Bibit Siklon 98S di Selatan Jawa Timur, Waspada Cuaca Ekstrem
Hujan ekstrem mengancam sebagian wilayah di Indonesia, terutama di Jawa. Hal itu disebabkan muncul bibit siklon tropis di Samudera Hindia di sebelah selatan Jawa Timur.
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bibit siklon tropis teridentifikasi muncul pada Rabu (24/2/2021) pukul 13.00 WIB. Fenomena ini dikhawatirkan akan meningkatkan labilitas cuaca hingga hujan ekstrem di sebagian wilayah Indonesia, khususnya sekitar Jawa.
Berdasarkan Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center, bibit siklon tropis dengan inisial 98S ini berada di sekitar 13,7 derajat Lintang Selatan (LS)–116,3 derajat Bujur Timur (BT) atau sekitar 625 kilometer dari lepas pantai Jawa Timur.
Pantauan citra satelit cuaca enam jam terakhir menunjukkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif dan terlihat juga pola konvektivitas yang kuat dari sistem 98S tersebut.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistem bibit siklon 98S berkisar 25 knots atau sekitar 46 km per jam. Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menyebutkan, berdasarkan analisis tim BMKG, bibit siklon ini berpeluang menguat menjadi siklon tropis.
Potensi bibit siklon 98S ini untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori menengah hingga tinggi, dengan kecepatan angin maksimum pada sistem siklon dapat mencapai hingga 35 knot atau 65 km per jam. Pergerakan sistem siklon diprediksikan menuju ke arah barat-barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
Menurut analisis BMKG, keberadaan bibit siklon tersebut cukup signifikan berdampak pada pembentukan pola konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumatera Selatan-Jawa-Nusa Tenggara.
Potensi bibit siklon 98S ini untuk menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori menengah hingga tinggi.
Secara tidak langsung hal ini meningkatkan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang. Selain itu, hal ini juga dapat menimbulkan potensi angin kencang di wilayah perairan dan potensi gelombang tinggi di wilayah laut bagian selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.
Berdasarkan situasi ini, sejumlah daerah dinyatakan berada dalam status Siaga cuaca ekstrem. Beberapa di antaranya:
Provinsi Banten: Kota Cilegon, Serang, Kota Serang, Kota Tangerang, Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan;
Provinsi DKI Jakarta: Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara, dan Kota Jakarta Barat;
Provinsi Jawa Barat: Bogor, Kota Depok, Bekasi, Kota Bekasi, Indramayu, Sukabumi, Kota Sukabumi, dan Cianjur;
Provinsi Jawa Tengah: Kota Semarang, Demak, Grobogan, Kudus, Pati, Jepara, Brebes, Kota Tegal, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan, dan Kendal;
Provinsi Jawa Timur: Malang, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan Situbondo;
Provinsi Bali: Buleleng, Tabanan, Badung, GIanyar, Bangli, dan Karang Asem;
Provinsi Nusa Tenggara Barat: Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Sumbawa.
Provinsi Sulawesi Selatan: Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto, dan Kota Makassar
Kondisi Jabodetabek
Khusus untuk Jakarta, Bogor, Depok Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), menurut analisis BMKG, potensi cuaca ekstrem bakal berdampak signifikan hingga 27 Februari 2021. Kejadian hujan di wilayah Jabodetabek pada periode tersebut perlu diwaspadai, terutama pada malam atau dini hari menjelang pagi dengan potensi distribusi hujan dapat terjadi secara merata.
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto mengatakan, hujan dini hari hingga pagi di Jabodetabek, biasanya bersifat ekstrem dan berulang kali memicu terjadinya banjir. Fenomena ini juga terjadi pada 19 -20 Februari 2021, yang memicu banjir di berbagai wilayah Jakarta dan Bekasi.
Berdasarkan hasil analisis BMKG dengan merujuk pada data observasi terkini dan model cuaca, diprakirakan kronologi cuaca DKI Jakarta pada tanggal 25 Februari 2021 intensitas hujan akan meningkat menjadi lebat pada pagi hingga siang hari. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang kemudian akan terjadi pada malam hingga dini hari.
Sementara pada 26 Februari 2021, intensitas hujan masih dalam kategori ringan hingga sedang pada pagi hari dan berangsur-angsur akan menurun pada siang hingga malam hari.
Jika dibandingkan dengan curah hujan yang terukur pada tanggal 19-20 Februari lalu, curah hujan pada 25-26 Februari memiliki potensi yang sama, yaitu sangat lebat dapat terjadi ekstrem tidak merata.
Selain wilayah DKI Jakarta, BMKG memprakirakan hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem yang dapat disertai kilat dan angin kencang juga akan terjadi di Provinsi Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.