Angsa Telah Didomestikasi di China sejak 7.000 Tahun Lalu
Penelitian baru telah menemukan bukti domestikasi angsa di China sekitar 7.000 tahun lalu. Dengan temuan ini, angsa menjadi salah satu spesies unggas peliharaan tertua yang ditemukan.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim peneliti yang berafiliasi dengan beberapa institusi di Jepang dan China telah menemukan bukti domestikasi angsa di China sekitar 7.000 tahun yang lalu. Dengan temuan ini, angsa menjadi spesies unggas peliharaan tertua dalam sejarah yang ditemukan setelah domestikasi kasuari di Papua Niugini.
Dalam makalah mereka yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), Senin (7/3/2022), kelompok tersebut menjelaskan studi mereka tentang tulang angsa yang ditemukan di Tianluoshan, sebuah situs arkeologi di China bagian timur, di sekitar lembah Sungai Yangtze.
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah memperdebatkan garis waktu domestikasi unggas. Sebagian besar berpendapat bahwa ayam, yang diyakini pernah menjadi jenis unggas hutan, adalah yang pertama didomestikasi meskipun masih banyak perdebatan tentang kapan pertama kali terjadi.
Diperkirakan domestikasi ayam terjadi 5 hingga 10.000 tahun yang lalu. Dalam upaya baru ini, para peneliti yang dipimpin Masaki Eda dari Hokkaido University telah menemukan bukti domestikasi angsa liar sejak sekitar 7.000 tahun yang lalu.
Tim menemukan tulang angsa di situs Tianluoshan dan menggunakan penanggalan radiokarbon untuk mengetahui umurnya. Mereka juga mempelajari tulang dengan cara lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang karakteristiknya, seperti usia burung saat mati.
Tulang-tulang itu ditemukan di tempat yang dahulu merupakan permukiman orang-orang zaman batu yang berprofesi sebagai pemburu dan peramu serta petani. Mereka juga menanam padi untuk menambah pasokan makan.
Para peneliti menemukan 232 tulang angsa di lokasi tersebut, empat di antaranya berasal dari angsa berusia 8 hingga 16 minggu. Temuan anak angsa ini menjadi dasar analisis mereka bahwa unggas itu menetas di dekat lokasi.
Analisis histologis mengungkapkan bahwa sebagian tulang itu berasal dari anak angsa lokal meskipun tidak ada spesies angsa liar yang berkembang biak di Cina selatan. Analisis komposisi isotop stabil oksigen mendukung pengamatan ini dan selanjutnya mengungkapkan bahwa beberapa tulang dewasa juga berasal dari individu yang dibesarkan secara lokal.
Komposisi isotop stabil nitrogen menunjukkan bahwa angsa dewasa yang dibesarkan secara lokal diberi makanan yang berbeda dari yang dimakan oleh kelompok migran. Mereka juga menemukan bukti yang menunjukkan bahwa unggas itu dibiakkan secara lokal berdasarkan bahan kimia di tulang mereka yang kemungkinan berasal dari sumber air setempat.
Analisis morfologi mengungkapkan bahwa angsa dewasa yang dibesarkan secara lokal berukuran homogen, sedangkan penanggalan radiokarbon dengan jelas menunjukkan bahwa sampel dari individu yang dibesarkan secara lokal berusia 7.000 tahun.
Temuan ini menunjukkan bahwa domestikasi angsa sudah ada sejak 7.000 tahun yang lalu.
Eda dan tim menyebutkan, bukti histologis, geokimia, biokimia, morfologi, dan kontekstual menunjukkan bahwa angsa di desa Tianluoshan berada pada tahap awal domestikasi. ”Populasi angsa tampaknya telah dipertahankan selama beberapa generasi tanpa pengenalan individu dari populasi lain dan mungkin telah diberi makan padi sawah yang dibudidayakan,” tulis Eda.
Temuan ini menunjukkan bahwa domestikasi angsa sudah ada sejak 7.000 tahun yang lalu, menjadikan angsa sebagai spesies unggas peliharaan tertua dalam sejarah yang ditemukan sejauh ini setelah burung kasuari.
Sebelumnya, penelitian terpisah yang dilakukan Kristina Douglass dari Department of Anthropology and Institutes for Energy and the Environment, The Pennsylvania State University, menemukan, orang di Papua Niugini telah mengumpulkan telur kasuari yang hampir menetas dan kemudian membesarkannya hingga dewasa sejak 18.000 tahun lalu.
Ini merupakan kemampuan paling awal manusia modern (Homo sapiens) dalam pembiakan takson unggas di dunia, jauh sebelum domestikasi ayam. Temuan ini dilaporkan Douglass dan tim di PNAS Senin (27/9/2021).