Vaksin Covid-19 Saat Kehamilan Melindungi Bayi Baru Lahir
Penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi Covid-19 selama kehamilan dapat melindungi bayi berusia kurang dari enam bulan dari rawat inap terkait Covid-19,
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bayi berisiko mengalami komplikasi terkait Covid-19, termasuk kegagalan pernapasan dan komplikasi lain yang mengancam jiwa. Sebuah studi baru di Amerika Serikat membuktikan, vaksinasi Covid-19 selama kehamilan memberikan perlindungan nyata bagi bayi baru lahir.
Penelitian tersebut dilaporkan di Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR) Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Selasa (15/2/2022). Kajian yang dipimpin ahli epidemiologi medis CDC, Manish Patel, ini mengevaluasi 176 bayi di bawah usia enam bulan yang dirawat karena Covid-19 di 20 rumah sakit anak di 17 negara bagian antara Juli 2021 dan Januari 2022. Kasus yang ditemukan kemudian dibandingkan dengan 203 bayi yang bebas dari Covid-19, tetapi dirawat di rumah sakit selama periode yang sama.
Mayoritas bayi, yaitu 84 persen, yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 lahir dari orang yang tidak divaksinasi selama kehamilan. Di antara kasus Covid-19 pada bayi, sebanyak 43 bayi (24 persen) dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Sebanyak 25 bayi (15 persen) sakit kritis dan menerima dukungan hidup selama rawat inap, termasuk ventilasi mekanis, infus vasoaktif, atau oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO).
CDC merekomendasikan agar wanita yang sedang hamil, sedang menyusui, sedang mencoba untuk hamil sekarang, atau mungkin hamil di masa depan untuk divaksinasi dan tetap mengikuti perkembangan vaksinasi Covid-19.
”Di antara bayi yang sakit kritis ini, satu (0,4 persen) meninggal. Dari 43 kasus bayi yang dirawat di ICU, 88 persen memiliki ibu yang tidak divaksinasi. Ibu dari satu kasus—bayi yang membutuhkan ECMO—dan satu bayi yang meninggal, keduanya tidak divaksinasi,” tulis Patel dan tim.
Dari data ini, peneliti menemukan kemanjuran dua dosis vaksin mRNA bagi ibu selama kehamilan terhadap rawat inap terkait Covid-19 pada bayi berusia kurang dari enam bulan adalah 61 persen. Di antara 93 ibu yang diklasifikasikan telah divaksinasi, 90 orang (97 persen) telah mendokumentasikan tanggal vaksinasi. Efektivitas rangkaian vaksinasi Covid-19 dua dosis lengkap di awal kehamilan atau 20 minggu pertama adalah 32 persen dan pada kehamilan 21 minggu sampai 14 hari sebelum melahirkan adalah 80 persen.
Melintasi plasenta
Menurut Patel dan tim, temuan ini menunjukkan bahwa antibodi Covid-19 dapat berpindah melintasi plasenta dan memberikan perlindungan kepada bayi setelah melahirkan. ”Dengan bayi yang saat ini tidak memenuhi syarat untuk vaksinasi dan tingkat rawat inap bayi yang tersisa di tingkat pandemi tertinggi, penelitian ini menunjukkan bahwa vaksinasi Covid-19 selama kehamilan dapat melindungi bayi berusia kurang dari enam bulan dari rawat inap terkait Covid-19,” ungkap para peneliti ini menyimpulkan.
Namun, terkait kapan waktu terbaik bagi ibu hamil untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19, para peneliti menyerukan penelitian lebih lanjut. ”CDC merekomendasikan agar wanita yang sedang hamil, sedang menyusui, sedang mencoba untuk hamil sekarang, atau mungkin hamil di masa depan untuk divaksinasi dan tetap mengikuti perkembangan vaksinasi Covid-19,” tulis para peneliti.
Terlepas dari temuan bahwa mendapatkan vaksinasi di akhir kehamilan mungkin memberikan perlindungan lebih kepada bayi, penelitian lain menunjukkan bahwa menunggu sampai akhir kehamilan untuk mendapatkan vaksin dapat menyebabkan risiko signifikan lainnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Archives of Pathology & Laboratory Medicine pada 10 Februari, misalnya, menemukan bahwa wanita hamil yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami bayi lahir mati. Analisis terhadap 64 bayi lahir mati mengungkapkan bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, menimbulkan malapetaka pada plasenta atau menyebabkan pembekuan, kematian sel, dan peradangan.