Laboratorium Bergerak BSL-2 Model Bus Perluas Jangkauan Deteksi Covid-19
Laboratorium bergerak yang dinamai Mobile Laboratory Biosafety Level-2 (BSL-2) tipe bus diluncurkan BPPT di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Kehadirannya diharapkan dapat mempercepat dan memperluas jangkauan tes Covid-19.
Oleh
MUCHAMAD ZAID WAHYUDI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melonjaknya kasus Covid-19 di sejumlah daerah membuat pelaksanaan tes usap (swab) perlu dilakukan lebih masif. Untuk mendukung proses uji usap sebagai bagian dari pencegahan dan penyebaran Covid-19, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menghadirkan laboratorium bergerak versi bus dengan standar keselamatan hayati level dua.
Laboratorium bergerak yang dinamai Mobile Laboratory Biosafety Level-2 (BSL-2) tipe bus itu diluncurkan di Jakarta, Rabu (16/12/2020). Sebelumnya, laboratorium bergerak untuk memproses uji Covid-19 dengan metode reaksi berantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) itu tersedia dalam tipe kontainer dan kontainer yang dilengkapi trailer.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, saat memantau pengoperasian Mobile Lab BSL-2 tipe bus di Yogyakarta, Jumat (18/12/2020), mengatakan, laboratorium tipe bus ini mempermudah penjangkauan pemeriksaan Covid-19 dengan metode PCR di daerah yang membutuhkan. Selama ini, sebagian besar laboratorium yang mampu melakukan uji PCR ada di kota besar saja hingga butuh waktu lama untuk mengetahui hasilnya.
”Sesuai dengan konsepnya yang mobile, laboratorium BSL-2 yang dibangun di atas bus ini menjadi terobosan, sekaligus solusi untuk lebih mudah menjangkau berbagai wilayah guna mendukung pelaksanaan tes usap Covid-19 yang lebih optimal,” katanya.
Selain tipenya yang baru, model laboratorium bergerak tipe bus ini juga dilengkapi fasilitas untuk mengekstraksi asam ribonukleat (RNA) hingga pengujian dengan metode PCR bisa dilakukan dengan menggunakan reagen yang lebih bervariasi. Fasilitas ini membuat proses pengujian lebih berkelanjutan karena tidak bergantung pada reagen jenis tertentu yang pasokannya sering kali bermasalah selama pandemi ini.
Tata letak peralatan di dalam laboratorium tipe bus ini juga disempurnakan dibandingkan dengan model sebelumnya. Penyempurnaan tata letak itu untuk meningkatkan akurasi data dan keamanan petugas penguji. Sistem mekanik pintu pun sudah diperbaiki hingga bisa dibuka tutup tanpa menyentuh (touchless) guna meminimalkan peluang terkontaminasi Covid-19 ataupun kuman lain.
Inovasi laboratorium bergerak ini dibuat oleh tim Pusat Teknologi Industri Permesinan BPPT bersama mitra industri sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan. Laboratorium uji PCR Covid-19 yang memiliki kapasitas uji hingga 1.000 spesimen per hari itu juga telah diverifikasi oleh Asosiasi Biorisiko Indonesia.
Dengan adanya penambahan fasilitas pemrosesan uji usap dengan metode PCR tersebut, maka kapasitas pengujian sampel terduga Covid-19 bisa lebih ditingkatkan. WHO telah menargetkan rasio sampel yang diuji dengan metode PCR mencapai 1 orang per 1.000 penduduk per pekan. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengklaim kapasitas uji sampel Covid-19 di Indonesia saat ini sudah mencapai 95 persen dari target.
”Mobile Lab BSL-2 versi bus ini adalah jawaban untuk menutupi kekurangan testing di sejumlah daerah yg mengalami peningkatan jumlah kasus terkonfimasi Covid-19,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Doni Monardo saat peluncuran laboratorium bergerak tipe bus tersebut.
Metode PCR adalah metode yang memiliki akurasi dan sensitivitas tinggi. Karena itu, metode PCR ini telah ditetapkan sebagai salah satu syarat untuk masuk wilayah tertentu atau untuk menggunakan moda transportasi jarak jauh. Uji dengan metode PCR ini harus dilakukan di laboratorium dengan standar keamanan hayati (biosafety) level dua guna menjaga keselamatan penguji ataupun lingkungan sekitarnya.
Keliling
Seusai diluncurkan, laboratorium bergeral BSL-2 tipe bus ini langsung melakukan perjalanan ke sejumlah daerah dalam rangka peringatan Bakti Inovasi Indonesia. Jumat, laboratorium berada di sekitar Kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hingga Sabtu (19/12/2020).
Selanjutnya, bus laboratorium ini menuju Bali untuk melakukan pemeriksaan spesimen tes usap pada 22-24 Desember 2020 di Kantor Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali. Berikutnya, laboratorium bergerak ini akan menuju ke Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang, Jawa Timur, untuk melakukan pemeriksaan Covid-19 pada 26-28 Desember 2020.
Selain pemeriksaan PCR, laboratorium bergerak ini juga bisa dijadikan sarana edukasi dan informasi kepada masyarakat luas tentang inovasi teknologi ataupun penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Laboratorium bergerak BSL-2 tipe kontainer atau kontainer plus trailer yang sudah diproduksi sebelumnya juga telah digunakan di sejumlah daerah. Untuk tipe kontainer sudah dioperasikan di Rumah Sakit Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (RS TNI-AD) Ridwan Meuraksa, Jakarta, sejak 16 Juni 2020 hingga sekarang.
Sedangkan laboratorium tipe kontainer plus trailer sudah digunakan di RS Pertamina Plaju Palembang, Sumatera Selatan, atas dukungan dari Yayasan BUMN dan di RS TNI-AD Putri Hijau di Medan, Sumatera Utara, dengan pendanaan dari Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.