Kredit Karbon Berperan Meningkatkan Inovasi Teknologi Energi Bersih
Kredit karbon berkualitas tinggi berperan penting dalam mempercepat transisi menuju energi ramah lingkungan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·5 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS – Kredit karbon berkualitas tinggi berperan penting dalam mempercepat transisi menuju energi ramah lingkungan dan meningkatkan berbagai solusi. Untuk itu, diperlukan investasi sebesar 4,5 triliun dollar AS per tahun dalam rangka mempercepat penerapan seluruh teknologi dan infrastruktur energi ramah lingkungan.
Demikian laporan terbaru dari GenZero dan Badan Energi Internasional (International Energy Agency) yang disampaikan dalam rangkaian acara Konferensi Filantropi Asia atau Philanthropy Asia Summit (PAS) 2024 di Singapura, Selasa (16/4/2024). PAS 2024 diselenggarakan bersamaan dengan Ecosperity Week 2024 di Expo Sands & Convention Centre, Marina Bay Sands, Singapura, 15-17 April.
Dalam laporan terbaru itu disebutkan, kredit karbon berkualitas tinggi berperan mempercepat transisi menuju energi ramah lingkungan dan meningkatkan solusi, seperti hidrogen rendah emisi, bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF), serta penangkapan dan penyimpanan udara langsung (direct air capture and storage/DACS).
Laporan berjudul ”Peran Kredit Karbon dalam Meningkatkan Teknologi Energi Bersih yang Inovatif” itu memperkirakan, pada awal 2030-an diperlukan investasi tahunan sebesar 4,5 triliun dollar AS per tahun untuk mempercepat penerapan seluruh teknologi dan infrastruktur energi ramah lingkungan, naik dari 1,8 triliun dollar AS pada 2023.
”Untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emission/NZE) diperlukan transformasi sistem energi yang cepat, termasuk penerapan teknologi inovatif yang dapat mengatasi sektor-sektor yang paling menantang dan mengatasi residu emisi,” kata CEO GenZero Frederick Teo.
Berdasarkan laporan terkini Skenario NZE 2050 dari Badan Energi Internasional, kemajuan lebih lanjut sangat penting untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi-teknologi penting. Hidrogen rendah emisi, SAF, dan DACS perlu ditingkatkan secara substansial di tahun-tahun mendatang. Capaian peningkatannya bergantung pada penerapan awal dan investasi.
”Untuk memobilisasi tingkat investasi yang diperlukan, pemerintah dapat menerapkan serangkaian kebijakan pelengkap dan instrumen pembiayaan inovatif. Pendekatan terpadu antara dana publik dan swasta dapat membantu mengelola berbagai risiko dan menurunkan biaya modal keseluruhan untuk teknologi tertentu,” ujarnya.
Teo mengatakan, dana publik membantu pengelolaan risiko peraturan di suatu negara dan dapat membuka modal swasta untuk proyek-proyek awal. Di negara berkembang, pendekatan terpadu yang melibatkan hibah atau jaminan dapat mendukung masuknya pasar dan kelayakan proyek. Pemerintah berperan menjembatani kesenjangan investasi dengan memberikan peraturan yang jelas dan kebijakan yang mendukung.
”Mempercepat pengembangan dan adopsi teknologi penting, seperti hidrogen rendah emisi, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan penangkapan udara langsung sangat penting untuk mencapai dekarbonisasi mendasar pada skala industri dan mewujudkan ambisi net zero secara global,” ujarnya.
Biaya tinggi
Di samping tantangan kesiapan teknologi, menurut Teo, biaya tinggi terus menghalangi adopsi awal. Meskipun biaya pada akhirnya akan turun dan teknologi akan semakin matang, tak bisa dipastikan hal itu terjadi cukup cepat untuk mencegah krisis iklim yang akan terjadi. Maka, perlu mempercepat penerapannya dengan mendorong lebih banyak investasi dan pendanaan ke bidang-bidang ini.
”Pasar karbon, melalui kredit karbon berbasis teknologi berkualitas tinggi, menawarkan jalur yang terukur untuk mencapai hal tersebut,” katanya.
