logo Kompas.id
Ilmu Pengetahuan & TeknologiMembangun Budaya Riset untuk...
Iklan

Membangun Budaya Riset untuk Melahirkan Ilmuwan Layak Nobel

Penghargaan Nobel yang bergengsi memberikan semangat, konsistensi, dan ketekunan bagi peneliti serta dukungan negara dalam riset-riset dasar.

Oleh
Ahmad Arif
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kfyx2u91yl3pf9KWSH_XcCsKHC4=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fc90aaafa-3c28-4631-adeb-9f2feffae4bd_jpeg.jpg
KEMENRISTEK/BRIN

Sejumlah tenaga laboratorium LBM Eijkman mengoperasikan mesin Cobas 6800 System di laboratorium pengujian spesimen Covid-19 di LBM Eijkman, Jakarta, Kamis (16/7/2020). Mesin yang diimpor dari perusahaan Roche asal Swiss ini memiliki kapasitas pemeriksaan mencapai 1.000 spesimen per hari.

Di masa penjajahan Belanda, Indonesia pernah menghasilkan ilmuwan Christiaan Eijkman yang mendapatkan anugerah Nobel di bidang fisiologi dan kedokteran tahun 1929. Namun, saat ini upaya Indonesia untuk menghasilkan ilmuwan yang layak mendapatkan Nobel dinilai lebih sulit, antara lain, karena belum terbangunnya budaya riset yang baik.

Selain lemahnya dukungan infrastruktur dan pendanaan terhadap riset-riset dasar, perangai ilmiah di masyarakat juga belum terbangun. Padahal, sosok ilmuwan peraih Nobel biasanya memiliki karakteristik untuk terus mempertanyakan serta tekun mencari jawaban secara saintifik. Sering kali hal itu membutuhkan waktu hingga puluhan tahun.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000