Wabah Muntah pada Anjing di Inggris Disebabkan Virus Korona Hewan
Hasil penelitian yang terbit di jurnal Emerging Infectious Diseases menunjukkan, wabah muntah anjing di Inggris yang terjadi pada Desember 2019-Maret 2020 kemungkinan besar disebabkan karena virus korona hewan.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Para peneliti telah mengidentifikasi wabah muntah pada anjing di Inggris disebabkan oleh virus korona hewan. Namun, jenis virus korona ini hanya menyerang anjing dan tidak sama dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 pada manusia.
Laporan identifikasi virus korona anjing tersebut terbit di jurnal Emerging Infectious Diseases volume 27 edisi Februari 2021. Laporan ini merupakan hasil penelitian bersama para peneliti dari Lancaster University, University of Liverpool, dan University of Manchester. Tim peneliti juga tengah mengerjakan proyek yang didanai oleh Dogs Trust bernama SAVSNet-Agile yang bertujuan untuk mengembangkan sistem pengawasan nasional untuk kesehatan anjing.
Penelitian ini dilakukan merespons laporan dari dokter hewan di sejumlah wilayah di Inggris terkait banyaknya anjing yang mengalami muntah dan tanda-tanda terserang gastroenteritis atau flu perut pada Desember 2019 hingga Maret 2020. Namun, dokter hewan melihat anjing lebih sering muntah dibandingkan gejala terkena gastroenteritis pada umumnya.
Peneliti menyebut virus korona ini hanya menyerang anjing dan tidak sama dengan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada manusia.
Jaringan Pengawasan Hewan-hewan Kecil (SAVSNet) di University of Liverpool kemudian meminta bantuan dokter hewan dalam pengumpulan data. Data didapat melalui 1.258 kuesioner kasus dari dokter hewan dan pemilik ditambah 95 sampel klinis dari 71 hewan.
Dokter hewan yang mengirimkan kuesioner juga diminta untuk menyerahkan sampel untuk pengujian mikrobiologi. Sampel yang dikirim di antaranya tes usap, sampel tinja, dan muntahan. Setelah itu, peneliti mengekstraksi asam nukleat menggunakan kotak virus ribonukleat acid (RNA) dan diuji varian dari virus korona anjing atau canine enteric coronavirus (CeCoV).
Berdasarkan data dan analisis , para peneliti mengidentifikasi wabah muntah pada anjing di Inggris kemungkinan besar terjadi akibat CeCoV. Analisis melalui catatan dan data juga menunjukkan, CeCOV lebih berisiko menyerang anjing jantan daripada betina. Anjing yang sudah terpapar virus ini juga lebih mudah menularkan ke anjing lainnya.
Meski demikian, peneliti menyebut virus korona ini hanya menyerang anjing dan tidak sama dengan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 pada manusia. Peneliti tidak menemukan bukti adanya penyakit serupa pada manusia.
Barry Rowlingson, salah satu penulis laporan tersebut dari Lancaster University mengatakan, para peneliti juga telah mengembangkan model statistik yang kompleks untuk mencari wabah penyakit pada hewan. Model statistik ini mampu mendeteksi peningkatan insiden dengan cepat dari variasi acak secara alami.
“Proyek SAVSNet-Agile ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada praktik kedokteran hewan lokal sehingga mereka dapat mewaspadai setiap wabah baru yang muncul. Deteksi dini menjadi suatu hal yang penting untuk pengobatan sekaligus meningkatkan pengawasan pada hewan peliharaan,” ujarnya dikutip dari situs resmi Lancaster University, 14 April 2021.
Mahasiswa program doktoral SAVSNet Agile yang turut menyusun laporan, Charlotte Appleton berharap, hasil penelitian tersebut dapat menjadi jalur untuk penelitian lebih lanjut sehingga masyarakat semakin memerhatikan kesehatan hewan peliharaan.