Konsumen Diedukasi untuk Membeli Barang Berkelanjutan
Edukasi dan pemberian pemahaman kepada masyarakat untuk memilih barang konsumsi yang berkelanjutan dilakukan. Selain memilih produk yang diproduksi secara ramah lingkungan, keawetan juga penting.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Segala sesuatu yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat tidak hanya berpengaruh terhadap diri sendiri, tetapi juga lingkungan. Upaya edukasi konsumen untuk membeli barang berkelanjutan menjadi hal penting agar tercipta gaya hidup ramah lingkungan sehingga turut berkontribusi menurunkan emisi karbon dan timbulan sampah.
Salah satu upaya mengedukasi dan mengajak masyarakat membeli barang ramah lingkungan dan berkelanjutan dilakukan melalui kampanye Beli Yang Baik dengan salah satu agenda utama ialah Pameran Beli Yang Baik Expo. Kampanye ini diinisiasi oleh Yayasan WWF Indonesia dan disponsori oleh The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta Kuningan City.
Direktur Operasional Yayasan WWF Indonesia Lukas Adhyakso menyampaikan, Beli Yang Baik Expo dan situsnya menyediakan barang-barang serta informasi yang berkaitan dengan perilaku produksi yang sifatnya berkelanjutan. Kampanye ini mendorong enam aksi konsumsi bertanggung jawab dengan prinsip beli yang perlu, lokal, alami, awet, ekolabel, dan mau dibawa ke mana sampahnya.
Menggunakan barang yang sifatnya berkelanjutan memiliki keuntungan tersendiri karena alami dan tahan lama.
”Beli yang awet itu sekali diproduksi bisa lama penggunaannya dan beli yang alami itu tidak ada campur tangan bahan kimia. Ini penting karena sampai sekarang kita masih terus bergulat dengan masalah sampah sehingga perlu mendorong gaya hidup yang lebih berkelanjutan,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (20/4/2021).
Kampanye Beli Yang Baik juga dilaksanakan sesuai dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Salah satu kegiatannya ialah melalui edukasi dan penyadartahuan mengenai konsumsi dan produksi berkelanjutan langsung pada konsumen.
”Untuk konsumen, pesan yang paling penting adalah tentang menghargai kekayaan alam dan keanekargaman hayati Indonesia. Membeli barang lokal dan berkelanjutan mengapresiasi kekayaan alam kita sendiri,” katanya.
Selain diselenggarakan langsung di Kuningan City pada 20-24 April, Pameran Beli Yang Baik juga diadakan melalui virtual yang diikuti 95 tenant. Mereka terbagi menjadi enam kategori, yaitu makanan dan minuman, busana dan aksesori, produk minim sampah, perawatan tubuh dan kecantikan, toko ramah lingkungan, serta jasa ramah lingkungan.
Musisi dan Champion Beli Yang Baik, Nugie, merasakan bahwa menggunakan barang yang sifatnya berkelanjutan memiliki keuntungan tersendiri karena alami dan tahan lama. Barang tersebut juga mayoritas mudah dicari di lingkungan sekitar.
Duty Manager Parara Store Maria Asti memandang bahwa saat ini semakin banyak konsumen yang mulai mencari produk ramah lingkungan. Namun, mereka kesulitan mendapatkan produk tersebut karena mahal, terbatas, dan sulit dicari. Adanya marketplace Beli Yang Baik dinilai akan memudahkan masyarakat dalam mencari produk-produk lokal yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
”Selain akan mendapatkan produk yang minim jejak karbon, konsumen juga membantu meningkatkan taraf hidup produsen. Petani yang memiliki produk berkualitas, tetapi tidak ada yang membeli, mereka lama-lama tidak ada yang bertani lagi,” ujarnya.