Dengan adanya kebijakan dan peraturan yang mendukung, panduan yang lebih jelas mengenai penghitungan karbon yang terkait dengan kredit karbon, serta permintaan perusahaan yang kuat dengan panduan klaim berintegritas tinggi, Teo yakin kredit karbon dapat memainkan peranan penting untuk meningkatkan solusi teknologi rendah karbon.
Kepala Ekonom Energi Badan Energi Internasional Tim Gould mengatakan, analisisnya menunjukkan bahwa hidrogen rendah emisi, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan penangkapan udara langsung memiliki peranan penting jika kita ingin membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius. Namun, saat ini kondisi ekonomi yang mendasarinya masih penuh tantangan.
”Untuk menjamin perluasan teknologi ini secara dini dan besar-besaran, pemerintah memerlukan serangkaian kebijakan yang saling melengkapi dan instrumen pendanaan yang inovatif,” ujarnya.
Menurut Gould, kredit karbon tidak dapat menjembatani kesenjangan investasi dengan sendirinya. Namun, kerja sama pihaknya dengan GenZero menggarisbawahi bahwa mekanisme pemberian kredit yang dirancang dengan baik dan kredibel dapat membuat proyek berjalan dengan meningkatkan pendapatan dan kemampuan perbankan.
Bermitra
Grace Fu, Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup sekaligus menteri yang bertanggung jawab atas hubungan perdagangan Singapura, menyampaikan, Federasi Bisnis Singapura (Singapore Business Federation/SBF) bermitra dengan para pihak dalam mendirikan Registrasi Faktor Emisi Singapura atau Singapore Emission Factors Registry (SEFR). Tujuannya untuk mendukung bisnis lokal menghasilkan inventarisasi emisi yang lebih akurat yang mencerminkan kondisi setempat.
”Didukung oleh Kementerian Perdagangan dan Industri serta Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup, SEFR akan memuat basis data faktor emisi yang disesuaikan dengan konteks Singapura,” ujarnya dalam sesi diskusi sehari sebelumnya.
Menurut Fu, faktor emisi berperan sebagai faktor konversi yang mengalihkan berbagai aktivitas bisnis ke dalam emisi gas rumah kaca yang terkait. SEFR mendukung perangkat dan solusi pelaporan yang ada di ekosistem untuk membantu perusahaan mengotomatiskan pelaporan keberlanjutan.
Saat ini, sebagian besar bisnis di Singapura menggunakan faktor emisi dari sumber internasional, seperti Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency/EPA) serta Departemen Urusan Lingkungan Pangan dan Pedesaan Inggris (Department for Environment Food and Rural Affairs/DEFRA) atas pelaporan keberlanjutan dan emisi karbon.
Karena itu, SEFR yang berisi faktor emisi lokal akan membantu perusahaan-perusahaan yang berbasis di Singapura untuk melacak dan melaporkan emisi dengan lebih akurat. Selanjutnya akan memberdayakan perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat mengenai cara mengurangi jejak karbon berdasarkan dampak lingkungan.
”Faktor emisi (emission factors/EF) dikembangkan secara bertahap dengan beban dasar awal yang terdiri dari data yang dikumpulkan dan dikonsolidasikan dari berbagai lembaga pemerintah yang siap pada akhir tahun 2024. EF itu terkait dengan transportasi, air, limbah, dan energi,” ucapnya.
CEO Federasi Bisnis Singapura (SBF) Kok Ping Soon mengatakan, SEFR akan menjadi sumber daya yang penting dan tepat bagi Singapura untuk mendukung perusahaan mengatasi tantangan saat ini dan mempercepat proses penghitungan karbon. Dengan pengembangan faktor emisi yang bersifat lokal, bisnis lokal dapat melaporkan emisi mereka dengan lebih akurat.
”SEFR adalah bagian dari rangkaian program yang lebih luas yang akan diluncurkan SBF secara bertahap untuk mendukung dunia usaha dalam transisi net zero. SBF akan bekerja sama dengan mitra ekosistem untuk mendukung dan memobilisasi komunitas bisnis dalam penerapan perangkat dan solusi keberlanjutan, khususnya untuk usaha kecil menengah,” tuturnya.