Gunung Anak Krakatau beberapa kali erupsi dalam sepekan terakhir, tetapi pada Selasa (8/2/2022) sudah tidak terlihat lagi asap letusan. Tingkat bahaya gunung api di Selat Sunda ini masih Waspada atau level II.
Oleh
AHMAD ARIF
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gunung Anak Krakatau beberapa kali erupsi dalam sepekan terakhir, tetapi pada Selasa (8/2/2022) sudah tidak terlihat lagi asap letusan. Berdasarkan berbagai parameter pemantauan, tingkat bahaya gunung api di Selat Sunda ini dinyatakan tetap Waspada.
”Kami sudah mengevaluasi, memang belum perlu ada kenaikan status untuk Anak Krakatau,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono dalam pertemuan pers secara daring, di Jakarta, Rabu (9/2/2022).
Menurut Eko, Gunung Anak Krakatau memang mengalami erupsi. ”Saat ini kami mengevaluasi memang belum perlu ada kenaikan status. Tim masih melakukan evaluasi data secara menyeluruh untuk mengakses estimasi potensi ancaman bahaya ke depannya,” ujarnya.
Eko mengatakan, Badan Geologi sudah mengirim tim tanggap darurat untuk mengevaluasi data secara komprehensif. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Koordinasi dilakukan untuk menguatkan pemantauan Gunung Anak Krakatau, pemantauan longsoran pada tubuh Gunung Anak Krakatau, serta sistem peringatan dini tsunami.
”Saran untuk penguatan early warning (peringatan dini) tsunami yakni dengan menempatkan tide gauge (pemantau gelombang di pantai) dan buoy (pemantau apung di laut) pada pulau terdekat dari Gunung Anak Krakatau. Jadi, informasi potensi terjadinya tsunami dapat diketahui sebelum tsunami sampai ke pantai,” katanya.
Saran untuk penguatan early warning (peringatan dini) tsunami yakni dengan menempatkan tide gauge (pemantau gelombang di pantai) dan buoy (pemantau apung di laut) pada pulau terdekat dari Gunung Anak Krakatau.
Eko menambahkan, selain Anak Krakatau, saat ini ada 18 gunung api lain di Indonesia yang berstatus Waspada atau bahaya level II. Sementara gunung api yang berstatus Siaga atau bahaya level III ada empat, yaitu Sinabung, Merapi, Semeru, dan Ili Lewotolok. Adapun gunung api yang berstatus level I atau Normal sebanyak 47 gunung api.
Aktivitas Anak Krakatau
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani memaparkan, asap kawah di Anak Krakatau mulai terlihat sebelum 3 Februari 2022. ”Tanggal 3 Februari mulai muncul asap dari kawah yang menerus dan kemudian diikuti dengan letusan,” ujarnya.
Pada Senin (7/2/3033), asap kawah terlihat dengan ketinggian 25-50 meter. Laporan tertulis di Badan Geologi menyebutkan, erupsi Anak Krakatau pada hari itu sebanyak dua kali. Pertama, pada pukul 07.03, semburan abu vulkanik 600 meter di atas puncak. Erupsi pertama ini terekam di seismograf Badan Geologi dengan amplitudo maksimum 50 mm dan 103 detik.
Erupsi kedua terjadi pukul 10.05 dan lebih besar daripada erupsi pertama. Abu vulkaniknya teramati berwarna hitam mengarah ke timur gunung api tersebut.
Namun, menurut Andiani, pada 8 Februari 2022, asap kawah sudah tidak terlihat. ”Yang penting masyarakat harus tetap waspada dan tidak memercayai berita bohong atau hoaks,” ujarnya.