” kata Doni.
Pekerjaan rumah berikutnya adalah penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, yang saat ini menunjukkan tren peningkatan kasus. Laporan harian Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan, kasus harian di Indonesia bertambah 5.060 dan korban jiwa bertambah 172 pada Selasa.
Sekalipun demikian, Doni yakin penggantinya bisa menjalankan tugas dengan baik karena Ganip bukan orang asing bagi BNPB. Selama penanganan pandemi Covid-19, Ganip yang saat itu adalah Asops Panglima TNI banyak berperan membantu BNPB sejak awal pandemi.
”Tanpa bantuan dari Asops Mabes TNI, rasanya mungkin kita juga akan kesulitan mendapatkan APD dan kesulitan mendistribusikannya ke seluruh Indonesia,” katanya.
Ganip mengatakan, mengemban tugas sebagai Kepala BNPB merupakan pengalaman pertama kalinya bertugas di luar Mabes TNI. Dia juga mengatakan sudah tiga kali mengemban serah terima jabatan dari Doni selama berkarier di dunia militer.
”Menggantikan sosok Doni Monardo memang tidak mudah. Oleh karena itu, tidak ada kata lain saya mohon bantuan. Mohon kerja samanya yang selama ini sudah diberikan kepada Pak Doni bisa juga diberikan kepada saya. Tidak ada artinya kehadiran saya tanpa kerja sama semua personel di BNPB maupun di Satgas Covid-19,” ujarnya.