Penularan Demam Berdarah Masih Tinggi, Dilaporkan Ada 475 Kematian DBD
Kematian akibat demam berdarah dengue mencapai 475 kasus di Indonesia dengan kasus kesakitan 62.001 kasus.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat diimbau agar tetap waspada akan penularan penyakit demam berdarah dengue. Kasus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut masih tinggi. Setidaknya 475 kematian dilaporkan terjadi akibat demam berdarah pada tahun 2024.
Laporan Kementerian Kesehatan sampai dengan pekan ke-15 tahun 2024 menyebutkan, total kasus kematian akibat DBD 475 kasus. Kematian tertinggi dilaporkan di Jawa Barat (158 kasus), Jawa Tengah (105 kasus), Jawa Timur (37 kasus), Banten (24 kasus), dan Kalimantan Tengah (17 kasus).
Sementara itu, kasus kesakitan akibat DBD yang dilaporkan sebanyak 62.001 kasus. Kasus tertinggi di Jawa Barat (17.331 kasus), Banten (5.877 kasus), Jawa Tengah (4.330 kasus), Jawa Timur (3.638 kasus), dan Sulawesi Utara (2.763 kasus).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, di Jakarta, Kamis (18/4/2024), mengatakan, kasus penularan demam dengue dilaporkan di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Setidaknya kasus demam dengue sudah dilaporkan di 454 kabupaten atau kota dan kematian terjadi di 151 kabupaten atau kota.
Untuk itu, masyarakat diimbau waspada dengan risiko penularan demam dengue. Pengendalian dan pencegahan dengue harus terus dilakukan, termasuk setelah mudik Lebaran 2024 ini. ”Pascamudik lebaran, lakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Itu dilakukan mulai dari rumah kita karena ada risiko munculnya sarang nyamuk selama ditinggal mudik,” tuturnya.
Upaya pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukan melalui gerakan 3M, yakni menguras tempat penyimpanan air, menutup tempat penyimpanan air, dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air. Selain itu, masyarakat diminta lebih aktif melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya.
Apabila muncul gejala demam dengue, seperti demam tinggi, sakit perut, mual dan muntah, serta tidak nafsu makan perlu segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mengurangi risiko perburukan akibat demam berdarah dengue.
Apabila muncul gejala demam dengue, seperti demam tinggi, sakit perut, mual dan muntah, serta tidak nafsu makan perlu segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Nadia mengatakan, meski laporan kasus demam berdarah masih meningkat, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit masih dalam kondisi aman. ”Sampai saat ini BOR (tingkat keterisian tempat tidur) di rumah sakit masih 40 persen secara general. Itu untuk semua penyakit. Tidak ada juga peningkatan yang signifikan (keterisian tempat tidur) setelah mudik,” ujarnya.
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Eggi Arguni, dalam siaran pers, memaparkan populasi vektor infeksi dengue, yakni nyamuk Aedes aegypti akan meningkat selama musim hujan.
Ketika hujan, telur akan menetas. Saat hujan tempat pengembangbiakan nyamuk juga semakin banyak akibat air yang tertampung di berbagai wadah, seperti gelas plastik, kaleng bekas, ban bekas, dan talang air yang pampat.
Anak
Menurut Eggi, kasus demam berdarah yang dilaporkan saat ini bisa saja lebih besar dari jumlah kasus yang dilaporkan. Hal itu disebabkan banyak orang terinfeksi tanpa gejala. Biasanya, pada kasus tersebut hanya muncul gejala ringan, seperti demam yang ringan.
Meski begitu, masyarakat, terutama orangtua, harus tetap waspada terhadap penularan demam dengue. Upaya preventif sangat diperlukan agar anak yang terinfeksi bisa segera tertangani sehingga tidak mengalami kondisi yang lebih berat.
”Pada anak yang symptomatic atau menunjukkan gejala, kita harus mencurigai virus dengue, terutama ketika terdapat demam tinggi yang mendadak dan sifatnya kontinu atau terus-menerus. Ketika mereka diberikan obat penurun panas, biasanya panas tidak akan turun di bawah 38 derajat celsius,” tuturnya.
Selain itu, gejala lain yang biasanya muncul pada anak, seperti mual, muntah, badan lemas, muncul bintik-bintik perdarahan di kulit, dan anak yang tampak tidak ceria. Pada anak juga bisa menunjukkan respons tubuh berbeda dengan usia dewasa.
Pada usia dewasa, respons tubuh ketika terinfeksi demam dengue bisa disertai dengan nyeri sendi dan otot, sedangkan pada anak tidak. Itu disebabkan karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan sakit yang dirasakan.
”Pada spektrum infeksi dengue yang lebih berat, saat jumlah trombositnya sudah rendah, anak dapat mengalami mimisan atau gusi yang berdarah ketika sikat gigi,” kata Eggi.
Pengobatan di rumah
Eggi menyampaikan, pasien dengue dengan kondisi tubuh yang masih baik biasanya disarankan tidak perlu melakukan rawat inap di rumah sakit. Namun, itu dilakukan dengan syarat tetap membawa anak ke rumah sakit atau puskesmas setiap hari selama fase kritis. Pemantauan kadar hematokrit dan trombosit akan dilakukan sampai fase kritis terlewati.
Dalam masa perawatan di rumah, anak dengan demam dengue dapat diberikan obat penurun panas berupa paracetamol. Hindari obat-obatan golongan lain seperti nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). Golongan obat tersebut dapat memengaruhi fungsi trombosit yang justru bisa meningkatkan kecenderungan pendarahan yang hebat.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memastikan anak mendapatkan asupan air yang cukup, menjaga anak untuk istirahat di rumah, serta selalu waspada jika terjadi kondisi darurat seperti nyeri perut, muntah, dan bintik-bintik perdarahan di kulit. Segera bawa ke fasilitas kesehatan ketika kondisi darurat tersebut muncul.
Eggi menambahkan, orangtua harus menjaga anak dari infeksi virus dengue. Selain pemberantasan sarang nyamuk di dalam dan luar rumah, orangtua juga dapat melakukan upaya lain untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti.
”Orangtua juga dapat berupaya mencegah gigitan nyamuk, misalnya dengan memakaikan pakaian tertutup berwarna terang atau menggunakan repelen. Ketika anak terkena infeksi dengue, segera kenali gejala dan berobat ke pelayanan kesehatan terdekat,” tuturnya.