Keselarasan SMK dan industri diwujudkan. Penyelarasan bukan lagi sekadar di atas kertas.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keselarasan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri diperkuat lewat sinkronisasi kurikulum. Namun, keselarasan kurikulum yang selaras industri ini tidak lagi sebatas mendapat pengesahan dari industri.
”Kini, dengan adanya sinkronisasi, kurikulum sekolah akan dipandu sesuai kebutuhan dan permintaan industri. Kebutuhan tersebut dirumuskan bersama untuk mencapai sertifikasi kompetensi yang sejalan dengan industri,” kata Pelaksana Tugas Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Wardani Sugiyanto, yang dihubungi dari Jakarta, Sabtu (13/4/2024).
Menurut Wardani, keselarasan SMK dan industri yang bermakna diperkuat lewat program SMK Pusat Keunggulan (PK) yang diluncurkan sejak tahun 2021 hingga saat ini. Program SMK PK merupakan pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, serta dunia kerja.
Saat ini, sebanyak 1.850 SMK PK difasilitasi dalam pengembangan untuk menghasilkan perubahan pola pikir, yaitu kepemimpinan kepala sekolah, kemitraan serta penyelarasan dengan dunia usaha dan dunia industri, dan penyerapan tamatan. ”Pada tahun 2024 ini, sebagai pengembangan dan penajaman program, SMK PK akan difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia, yakni kepala sekolah, guru, dan pengawas. Salah satunya adalah bagaimana kepala sekolah dapat berperan sebagai CEO yang mampu memimpin dan mengelola satuan pendidikan dengan basis kolaborasi bisnis dan pembelajaran,” ujar Wardani.
Pada tahun 2022, dana pemadanan dukungan dari industri didapat senilai Rp 439 miliar. Di 2023 menjadi hampir Rp 300 miliar.
”Melihat potensinya yang cukup tinggi, langkah selanjutnya adalah memperkuat teaching factory. Kami pun memfasilitasi kerja sama dengan Direktorat Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Kementerian Dalam Negeri, untuk melakukan pendampingan agar SMK-SMK negeri ini memiliki sertifikat BLUD,” ujar Wardani.
Adapun bentuk pemadanan dukungan dari industri terdiri dari in cash dan in kind. Dukungan in cash atau bantuan dalam bentuk tunai dapat berupa peralatan pembelajaran, sarana dan prasarana, gedung, dan teaching factory. Adapaun dukungan in kind atau fasilitas dapat berupa pelatihan bagi guru, praktisi mengajar di satuan pendidikan, bantuan sinkronisasi kurikulum, penerimaan guru magang, dan sertifikasi kompetensi bagi guru.
SMK PK di daerah ini kini menerapkan project-based learning dengan sistem blok penuh.
Sementara itu, Kemendikbudristek akan memberikan dukungan dalam bentuk penguatan implementasi Kurikulum Merdeka. ”Kami memfasilitasi agar SMK PK ini menjadi rujukan bagi SMK lain dalam implementasi Kurikulum Merdeka, yang fungsinya sebagai komunitas belajar, saling berbagi praktik baik, bagaimana satuan pendidikan menyelenggarakan seri webinar, hingga pembuatan modul video pembelajar yang diunggah di Platform Merdeka Mengajar,” kata Wardani.
Berbasis industri
Secara terpisah, di webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertajuk ”SMK Semakin Hebat dan Berdampak, beberapa waktu lalu, Kepala Bidang SMK, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Ariswan, menyampaikan, kegiatan pembelajaran SMK PK di daerah ini kini menerapkan project-based learning dengan sistem blok penuh, yang didukung oleh industri sebagai pengontrol kualitas pada produk atau jasa yang dihasilkan. Pembelajaran berbasis projek tersebut dilaksanakan di teaching factory dengan peralatan yang sesuai dengan standar industri, yang sebagian besar merupakan bantuan dari program pemadanan dukungan.
Ariswan menambahkan, di bidang pariwisata, ada tiga SMK PK yang mengelola teaching factory dengan baik. Salah satunya adalah SMK Negeri 9 Padang, dengan teaching factory berupa education hotel (edotel) yang memiliki 21 kamar dan 2 ruang rapat. Tingkat huniannya mencapai rata-rata 60 persen, dan pada bulan-bulan tertentu hingga 100 persen. Mereka pun bekerja sama dengan biro perjalanan yang sudah terdaftar melalui Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA).
Kepala SMK Negeri 8 Medan, Sumatera Utara, Wilma Handayani, mengatakan, program skema pemadanan dukungan berdampak baik bagi sekolah. Salah satunya dimanfaatkaan untuk pengembangan teaching factory. Selain itu, terjadi peningkatan kerja sama dengan industri, baik di Kota Medan maupun di luar Kota Medan.
”Saat ini, kami sudah memiliki 108 MoU atau kerja sama dengan industri yang tidak terbatas pada pemagangan siswa saja,” kata Wilma.
Lebih lanjut, ia mengatakan, peningkatan kompetensi SDM dapat diwujudkan dengan menambah jumlah guru bersertifikasi serta didukung sarana prasarana berbasis industri. ”Kompetensi lulusan SMK pun meningkat, terlihat dari tracer study atau penelusuran lulusan yang cukup tinggi, baik yang berwirausaha maupun melanjutkan ke perguruan tinggi,” kata Wilma.