Doni Monardo menyatakan pasti ada peningkatan kasus positif Covid-19 seusai libur Lebaran. Dengan antisipasi bersama, diharapkan kasus bisa ditekan serendah mungkin.
PALEMBANG, KOMPAS — Dalam dua hari terakhir, kasus positif Covid-19 di Indonesia meningkat. Dari yang semula sekitar 4.000 kasus positif per hari menjadi 5.000-6.000 kasus positif per hari. Kasus positif melebihi rata-rata kesembuhan yang masih 4.000 orang per hari. Angka kematian akibat Covid-19 dalam periode yang sama meningkat dari 2,71 persen menjadi 2,78 persen.
Hal itu disampaikan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (22/5/2021).
Kini, semua daerah di Sumatera, kecuali Nias, berstatus zona oranye dan merah. Jika tidak ditanggulangi sejak dini, dikhawatirkan akan terjadi fenomena ”pingpong”, di mana pelaku perjalanan yang datang dari Sumatera kembali ke Jawa berpotensi menjadi pembawa Covid-19 dan menularkannya kepada orang-orang di Jawa.
Pasti ada peningkatan kasus, tetapi harapannya bisa ditekan serendah mungkin. (Doni Monardo)
Doni menuturkan, berkaca pada libur Lebaran tahun lalu kasus aktif Covid-19 mencapai 119 persen dibandingkan hari normal. Pada pertengahan Juni mendatang, kasus positif diperkirakan kembali meningkat. ”Pasti ada peningkatan kasus, tetapi harapannya bisa ditekan serendah mungkin,” ujarnya.
Di Jakarta, Koordinator Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Letnan Kolonel (Laut) M Arifin, mengatakan, ada tambahan pasien setiap hari. ”Mayoritas pasien yang masuk terkait kegiatan selama Lebaran. Warga jangan halalbihalal dulu, ketatkan protokol kesehatan,” ucapnya.
Di Cilacap, Jawa Tengah, 13 orang dari total 20 anak buah kapal asal Filipina dinyatakan positif Covid-19. Mereka mengangkut raw sugar memakai kapal MV Hilma Bulker berbendera Panama dari India ke Cilacap. Selanjutnya, kasus positif bertambah satu orang. Seorang di antaranya meninggal dan dikremasi.
Dari pemeriksaan genome sequencing, 13 ABK itu positif tertular varian India B.1.617.2. Saat merawat para ABK, sejumlah tenaga kesehatan di RSUD Cilacap ikut tertular. ”Pelayanan di RSUD Cilacap akan ditutup sementara, terutama poli rawat jalan,” kata Direktur RSUD Cilacap Moch Ichlas Riyanto, kemarin.
Ichlas mengatakan, penutupan poli jalan mulai Senin (24/5/2021) dan buka kembali Senin (31/5/2021). Namun, Ichlas meyakinkan layanan kegawatdaruratan akan tetap buka seperti biasa. Pemantauan kondisi kesehatan terhadap 32 tenaga kesehatan terus dilakukan. Mereka bagian dari 179 tenaga kesehatan yang menjalani tes usap tenggorokan. Dari jumlah itu, 9 orang dirawat dan 23 orang menjalani isolasi mandiri.
”Kami masih menunggu hasil uji laboratorium Balitbangkes Jakarta apakah virusnya varian dari India atau bukan. Butuh 1-2 minggu,” katanya.
Di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa dalam pesan tertulis menyatakan, syukuran pada Rabu (19/5/2021) di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, tanpa diketahui dan disetujui dirinya. Namun, acara itu sesuai protokol kesehatan.
Dijual hingga ke Jakarta
Terkait kasus penggelapan vaksin Covid-19 di Medan, Sumatera Utara, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Hadi Wahyudi, polisi menetapkan empat tersangka, yakni Kepala Seksi Survailance dan Imunisasi Dinkes Sumut berinisial SH; dokter di Dinkes Sumut, KS; dokter di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Medan Tanjung Gusta, IW (45); dan agen properti, SW (40). Para pelaku telah mengalihkan peruntukan vaksin untuk 1.080 orang dengan menerima uang total Rp 271 juta.
Vaksinasi ilegal dilakukan di perumahan di Medan, seperti Jati Residence enam kali, Cemara Asri dua kali, Citraland Bagya City tiga kali, di rumah di Jalan Palangkaraya tiga kali, dan di kompleks Puri Delta Mas di Jakarta Utara satu kali.
Akhir April lalu, ada kasus penggunaan kembali alat tes usap antigen bekas di Laboratorium Kimia Farma Bandara Kualanamu, Deli Serdang. Kasus itu melibatkan lima pegawai Kimia Farma yang meraup untung Rp 1,8 miliar dengan korban lebih dari 9.000 orang.
Sosiolog Universitas Brawijaya, Malang, Anton Novenanto, mengatakan, indikasi pelanggaran protokol kesehatan oleh aparatur, pejabat, dan warga mencerminkan krisis kepercayaan di tengah upaya bersama menangani pandemi. ”Harus mau berubah, semuanya agar benar-benar patuh dan disiplin protokol kesehatan,” katanya.