3,8 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca Akan Didatangkan pada Akhir April
Di tengah keterbatasan vaksin Covid-19 di dunia, Indonesia akhirnya akan kembali mendapat tambahan pasokan. Sebanyak 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca direncanakan didatangkan ke Indonesia pada akhir April 2021.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 3,8 juta dosis vaksin AstraZeneca direncanakan kembali didatangkan ke Indonesia pada akhir April 2021. Vaksin ini merupakan kelanjutan pengiriman dari kerja sama multilateral dengan Covid-19 Vaccines Advance Market Commitment atau Covax AMC yang sebelumnya ditunda.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kepada Kompas di Jakarta, Rabu (21/4/2021), mengatakan, kerja sama dengan Covax AMC telah menyepakati Indonesia akan mendapatkan sampai 54 juta dosis vaksin secara gratis. Pada gelombang pertama, sekitar 11 juta dosis akan dikirimkan mulai awal Maret-Mei 2021. Namun, pengiriman tersebut harus ditunda karena adanya embargo dari negara produsen vaksin.
”Kemarin awal baru dikirim 1 juta dosis vaksin, kemudian 10 juta dosis berikutnya ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Alhamdulillah, 3,85 juta dosis bisa dikirimkan akhir bulan (April) ini. Sisanya masih ada 6 juta dosis semoga bisa segera dikirim,” katanya.
Pengadaan vaksin melalui fasilitas Covax ini merupakan bentuk kerja sama dari sejumlah pihak internasional, antara lain negara donor, Koalisi untuk Inovasi Kesiapan Epidemi (CEPI), Aliansi Vaksin (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef). Indonesia menjadi bagian dari negara yang turut mendapatkan vaksin atas kerja sama ini.
Alhamdulillah, 3,85 juta dosis bisa dikirimkan akhir bulan (April) ini. Sisanya masih ada 6 juta dosis semoga bisa segera dikirim.
Keterlambatan pengiriman vaksin dari fasilitas Covax ke sejumlah negara terjadi setelah India sebagai negara produsen vaksin melakukan embargo dan menunda semua ekspor vaksin Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan di negerinya. Ini dilakukan setelah kasus penularan di negara tersebut melonjak signifikan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makant, n (POM) Penny K Lukito dalam konferensi pers di Bandung, Jawa BararKamis (16/4/2021), menuturkan, izin penggunaan vaksin AstraZeneca di Indonesia tetap diberikan meskipun sempat ditemukan adanya kasus pembekuan darah di sejumlah negara. Namun, penanda peringatan serta adanya penapisan yang ketat bagi penerima vaksin diberlakukan untuk penggunaan vaksin tersebut.
”Kita tambahkan warning ya di dalam fact sheet (lembar fakta). Fact sheet itu adalah informasi kepada tenaga kesehatan yang menggunakan vaksin AstraZeneca itu berhati-hati. Penyuntikan dengan vaksin AstraZeneca masih bisa dilanjutkan, tetapi kejadian-kejadian apapun menjadi pertimbangan,” ujarnya.
Sebelumnya ketika menerima kedatangan 6 juta bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, Budi mengungkapkan, kedatangan sejumlah vaksin di Indonesia diharapkan dapat mendukung pelaksanaan vaksinasi di seluruh daerah, terutama pada April-Mei 2021. Keterbatasan jumlah vaksin saat ini harus disiasati dengan memberikan vaksinasi pada kelompok prioritas terlebih dahulu.
”Tolong dipastikan dalam sebulan ini prioritas vaksinasi diberikan kepada warga lansia sehingga mereka bisa terlindungi. Kalau nanti dikunjungi oleh keluarganya, imunitas mereka relatif lebih baik,” tuturnya.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tetap berjalan selama bulan Ramadhan. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2021 dan fatwa MUI Nomor 13 Tahun 2021 yang menyebutkan vaksinasi bisa dilakukan selama Ramadhan dan tidak membatalkan ibadah puasa.